Bab 16

Aurora telah tiba di rumahnya bersama Tristan. Pak Harun dan Bu Risa yang memang sedang menunggu mereka, segera menyambut keduanya di depan pintu rumah.

Tristan dan Aurora berjalan berdampingan ke arah pintu hendak masuk ke dalam, namun lebih dulu disambut oleh kedua orang tuanya.

"Ra, gimana kondisi kamu?" tanya mamanya lalu memapah putri semata wayangnya masuk ke dalam rumah.

"Aku gak apa-apa ma, tadi cuma kelelahan aja di kampus," sahut Aurora melangkahkan kaki nya menuju kursi ruang tamu nya.

"Terima kasih ya Tristan, kamu telah menjaga putri om dan mengantarkannya pulang," ucap Harun kepada Tristan.

"Sama-sama om, sudah tugas saya sesuai dengan janji saya tadi," jawab Tristan ramah.

Mendengar itu, Aurora pun mencibir. "Yang menjaga aku seharian ini itu Arvin, bukan kamu."

Harun menoleh. "Arvin? Siapa itu?" tanya ayahnya sedikit heran. Sepertinya ia belum pernah mendengar nama itu.

"Arvin adalah pa..," belum sempat Aurora menyelesaikan kalimatnya, Bu Risa telah memotongnya terlebih dahulu.

"Itu loh pa, temen SMA nya Aurora, dulu sering bantu tugas sekolah. Orangnya pinter banget soalnya," jawab Bu Risa melirik Aurora.

Aurora yang merasa bahwa mamanya seperti ada maksud lain pun hanya mengikuti yang dilakukan Bu Risa.

"Kenapa ya mama sepertinya tidak mau jika aku menceritakan soal Arvin kepada papa?" batin Aurora bingung.

"Oh, sepertinya papa belum pernah mendengar namanya," jawab Harun lalu duduk di sofa yang berada di ruang tamunya. Begitupula dengan yang lain.

"Memangnya ada teman Aurora yang papa ingat namanya?" tanya Risa mencoba mengalihkan perhatian suaminya.

"Oh iya juga sih, papa gak mengenal hampir semua teman-teman Aurora ya," jawab ayah Harun tertawa kecil.

Aurora dan Bu Risa berpandangan sesaat, kemudian ikut tersenyum.

"Maaf Om dan Tante, kalau begitu saya izin pulang saja ya, saya rasa Aurora butuh istirahat," ucap Tristan lalu berdiri dari duduknya.

Pak Harun pun ikut berdiri, disusul Bu Risa dan Aurora.

"Baiklah nak, sekali lagi terima kasih ya telah mengantarkan Aurora sampai rumah dan bersedia menjaganya hampir seharian ini," ucap Pak Harun menepuk pundak Tristan.

"Nggak usah berterima kasih om, saya merasa senang bisa menjaga Aurora," jawab Tristan ramah.

"Cih, pintar sekali orang ini bersandiwara, menjijikan," ucap Aurora dalam hatinya dengan pandangan yang sinis.

Tristan menangkap ekspresi wajah Aurora lalu tersenyum tipis.

"Dia lucu juga jika kesal seperti itu," ucap Tristan dalam hatinya.

Tristan pun berjalan bersama Pak Harun dan Bu Risa hendak mengantar Tristan hingga pintu rumahnya. Sedangkan Aurora tak berniat untuk mengantar lelaki itu.

"Kamu gak ikut mengantar Tristan ke depan Ra?" tanya Oak Harun yang tersadar jika putrinya masih duduk manis di sofa.

"Aku di sini aja pa," jawab Aurora malas.

"Iya biar Aurora duduk aja om, kasihan masih belum pulih tubuhnya," sahut Tristan lalu menoleh ke Aurora sekilas.

Aurora membuang pandangannya ke tempat lain. Sungguh muak sekali melihat sikap Tristan yang seperti memiliki 2 kepribadian itu.

"Pandai sekali ia berpura-pura, ah menyebalkan," gerutu Aurora ketika mereka telah menjauh darinya.

Aurora pun memilih pergi dan masuk ke dalam kamarnya. Badannya masih belum pulih benar, sehingga ia ingin istirahat di kamar tercintanya.

Setelah merebahkan dirinya, ia mengambil ponsel bermaksud menghubungi Arvin. Ia tadi telah berjanji untuk memberinya kabar ketika telah tiba di rumah.

"Aku udah di rumah Vin, sekarang lagi istirahat di kamar," bunyi chat dari Aurora.

"Baguslah kamu udah sampai, aku juga belum lama sampai di rumah. Bagaimana kondisi kamu?"

"Aku baik sayang, hanya perlu istrahat aja nih, karena rasanya lebih mudah lelah dari yang biasanya."

"Ya udah kamu istirahat aja ya Ra. Oh iya si Tristan itu gimana? Langsung pulang?"

"Tadi sih dia mampir sebentar lalu pulang, aku langsung masuk kamar Vin, males lama-lama sama dia."

"Baiklah, ya udah, kamu tidur ya istirahat, besok jangan terlalu lelah ya. Love you."

"Oke Vin, kamu juga istirahat ya. Love you too."

Aurora mengakhiri chat nya bersama Arvin lalu meletakkan ponselnya di nakas.

Baru saja akan memejamkan mata, pintu kamar Aurora dibuka oleh mamanya.

"Kamu udah tidur sayang?" tanya Bu Risa ketika melangkah menghampiri Aurora.

Aurora beranjak dari tidurnya dan duduk di tempat tidur. "Belum ma, ada apa?"

Bu Risa duduk di sebelah putrinya. "Nggak apa-apa, mama cuma mau tanya aja sama kamu."

"Tanya apa ma?"

"Kamu dan Arvin masih menjalin hubungan?"

Aurora mengangguk. "Kenapa? Kok mama menanyakan itu?"

"Nggak apa-apa sayang, tapi papa kan belum tahu mengenai hubungan kamu dan Arvin, ada baiknya kamu jangan bilang dulu ke papa."

"Memangnya kenapa ma?" tanya Aurora bingung.

Bu Risa terdiam. Ia bingung bagaimana menyampaikannya kepada Aurora, jika suaminya terlalu protektif kepada putrinya. Pak Harun pasti tidak menyetujui hubungan Aurora dengan Arvin karena Arvin tidak berasal dari keluarga kaya. Lain halnya dengan Tristan, selain anak dari teman lamanya, Tristan adalah calon penerus perusahaan besar milik keluarganya.

"Ma? Kok diam aja?" tanya Aurora heran karena tiba-tiba mamanya melamun.

"Eh iya nggak apa-apa kok, jadi papa itu kan laki-laki, gak mudah menerima putrinya tiba-tiba memiliki hubungan dengan laki-laki. Seorang ayah bisa sangat protektif terhadap anaknya Ra," Bu Risa berusaha menjelaskan.

"Begitu?" tanya Aurora memastikan.

"Iya, jadi baiknya kamu cerita itu nanti saja, ketika usiamu kira-kira sudah mencukupi ya."

"Ya baiklah ma, aku menurut saja," jawab Aurora tersenyum.

"Ya udah gih, kamu istirahat dulu, kan belum pulih benar," ucap Risa lalu beranjak dari tempat tidur Aurora.

Aurora memasang wajah tersenyum hingga mamanya menghilang dari balik pintu.

Kemudian ia mulai berbaring di tempat tidurnya dengan mata terpejam. Namun tak jua terlelap.

Ia teringat akan perkataan mama nya yang melarang menceritakan tentang Arvin kepada ayahnya.

Mengapa? Pasti bukan karena aku yang belum cukup umur. Aku sudah dewasa. Aku sudah bisa membedakannya yang baik dan tidak. Pasti ini ada alasan lain, hanya saja mama tak mau berterus terang kepadaku.

Apakah papa tak menyetujui hubunganku dengan Arvin jika ia mengetahuinya?

Tapi kenapa? Arvin bahkan pria yang lebih baik daripada Tristan.

Apa karena Arvin bukan berasal dari keluarga kaya? Sehingga papa tak bisa menerimanya jika tahu tentang hubunganku?

Aurora terus memikirkan itu sepanjang malam. matanya terpejam namun tak tertidur. Ia memikirkan jika hubungannya dengan Arvin jika tidak disetujui oleh papanya, maka akan semakin sulit untuk menyingkirkan Tristan dari hidupnya.

Terpopuler

Comments

Bella syaf

Bella syaf

iya juga ya Arvin baik banget, tapi tokoh utamanya Tristan 🥹

2024-09-15

0

Meyginia

Meyginia

Tristan manipulatif... jadi greget. Arvin kayaknya terlalu baik kalau untuk dijahatin

2023-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!