Sion termenung dalam kamarnya, sejak tadi wanita uring-uringan dengan ponselnya sendiri gadis itu sibuk membolak balik hp nya, sejak kemari Sion tidak sekalipun membalas pesan dari kekasihnya
Sayang kenapa, apa kau marah dengan ku apa aku melakukan kesalahan tolong katakan jangan mendiamkan aku seperti ini. Edric mengirim pesan pada Sion
"Ck bagaimana cara ku memberitahu nya aku tidak ingin jika Edric mengetahuinya lebih dulu nanti". Sion mengusap wajahnya kasar dia begitu frustasi dengan keadaannya "Maafkan aku Ed...."
Tring!'.
Bunyi panggilan masuk, membuat Sion melirik nama kontak itu dan itu adalah Edric yang sudah menelfon nya berulang kali, Sion dengan terpaksa mengangkatnya
"Sayang jangan membuat ku takut, kau marah dengan ku aku buat salah pada mu ya??". Edric berbicara panik begitu pertama kali Sion mengangkat panggilan itu "Aku minta maaf aku pasti ada salah kan"
Sion semakin sedih saat mendengar suara pria itu tapi Sion mencoba untuk tetap tenang
"Ed maaf aku baru bis menghubungi mu, aku sangat sibuk dengan pasien ku maaf ya...". Sion berbicara dengan nada pelan tapi terdengar jelas "Kau pasti khawatirkan"
"Ya... Sion aku sangat merindukan mu...."
Saat ini Edric berada di Australia mengurus perusahaan keluarganya, pria itu terpaksa pergi kesana karena urusan mendadak membuat Edric harus menunda rencananya untuk melamar Sion
"Sayang... tunggu aku kembali, aku akan membawa kabar baik untukmu". Edric terdengar frustasi karena pekerjaannya "Pekerjaan ini sangat menghalangi ku hufff"
"Tenang saja Ed aku akan menunggu mu...".
"Ck terimakasih sayang... kau benar-benar perempuan spesial sangat pengertian". Edric tersenyum lebar di ujung sana "Aku mencintai mu"
"Aku juga".
****
"Sayang kau sudah siap?". Irene masuk ke dalam sebuah ruangan di mana Sion sedang di make over untuk acara pernikahannya dan Kenzo
"Sebentar lagi ma...". Sion menatap dirinya di cermin lebar itu "Harusnya aku memakai ini saat aku dan Edric akan menikah tapi kenapa...."
Sion bergumam sedih dia merasa jika dia sedang mengkhianati kekasihnya karena Sion tidak pernah sekali pun mengungkap apa yang terjadi pada Edric saat ini
Edric juga terlalu sibuk mengurus cabang bisnis milik keluarga mereka, pria itu jarang sekali memiliki kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya
Irene menatap putrinya yang nampak bersedih dan dia sangat paham kenapa itu "Sayang.... Mama tahu jika kau sangat tidak siap untuk ini semua tapi satu hal yang ingi mama katakan pada mu..."
Wanita paruh baya itu menatap dirinya dan Sion di bayangan cermin "Kau harus. menjalaninya semua dengan tabah, ada hal yang tersembunyi dalam kehidupan yang tidak bisa kau tebak alurnya dan mungkin menikah dengan Kenzo adalah salah satunya"
"Aku tidak memiliki perasaan seperti itu pada Kenzo... aku menyayangi kak Ken karena di saudara ku dan sekarang itu hilang karena perbuatannya sendiri". Sion masih tidak terima "Aku tidak tahu ma, apa aku bisa bertahan tinggal bersama nya nanti"
"Mama mengerti, tapi kau harus tetap menjalani kehidupan mu sayang dan kau akan menemukan banyak kehidupan di sana nanti percayalah pada mama"
"Bagaimana Son kenapa kau tampak kaku begitu". Kevin menjitak kepala putranya "Jangan membuat putri ku malu dengan kegugupan".
"It's ok dad aku akan menikah dengan orang yang ku cintai jelas saja aku gugup". Kenzo bercermin berkali kali menatap kesempurnaan dirinya "dan Papa juga tidak perlu meledek ku seperti itu, aku tahu kau bahkan sangat gugup saat menikah dengan mama"
Kenzo memberikan fakta yang membuat Kevin terdiam putranya benar dia juga sama gugupnya dulu
"Nak kau sudah selesai cepatlah pendeta sudah menunggu sejak tadi". Joe masuk keruangan putranya untuk memastikan
"Baik Yah".
Joe mengantar putra mereka sampai ke depan altar lalu kembali pada istrinya yang sudah menunggu di salah satu kursi tamu
Tidak banyak orang yang hadir di sana kecuali teman terdekat mereka, termaksud Calvin bersama orang tuanya
"Jadi rencana ku berhasil?". Calvin bertanya dengan polos pada Kendrix di sampingnya "Aku tidak menyangka jika mereka menikah secepat itu"
"Diam kau sialan!". Kendrix mengumpat pelan dalam hati "Bukan hanya mereka cepat menikah kakak ku hampir saja pindah alam karena rencana"
"What!". Calvin heran "Kau serius?".
"Tentu saja! menurutmu?". Kendrix tidak pernah main-main
Calvin mengehentikan pertanyaan nya saat acara akan di mulai lagipula pemuda di samping bisa membunuhnya kapan saja karena Kendrix terlihat sedikit kesal
Sion dan Kenzo berdiri berhadapan saat ini Kenzo masih merasa gugup dan mungkin lebih karena tatapan datar wanita di depannya tapi sebisa mungkin pria itu menahan kegugupannya
Kenapa dia cantik sekali, dia sangat..... Kenzo menatap Sion dengan lekat sementara yang di tatap hanya menatap malas kepada sang kakak
"Kalian siap?". Pendeta pria yang berada di samping Joe berbisik "Baiklah aku akan memulai jangan terlalu gugup dalam menyampaikan janji kalian karena itu hanya sekali dalam seumur hidup"
Sion dan Kenzo mengangguk mengerti, Kenzo sangat serius dia menyiapkan hatinya untuk mengikut setiap janji dan ucapan yang dia dan Sion ucapkan dan menempatkannya baik-baik dalam hatinya
Sion dan Kenzo mengikuti instruksi dari pendeta yang berada di depan mereka sampai Janji pernikahan mereka ucapkan dan yang terakhir adalah ciuman sebagai tanda mereka sah menjadi suami istri
"Mulai saat dan sampai maut memisahkan kalian kalian telah sah menjadi pasangan suami istri"
Kenzo mendekatkan wajahnya pada Sion pria itu jelas semakin gugup itu bukan pertama kali dia mencium Sion tapi tubuhnya sudah terasa panas dingin
Ck apa-apa kenapa kakak lama sekali lakukan dengan capat aku sangat malas. Sion menatap Kenzo dengan kesal karena pria itu hanya menatapnya dengan kaku
Cup
Ciuman lembut mendarat di bibir Sion, wanita itu dapat dengan jelas merasakan bibir lembut ituu mengecupnya, ciuman yang berbeda.saat terakhir kali Kenzo menciumnya paksa
Sion mendorong pelan dada Kenzo, merasakan kegugupan yang sebenarnya dia tidak seharunya malu karena itu adalah bagian dari rangkaian pernikahan mereka
"Kenapa?". Kenzo berbisik dengan pelan sejak mereka turun dari altar dan berjalan menuju pesta Sion selalu diam "Kau masih marah dengan ku?"
"Menurut kakak?!". Sion menjawab dengan nada kesal
"Sudah pasti seperti itu, tapi sekarang bersikaplah ramah jangan mempermalukan teman-teman terdekat orang tua kita".
Kenzo menatap Irene dan keempat sahabatnya dan juga Joe bersama rekan-rekan terdekatnya termaksud Suga yang sekarang berjalan menghampiri kedua mempelai itu
"Paman...". Kenzo menyapa pria itu terlebih dulu
"Selamat Kenzo kau benar-benar memberi kejutan pada paman!". Suga tersenyum sudah lama pria itu menemani Kenzo dalam karirnya dan mereka akan berpisah karena Kenzo sendiri sudah menikah itu adalah perjanjian dulu
"Ya paman benar, kapan paman akan menyusul". Kenzo menyindir pria yang baru berusia 42 tahun itu "Paman masih sibuk dengan perusahaan paman?"
"ya ku pikir begitu, aku tidak berniat menikah lagi pula aku sudah punya anak angkat aku akan fokus pada mereka". Suga tersenyum manis membayangkan ptra dan putrinya yang sudah beranjak dewasa
Hari begitu melelahkan terutama untuk kedua orang yang melakukan ritual pernikahan itu, Kenzo dan Sion harus tersenyum sepanjang hari dan itu membuat pipi mereka sangat kaku
Terutama Sion wanita itu sangat memaksa senyumnya walau hatinya kesal lain halnya dengan Kenzo pria itu memang sedang bahagia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments