Bab 12

"Tristan," gumam Aurora dengan terkejutnya, melihat Tristan berdiri di pintu.

Tristan berdiri di samping ranjang Aurora dan menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mau apa kamu datang ke sini?" tanya Aurora kasar.

"Bagaimana kondisi kamu?" tanya Tristan.

"Nggak usah sok peduli dengan kondisi aku, karena semua ini kamu yang menjadi penyebabnya," jawab Aurora memutar tubuhnya membelakangi Tristan.

"Aku bukan perhatian sama kamu, tapi aku sedang memikirkan diriku sendiri. Aku bertanggung jawab atas kamu untuk hari ini, jadi aku harap keadaan kamu baik-baik aja," jawab Tristan yang terdengar sedikit keterlaluan.

Aurora merasa kesal mendengar itu. "Dasar laki-laki tak berperasaan," ucapnya namun hanya di dalam hatinya.

"Ra," panggil Tristan merasa diacuhkan. Namun Aurora memilih tak mempedulikannya, ia tetap berbaring dengan membelakangi Tristan.

"Aurora Zanita," panggil Tristan lagi dengan suara lebih tinggi.

"Berbalik sendiri atau kamu mau aku yang memutar tubuh kamu menghadap ku," ancamnya.

Aura bergeming. Ia tak peduli apapun yang dikatakan Tristan. Ia cukup kesulitan dengan penyakitnya saat ini. Ia tak ingin membebani pikirannya dengan meladeni laki-laki menyebalkan seperti Tristan.

Melihat Aurora yang tak juga bergerak, Tristan pun duduk di ranjang Aurora, lalu mengunci tubuh Aurora dengan kedua tangannya.

Aurora pun kaget dengan yang Tristan lakukan sehingga mau tak mau ia memutar tubuhnya menghadap Tristan. Kali ini Aurora berada di bawah tubuh Tristan yang sedang duduk di ranjangnya itu.

"Apa-apaan sih kamu ini Tristan!" Bentak Aurora.

"Aku udah bilang aku tak suka diabaikan Aurora, dan aku bisa melakukan apapun kepada kamu agar kamu mulai menuruti perkataanku," jawab Tristan dengan suara tertahan.

"Kamu mau aku bersikap bagaimana Tristan? Kau bilang kamu tidak perhatian padaku kan? Lantas, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak masalah jika kamu tidak peduli kepadaku," ucap Aurora jengah.

"Kamu yang menjadi penyebab aku sakit Tristan, jadi aku tak banyak berharap terhadapmu meskipun kamu mengunjungi ku."

Tristan tersenyum tipis. "Bahkan dalam keadaan lemah seperti ini kau masih saja bersikap angkuh nona Aurora," jawab Tristan menyeringai.

Aurora tak peduli. Ia memalingkan wajahnya agar tak berhadapan dengan laki-laki menyebalkan seperti Tristan.

Kemudian Tristan beranjak dari posisi nya hingga berdiri kembali di sebelah ranjang Aurora.

"Kamu harus istirahat, agar bisa segera pulang. Aku gak mau direpotkan terlalu lama untuk menjaga kamu," ucap Tristan ketika ia telah kembali di posisi semula.

Mendengar itu, Aurora memutar tubuhnya dan menatap Tristan. "Aku gak minta kamu untuk jaga aku Tristan, ada Arvin yang menjaga aku, jadi kamu tak perlu repot-repot."

"Arvin," sahut Tristan, menarik ujung bibirnya membentuk senyuman sinis.

Aurora menatap ekspresi Tristan yang aneh. "Apa yang direncanakannya?" Batin Aurora.

"Aurora, mulai sekarang kamu harus mulai menjauhi Arvin."

"Kenapa?" Aurora bingung.

"Kamu lupa? Kamu akan menjadi pacarku untuk 16 bulan ke depan, dan selama itu juga kamu tak bisa menjalin hubungan dengan laki-laki lain."

"Aku gak pernah bilang aku mau, Tristan."

"Kamu gak ada pilihan nona," jawab Tristan tak peduli.

"Terserah! Aku tetap tak akan menuruti kamu," sahut Aurora lalu memutar tubuhnya.

Tiba-tiba suster datang mengantarkan makanan untuk pasien. Tristan pun berinisiatif membuka penutup makanan itu.

"Makan," ucap Tristan singkat lalu menyerahkan mangkuk berisi bubur itu kepada Aurora.

Aurora melihat mangkok itu lalu berusaha mengambilnya, namun ditahan oleh Tristan.

"Kamu mau makan sambil tidur begitu?" Tanya Tristan lalu membantu membenarkan posisi kepala Aurora dengan menyetel kasurnya.

Aurora menurut, mungkin karena perutnya yang sudah terasa lapar. Tristan meletakkan makanan Aurora di atas pahanya dengan meja kecil sebagai penahannya.

"Bisa makan sendiri kan?" Tanya Tristan acuh.

Aurora tak menjawab. Ia hanya diam dan memulai aktivitas makannya secara perlahan. Sebenarnya ia kesal Tristan ada di ruangannya, namun ia sedang tak ada tenaga untuk ribut dengan laki-laki itu.

Aurora makan buburnya dengan perlahan tanpa bicara ataupun menatap Tristan. Laki-laki itu pun tak begitu peduli bagaimana reaksi Aurora terhadapnya. Ia hanya ingin memastikan Aurora membaik dan mengembalikan Aurora pulang dengan baik.

Meskipun begitu, Tristan tetap membantu Aurora. Ia menyiapkan buah yang telah disediakan rumah sakit untuk gadis itu, sehingga Aurora bisa langsung memakannya. Aurora malah merasa risih dengan sikap Tristan.

"Kamu ngapain sih? Nggak usah sok bantu aku deh," ujarnya kesal.

"Aku hanya membantu agar kamu mudah Aurora, apa yang salah?"

"Aku nggak suka, aku bisa sendiri."

"Turunkan lah kesombongan kamu sedikit," sahut Tristan berusaha sabar.

"Aku nggak suka kamu membantu aku Tristan, aku nggak mau punya hutang budi sama kamu," jawab Aurora kesal.

Mendengar itu Tristan tertawa renyah. "Ayolah Aurora, jangan berlebihan, hanya membantu kamu makan tak akan menjadikanmu hutang budi."

"Lalu bagaimana caranya agar aku tak lagi berurusan dengan kamu?" Tanya Aurora menatap Tristan.

Untuk sesaat Tristan balas menatap Aurora. Ia tak langsung menjawab gadis itu. Namun beberapa detik berikutnya Tristan mulai duduk di pinggir ranjang Aurora dengan tubuh menghadapnya.

"Kenapa kamu nggak minta ini di awal? Kalau kamu bilang seperti ini pada saat awal kita bertemu, mungkin aku bisa mempertimbangkannya," ucap Tristan dengan menatap Aurora dan tubuh yang berada tepat di hadapan Aurora.

"Tapi untuk saat ini..sudah terlambat nona, kau telah masuk dalam rencana ku," imbuhnya.

"Rencana apa maksud kamu?" tanya Aurora sedikit bingung.

"Apakah membuatku menjadi pacar kontraknya adalah sebuah rencana buruk?" batin Aurora sambil terus berpikir.

Tristan memajukan tubuhnya agar lebih dekat pada Aurora. "Kamu akan tahu jika kamu telah keluar dari rumah sakit."

"Aku tak berniat menjelaskan apapun kepada orang yang sedang terbaring lemah sepertimu," ucapnya lagi lalu tersenyum SMIRK.

"Kamu menyebalkan Tristan, bisakah kamu belajar untuk lebih peduli kepada orang lain?" tanya Aurora.

"Belajar apa? Aku saat ini sedang belajar kan? Aku datang ke sini untuk melihat kondisi kamu, lalu aku membantu kamu menyiapkan apa yang akan kamu makan," sahut Tristan tak terima.

"Ini bukan karena kamu peduli padaku, melainkan dirimu sendiri kan? Kamu takut orang tuaku kecewa karena kau membuat anak mereka sakit?" tanya Aurora merasa yakin.

"Ya salah satunya karena itu," jawab Tristan masih duduk di ranjang Aurora dengan tatapan masih tertuju gadis itu.

"Menjauh lah dariku Tristan, berada di dekatmu itu membuat aku sakit kepala," ucap Aurora mengusir Tristan.

Tristan tak mempedulikannya. Ia tetap duduk dir ranjang Aurora dengan posisi menghadap Aurora.

Baru saja tangan Aurora ingin mengusir Tristan, tiba-tiba pintu di buka oleh seseorang, membuat Aurora dan Tristan menoleh bersamaan.

"Arvin," suara Aurora terdengar begitu pelan.

Terpopuler

Comments

Bella syaf

Bella syaf

ceritanya seru juga 😁

2024-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!