🏘️ Kediaman Wilson🏘️
Dan tampak didalam rumah kediaman Mewah Henri Wilson, Henri baru saja keluar dari ruang kerjanya diikuti oleh sekretarisnya Jhon.
" Tuan.." Panggilnya.
"Ada apa." Jawab Henri, singkat
" Bagaimana hubunganmu, dengan Nona Rania selanjutnya, apakah setelah wajah anda kembali normal?, anda akan menyuruhnya untuk pergi, atau anda akan menceraikannya, jika wajah anda sudah kembali. Sebab gampang bagi anda, untuk mendapatkan wanita setelah wajahmu sudah kembali."
Saat mendengar pertanyaan Jhon, laki - laki tampan itu, seketika merenung, dia tampak mencernah setiap perkataan sekretarisnya, yang menurutnya ada benarnya.
Apalagi pernikahan ia, dan Rania terjadi karena hutang - hutang Ayah dari Rania, jadi kapan saja ia bisa menceraikan wanita itu.
" Ntalah Jhon, untuk saat ini, pertanyaanmu itulah, tak bisa kujawab." Jawabnya, dengan suara yang terasa begitu berat.
Sekretaria taman itu hanya tersenyum, saat mendengar, ucapan Tuan mudanya, dan dalam dirinya semakin yakin, Henri sudah jatuhcinta pada Tuanmudanya.
" Apakah anda sudah jatuh cinta padanya Tuan..?" Tanya Jhon, yang ingin mencari tau.
" Kau jangan bercanda Jhon, mana mungkin aku jatuh cinta padanya.Kau pikir aku pria, yang gampang luluh hanya dengan seorang wanita." Serunya dengan wajah yang terlihat kesal
" Maaaf Tuan."
Dan dari kejauhan tampak sosok Rania, yang baru saja masuk kedalam rumah, setelah menghabiskan waktu beberapa menit, ditaman belakang.
" Selamat malam Tuan."
" Selamat malam, dari mana saja kau." Tanya Henri, dengan tatapan penuh selidik
" Aku baru saja dari taman belakang."
Jhon Yang sedang berada disitu, terus menatap wajah Rania, dengan tatapan intens , apalagi melihat mata Rania yang tampak begitu sembab.
" Nona, apakah anda baik - baik saja." Bertanya, dengan rasa yang begitu penasaran.
Mendengar pertanyaan Jhon, Seketika Henri langsung menatap Rania dengan tatapan intens, berusaha untuk mencari tau, lewat tatapan matanya.
Rania yang menyadari suaminya, tengah memperhatikan dengan seksama, seketika langsung menunduk, berusaha menyembunyikan kesedihannya.
" Aku baik - baik saja sekretaris Jhon." Jawabnya, sembari menunduk karena, tidak mau, Henri mengetahui dia tengah bersedih.
" Apakah kau baru saja selesai menangis..?" Tanya Henri, yang menaruh rasa curiga.
" Tidak Tuan, mataku kemasukan debu." Jawabnya, berbohong.
" Kemasukan debu.?" Bertanya, hingga tatapan matanya begitu mendalam menatap istrinya.
" Iya Tuan,mataku kemasukan debu."
Jhon hanya diam saat mendengar jawaban Rania, dan iya mengetahui kalau Rania tengah berbohong.
Menghembuskan nafas dalam, saat mendengar ucapan istrinya.
" Baiklah ayo kita kekamar." Ajaknya.
" Iyaa Tuan, ayo." Timpal Rania, dengan mengikuti langkah kaki Suaminya, berjalan menuju lantai tiga kamar mereka.
Tatapan matanya menatap intens pasangan Suami istri itu, dan dalam kata hatinya meyakini menangis karena ada kaitannya, dengan Tuanmudanya.
" Apakah Nona Rania menangia, karena ada kaitannya dengan Tuan muda." Gumamnya, dengan rasa penasaran yang teramat sangat.
********
Kini mereka telah berada dikamar, dan kegelisahan tengah melanda wanita cantik itu.
" Tuan..!" Panggil Rania, lembut.
" Ada apa."
" Meemm....!" Ucapnya yang ingin menanyakan sesuatu, tapi masih perasaan takut, tengah menyelimuti.
" Katakan Rania , jangan membuatku penasaran.Memang ada yang melarang mu untuk berbicara."' Seru Henri, dengan volume suara sudah mulai meninggi, karena rasa penasaran apa yang akan ditanyakan Rania.
" Maaf Tuan, dan apakah boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
" Bertanya." Dengan tatapan mata menatap dalam, istrinya."
" Iya Tuan." Jawabnya, dengan menundukan wajah.
" Apa yang ingin kau tanyakan padaku Rania?"
" Apakah anda akan menceraikan aku, setelah wajah anda kembali normal, sebab mudah bagi anda untuk mendapatkan wanita yang lebih dariku Tuan." Tanya Rania, dengan berusaha memberanikan diri untuk berani.
Seketika raut wajahnya berubah kesal, dan tatapan matanya nyaris menyeruak dari tempatnya saat mendengar pertanyaan dari bibir Rania.
" Angkat wajahmu, dan tatap aku sekarang" Titahnya.
Dengan memberanikan diri, dia mengangkat wajahnya, dan menatap manik mata berwarna cokelat itu.
" Maafkan aku Tuan., karena sudah menanyakan ini padamu." Seru Rania, karena sejujurnya rasa takut tengah menyelimuti dirinya saat ini.
" Apakah kau punya pria lain Rania."
" Tidak Tuan, aku tidak punya kekasih." Jawabnya, sembari menggeleng cepat, berusaha untuk meyakinkan.
" Terus kenapa kau bicara ingin berpisah, apa kau ingin bercerai dariku?, Karena kau pikir setelah wajahku kembali normal, jadi aku akan membebaskan mu begitu saja."
" Tidak Tuan,aku hanya..., aku hanya..." Ucapnya yang penuh keraguan, hingga tak dapat melanjutkan kata - katanya.
" Aku hanya apa, apakah kau jatuh cinta padaku Rania..?"
"Deeggg.."
Terkejutnya Rania, karena pertanyaan Henri, sangat benar adanya.
" Tidak Tuan, aku tidak jatuh cinta padamu." Jawab Rania, yang memilih untuk berbohong, karena dia tidak mau, jika Henri mengetahui perasaannya, yang sebenarnya.
Meraih tengkuk istrinya dengan sedikit kasar, hingga kedua pasang mata itu saling bertemu.
" Ingat, jangan pernah berpikir untuk pergi dariku, atau pergi dengan pria lain.Kalau tidak mau aku membunuhmu.Camkan kata - kataku itu Rania.Titahnya dengan nada tegas, hingga membuat nyalinya menciut.
" I.. iya Tuan."'Jawab Rania, dengan nada sedikit gugup karena rasa takutnya, saat mendengar ancaman Henri
Saat Henri akan berbalik, langkah kakinya kembali terhenti, saat mendengar seruan Rania.
" Tuan..., aku menginginkanmu." Ucapnya, sembari menunduk karena malu dengan ucapnya sendiri.
Menyunggingkan senyuman dibibirnya, saat nendengar keinginan istrinya, dan raut wajahnya berpura - pura kesal
" Kau sekarang sudah sangat berani padaku Rania..!" Dengan volume suara mulai meninggi, sembari berjalan menghampiri.
" Maafkan aku Tuan, jika aku sudah sangat berani padamu" jawabnya, dengan menundukkan kepala.
Membingkai senyuman kecil diwajah tampannya, yang nyaris tak terlihat, saat melihat ekspresi istrinya.
"Baiklah karena kau istriku, aku akan memuaskanmu, malam ini."Serunya, dengan langsung menggendong Rania, dan melemparkan keatas ranjang, hingga membuat wanita cantik itu, sangat terkejut.
" Tu,Tuan..." Serunya, dengan wajah yang terlihat pucat, karena melihat raut wajah Suaminya seperti Singa kelaparan.
" Malam ini, kau harus memuaskanku istriku.." Pintanya, dengan melepaskan topeng pada wajah kirinya,dan pakaian yang ia kenakan.
Membungkam mulut istrinya dengan ciuman panjang, dan tangannya sudah bermain diarea favoritenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Nani Mardiani
typo henri jatuh cibta pada Rania
2022-03-03
0
Heri Anit
knp rania tdk berterus terang sj bhw dia tkut kehilangan henry
2021-10-28
0
Rangrizal28
rania agresif banget
2021-09-21
0