Bertemu Edric

Satu bulan berlalu dua orang yang tinggal satu atap itu masih bersikap sama, Kenzo dengan segala perhatiannya kepada sang istri dan Sion dengan ego yang di milikinya

Namun wanita itu semakin merespon dengan baik pria itu, tidak seperti awal mereka menikah sekarang Sion sudah kembali seperti adik Kenzo yang dulu, membuat Kenzo semakin bersemangat untuk meluluhkan hati sang istri

“Kakak…”. Sion baru keluar dari kamar sekarang wanita itu akan berangkat menuju rumah sakit karena akan melakukan operasi pada salah seorang pasiennya “Aku berangkat, mereka pasti sudah menunggu”

“Kau bekerja? Bukankah ini weekend”. Kenzo dengan celemek yang masih dia kenakan menatap heran wanita itu

“Ya aku akan bekerja hari ini, ada operasi akan ku lakukan”. Sion buru-buru memakai jas nya

“Biar aku mengantar mu, kau ambil dan makanlah di mobil”

Kenzo menaruh roti bakar yang sudah dia buat ke dalam sebuah wadah kecil untuk Sion bawa, setelah itu dengan cepat pria itu mengambil kunci mobil di kamarnya

Pria itu hanya mengenakan celana pendek dan juga kaos yang pas melekat di tubuhnya hingga menampakan bodi ramping dan juga kekar milik Kenzo

“Kakak akan keluar dengan pakaian seperti itu?”. Sion menatap aneh

“Ya tentu saja jika aku berganti pakaian, itu akan memakan waktu kan”. Kenzo langsung mengajak sang adik untuk ke parkiran agar mereka dapat berangkat dengan cepat “Ayo!”

Kenzo dengan cepat memajukan kendaraannya menuju rumah sakit yang mereka tuju pria itu mencuri pandang seperti biasa pada Sion yang sedang menikmati roti bakarnya

“Apa kau akan lama?”. Kenzo menanyakan waktu kerja sang istri

“Cukup lama, mungkin sekitar tiga jam”. jawab Sion tanpa melirik sang kakak “Kakak pulanglah duluan tidak perlu menunggu ku aku akan pulang sendiri”

“Tidak aku akan pergi sebentar ke kantor, aku juga akan menjemput mu sekalian nanti”

“Hmmm”. Sion hanya berdehem

“Umh bisakah aku meminta sesuatu?”. Kenzo nampak gugup

“Apa?”

“Bisakah kau berhenti memanggil ku kakak?” . Kenzo menetralkan nada bicaranya “Kita sudah menikah kau tidak ingin memanggil ku dengan yang lain….”

“Tidak”. Sion menjawab singkat wanita itu sedikit cemberut dengan permintaan Kenzo “Lapipula aku harus panggil kakak dengan apa coba?”

“Suami ku? Sayang?”. Kenzo memberi contoh seperti apa yang dia inginkan

“Tidak mau”. wajah Sion bersemu hanya dengan membayangkan itu saja “Menggelikan sekali…”

“Ya baiklah jika kau tidak ingin”. Tapi satu saat kau harus mengatakannya setiap hari…

Kenzo dan sion sudah sampai di depan rumah sakit yang mereka tuju, Kenzo keluar terlebih dahulu untuk membuka pintu untuk istrinya

“Padahal sudah kubilang berapa kali kakak tidak perlu melakukan itu buat malu saja”. Sion membuka pintu terlebih dahulu saat Kenzo sudah berada di depan sana

Hingga beberapa wanita menatap Kenzo dengan tatapan kagum penampilan Kenzo yang sederhana semakin memancarkan ketampanan pria itu

‘Ah lihat tuan Kenzo, pria itu tampil beda lihat tubuh kekarnya aku ingin masuk kedalam dekapan itu..

‘Nona sion sangat beruntung memiliki kakak setampan dia aku juga ingin kyaa

Pujian dari para wanita pengagum Kenzo terdengar jelas di telinga Sion dan itu sudah menjadi hal yang lumrah dan selalu membuatnya pusing sendiri

Hal itu jugalah yang sellalu membuat Sion tidak suka jika harus membwa pria itu kemana pun mereka pergi Sion akan selalu kesulitan dengan para penganggum pria itu

“Aku pergi dulu kalau begitu”. Kenzo mengusap pelan pipi Sion begitu pria itu akan pergi meninggalkan rumah sakit

“Ck menyebalkan sekali kakak terlalu merepotkan”. Sion beruman kesal

Wanita itu langsung masuk ke dalam ruang operasi yang sudah staf sediakan dan benar saja beberapa perawat dan dokter pembantu juga sudah bersedia di sana

“Nona semuanya sudah tersedia silahkan anda mulai”. Seorang suster membuka pintu untuk wanita itu dan juga menyediakan masker dan penutup kepala untuk wanita itu

Hingga beberaa jam berlalu, keringat bercucuran yang senantiasa di lap oleh salah satu perawat yang membantu proses operasi itu Sion melakukannya dengan baik seperti biasa

Wanita itu tidak main-main dalam pekerjaannya membuat Sion menjadai salah satu dokter yang paling di sukai di sana

“Selesai….. hufff”. Sion terengah-engah begitu wanita itu selesai melakukan tugasnya “Aku menyerahkan sisanya pada kalian”

Son menatap para perawat dan juga salah satu dokter muda di sana, “aku akan istrahat”

“Baik Bu”

Sion berjalan menuju ruangan pribadinya untuk beristirahat sejenak dari aktivitas yang menguras tenaga itu

“Tring!

Bunyi pesan masuk dan Sion hanya mengabaikannya karena berpikir jika itu pastilah dari Kenzo yang ingin pulang bersamanya, tapi tidak menunggu beberapa lama ponsel wanita itu kembali berdering menandakan panggilan masuk

“Ck kakak merepotkan sekali…”. Dengan terpaksa Sion mengambil ponsel yang berada di tasnya seketika wanita itu langsung gugup membaca nama yang tertera di sana “Edric…”

“sayang kau di mana?”. Edric langsung bertanya begitu Sion mengangkat panggilannya “Aku sudah di tanah air sayang ayo kita bertemu”

“Ka..kapan kau sampai?”. Sion menenangkan dirinya “Sejak kapan kau kembali?”

“Sejak kemarin, aku sudah beristirahat dengan baik jadi ayo kita bertemu, kau di rumah sakit? Aku akan ke sana”

“Ta.tapi Ed”. Sion ragu “Aku…”

“Kau sibuk ya, aku akan menunggu mu jika masih ada pekerjaan aku sangat merindukan mu”. Edric terdengar sangat memohon membuat Sion menjadi luluh

“baik jemput aku, aku baru selesai melakukan operasi kecil seklaian makan siang”

“Baiklah sayang… tunggu aku di sana oke”

Sion memegang dadanya yang terasa sesak dia belum memberitahu tentang hubungannya dan Kenzo ini, pria itu pasti akan sangat sedih begitu mengetahui berita itu

Tring!

Sebuah pesan masuk dan sion melirik nama pengirim yang ternyata adalah suaminya Kenzo “Aku ada pekerjaan kau tidak apa pulang sendirikan”

“Tentu saja itu juga keinginan ku”. Sion menatap malas pesan itu tanpa berniat untuk membalasnya atau membukannya sama sekali

“sayang….”. Edric menyap manis kekasihnya begitu meihat Sion sudah menunggu di depan rumah sakit “Aku merindukan mu…”

Sion hanya terenyum kecut sambil menatap sayu sang kekasih

“Ayo kau pasti sudah sangat lapar kan, aku akan membawa mu ke tempat makan kita biasa”. Edric dengan cepat menarik tangan kekasihnya menuju mobil, Edric membawa wanita itu ke tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama

“Aku sangat merindukan mu”. Edric menggenggam tangan wanita itu sampai mereka berdua sampai di restoran favorit mereka, sementar Sion hanya membalas dengan senyuman kaku

“Sayang ada apa dengan mu kenapa sejak tadi kau diam, apa kau punya masalah? Katakan pada ku”. Edric merasa ada hal berbeda dari kekasihnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!