Malam hari wanita berambut pirang itu tampak begitu gelisah, dirinya berbaring di ranjang kecilnya, sembari pandangan matanya menatap langit - langit kamarnya.
" Apa yang akan terjadi padaku besok hari, apakah dia akan membunuhku?" Bertanya pada diri sendiri, karena memikirkan nasip dirinya, yang harus bertemu dengan Henri esok hari.
🏚️ Kediaman Wilson 🏚️
" Selamat pagi Tuan muda" Sapa Jhon, yang baru saja datang, dikediaman mewah itu.
" Pagi" Jawabnya
Jhon, kapan Tuan Edward akan melunasi hutang - hutangnya pada kita ." Tanya Henri, pada sekretarisnya.
Menghembuskan nafas dalam - dalam, sebelum berbicara.
" Maaf Tuan muda, Tuan Edward sudah meninggal karena kecelakaan bus yang terjadi kemarin."
" Jadi.., bagaimana dengan hutang - hutangnya ,hutangnya sangat banyak padaku" Tanya Henri, dengan nada sedikit tinggi.
" Maaf Tuan muda,putrinya sebentar lagi akan datang menemui anda, mungkin dia yang akan melunasi hutang - hutang orang tuanya"
" Putri" serunya sambil menaikkan kedua alisnya, karena sedikit terkejut.
" Iya Tuan muda, ternyata Tuan Edward mempunyai seorang anak perempuan"
" Kau bilang dia ingin menemuiku..?" Tanya Henri, dengan raut wajah yang terlihat penasaran.
" Iya Tuan, dia mengatakan pada kami, kalau dia ingin bertemu anda hari ini."
Menyunggingkan senyuman disudut bibirnya, dengan seringai jahat.
" Ternyata dia punya nyali juga, ingin bertemu dengan seorang Henri Wilson" serunya, dengan senyum Devilnya.
*********
Dikediaman yang begitu mewah, tampak sosok seorang gadis belia, yang tak lain adalah Rania Cullen, dia menapaki kakinya menuju kediaman Henri Wilson, dengan langkah yang begitu berat. Bangunan yang mewah, serta pagar yang menjulang tinggi ,itulah gambaran rumah seorang pengusaha, berdarah Inggris itu.
Dengan mengumpulkan keberaniannya, darah cantik itu berjalan menuju kediaman sang Tuan muda.
Memencet bel,saat sudah berada didepan pintu utama.
" Ya Tuhan apakah ini akhir dari kehidupan ku..." Bathin Rania yang begitu gelisah, karena sejujurnya rasa takut, tengah menyelimuti dirinya.
Terdengar berita diluar sana, bagaimana sikap dingin, dan kejamnya seorang Henri Wilson, yang membuat ia bertambah takut.
Terdengar suara bel pintu utama, kediaman mewah itu
Mendengar itu, Sophia sang kepala pelayan, langsung memberi titah pada Ana, salah satu pelayan dirumah itu.
" Ana buka pintunya" Titah Sophia, sang kepala pelayan keluarga Wilson.
" Baik Bi Shopia." Jawab Ana, sembari berlari kecil, menuju pintu utama"
Membuka pintu,dan mendapati sosok gadis cantik, dengan rambut panjangnya.
" Selamat siang." Sapa Rania ramah, saat pintunya terbuka.
"Siang.", Maaf anda mencari siapa.?" Tanya Ana dengan nada sedikit heran, karena setaunya Tuan mudanya tidak mempunyai kekasih, apalagi Henri Wilson selalu menutup diri, sejak mengalami kecelakaan, dan saat Tunangannya, mengakhiri hubungan mereka.
" Saya ingin bertemu dengan Tuan Henri, apakah betul ini rumah nya?"
" Iya betul ini rumahnya, maaf tapi boleh tau, anda siapa..?" Tanya Ana, karena sesungguhnya ia tengah penasaran, dengan jatih diri Rania.
Membingkai senyuman diwajah cantiknya, saat mendengar pertanyaan pelayan itu.
" Aku kemarin sudah ada janji dengan Tuan Jhon, kalau hari ini aku akan bertemu dengan Tuan Muda Henri." Ucapnya, tersenyum.
Mendengar Rania mengatakan, kalau ia sudah ada janji dengan sekretaris tampan itu, membuat Ana langsung, mempersilahkan Rania untuk masuk.
" Ayo silahkan masuk, aku akan memanggil Bibi Sophia" Titah Ana, dengan berlalu pergi, menghampiri Sophia.
Menjatuhkan tubuhnya, disalah satu sofa tunggal, dan saat ini, ada perasan takut, penasaran, menyelimuti dirinya.Dalam dirinya, ingin mengetahui sosok Henri seperti apa, karena kabar yang ia dengar, Tuan muda Henri lebih banyak mempercayakan segala urusan bisnisnya pada sekretarisnya Jhon, hingga ia jarang berinteraksi dengan dunia luar.
" Hallo" Sapa Sophia, sang kepala pelayan, yang sedikit mengejutkan Rania.
" Hallo" Sapanya balik, sembari tersenyum.
Sophia tersenyum, saat melihat sikap Rania, yang begitu sopan, dan juga cantik yang menjadi nilai lebihnya.
" Gadis ini sangat cantik, dan sepertinya mempunyai hati yang baik" Bathin Sophia, sembari tersenyum.
" Maaf saya mendengar dari Ana, katanya kamu ingin bertemu dengann Tuan muda Henri, apakah itu betul.?"
" Iya nyonya kemarin saya sudah janji, dengan Tuan Jhon, kalau saya akan menemui Tuan muda hari ini"
" Pasti dia ini putrinya Edward, mungkin ini ada kaitannya dengan hutang - hutang ayahnya" Gumam , yang terlihat begitu penasaran.
" Ayo kita ke belakang, saya akan memanggil Tuan muda Henri" Ajak Sophia, sembari melangkahkan kaki, menuju ruang tengah.
" Baik nyonya" jawab Rania sambil mengikuti langkah kaki Sophia, menuju ruang tengah.
" Duduk lah, aku akan memanggilnya." Titah Sophia, saat mereka sudah berada diruang tengah.
" Baik" Jawabannya, sembari menjatuhkan diri disofa tunggal.
Menapaki kaki, menuju lantai tiga kamar Henri Wilson.
Membuka pintu, saat mendapati pintu kamar tidak terkunci.
," Tuan muda, ada yang ingin bertemu dengan anda" Seru Sophia, pada lelaki tampan itu.
"'Siapa dia Bii...? Tanya Henri, penasaran.
" Sepertinya dia anak Tuan Eward, Tuan muda" Timpal Sophia.
Mendengar perkataan Sophia, kalau yang datang menemuinya, adalah anak dari pria yang mempunyai banyak hutang dengannya, membuat Henri, seketika menyunggingkan senyum disudut bibirnya.
" Baiklah Bi.., aku akan menemuinya." Ucapnya, sambil memakai topengnya, untuk menutupi wajahnya yang cacat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Awi Segara
kenapa yg jd Hendri bukan si ganteng Jacob j thor 🤭
2021-11-23
1
Cindy Lestari
kayak nya keluarga Cullen bangkrut dech...
2021-11-07
0
Bella Rose
knp ga reneesme aja nma si rania wkkwkk
2021-10-30
0