🏚️ Kediaman Wilson🏚️
Mendengar ucapan Rania, seketika Henri langsung menghentikan kegiatan makannya, dan menyimpan sendoknya kembali.
Pria tampan itu, meraih tengkuk Rania, dengan sorot mata menatap penuh kemarahan, hingga mata mereka saling bertemu.
" Jangan buat aku, betul - betul membunuh mu Nona.." Ucapnya, dengan nada penuh penekanan.
Walaupun ada perasaan takut pada dirinya, tapi Rania masih bisa tenang.Dia terus memperhatikan wajah Henri, yang sekarang ia liat dari jarak dekat.
Tanpa berpikir, dengan perlahan ia mengangkat tangannya, ingin menyentuh wajah itu.
Tapi dengan cepat, Henri menghentikannya.
" Apa yang ingin kau lakukan..?" Tanya Henri, saat Rania ingin menyentuh wajahnya.
" Aku hanya ingin melihat wajahmu Tuan, apakah boleh?, lagi pula besok kita sudah menikah, jadi cepat atau lambat aku pasti, aku akan melihat wajahmu" Serunya dengan nada lembut, dan berusaha menghilangkan ketakutannya saat ini.
" Kau sangat berani padaku Nona Rania.Jangan buat aku betul- betul membunuhmu" Seru Henri, dengan langsung menghempaskan tubuh Rania keatas ranjang, yang membuat tubuh wanita itu seketika bergetar karena ketakutan.
" Tidak Tuan, maafkan aku.Aku hanya ingin lebih dekat dengan mu, lagi pula besok aku sudah resmi jadi istrimu" Seru dengan rasa ketakutan begitu tinggi, apalagi saat ini, Henri telah menindihnya,dan tangannya mencengkram kuat leher gadis itu.
" Aku tidak butuh belas kasihan mu Nona, sebsb aku tau, kau hanya kasihan padaku, pergilah keluar dari kamar ini, sebelum aku bertidak kasar padamu" Ucapnya dengan nada penuh penegasan, sembari melepaskan tangannya ,dan bangun dari ranjang itu.
Rania bangun dari ranjang, dan membenahi bajunya yang terlihat berantakan.
Gadis cantik itu, segera berlalu keluar dari kamar Henri, dan sat sampai pintu, dia menghentikan langkah kakinya.
" Bagaimana kita akan bisa punya anak, kalau kau tidak biarkan aku menyentuhmu, dan percayalah padaku Tuan, cinta sejati itu ada" Ucapnya, dengan berlalu keluar dari kamar Henri.
Seketika lelaki taman itu, hanya diam, dan tidak berkata - kata lagi. Dia duduk, dan merenung, memikirkan yang sudah terjagi.Pengalaman pahit yang di alami dimasa lalu, di mana wanita yang di cintainya, meninggalkannya hanya karena ia mengalami cacat pada wajahnya, hingga meninggalkan luka yang begitu mendalam.
"Nona," Panggil Sophia.
" Ada apa Bi..?"
" Ini gaun pengantin mu" Seru wanita paruh baya itu, yang datang bersama Ana, dengan membawa sebuah gaun pengantin yang indah.
" Letakkan di situ Ana" Titah Sophia pada Ana, saat mereka sudah berada didalam kamar.
" Baiklah Bi." Jawab Ana, sambil meletakkan sebuah gaun pengantin milik Rania di atas ranjang, dan berlalu keluar dari kamar.
" Apa yang kau pikirkan?" Tanya Sophia, yang melihat wajah Rania tampak murung.
" Tidak ada Bi.." Jawabnya, berbohong.
" Jangan bohong pada ku, aku tau kau berbohong.Apakah ini ada kaitannya dengan Tuan muda? Tanya Sophia, dengan raut wajah yang terlihat penasaran.
" Ntahlah Bi, dia sangat kasar.Aku hanya ingin melihat wajahnya saja, tapi dia sama sekali tidak mengijinkannya" Timpal Rania, dengan wajah sendu.
Sophia hanya tersenyum, mendengar ucapan gadis berambut pirang itu.
" Tuan muda hanya merasa malu, dengan wajahnya. Selama ini dia hanya menunjukkan wajahnya yang cacat, di depan ku ,atau Jhon.Jadi aku minta kau bersabar, apalagi kalian baru saja berkenalan" Seru Sophia, berusaha memberi pengertian pada Rania.
" Baiklah Bi.., aku akan mencoba untuk mengerti, walaupun ini sulit" Ucapnya, dengan memaksa untuk tersenyum.
" Baiklah ,kalau begitu Bibi keluar dulu" Pamit Sophia, dengan berlalu keluar dari kamar itu.
" Aku tidak tau, aku bisa bertahan, atu tidak dengan pria ini.Dia sangat kasar padaku" Bathinnya, dengan tatapan penuh kerisauan.
Henri duduk termenung dibalkon kamar, sambil menatap bintang - bintang di langit, yang memancarkan keindahannya dimalam hari.
Terdengar suara telepone di phonsel miliknya, ia langsung beranjak dari duduknya, sembari menghampiri HP nya yang ia simpan, diatas nakas.
Sedikit terkejut, saat melihat No baru pada layar HP nya, tapi karena rasa penasaran yang ingin mengetahui siapa yang menelpone, membuat pria itu untuk menerimanya.
📱 Percakapan lewat telepon"📲
Henri:' Hallo ini siapa?.
Seketika terdengar suara tawa di seberang sana.
Henri:" Elmund." Seru Henri yang terkejut, karena ia tak menyangka, orang yang pernah menjadi sahabat baiknya akan menelpone.
Elmund : Ya ini aku Elmund, ternyata kau masih juga mengingat suaraku, apakah sudah ada wanita yang bisa kau taklukkan, dan aku rasa tidak ada.Karena aku yakin, tidak ada wanita, yang mau menikahi pria monsther seperti mu, jangan kan menikah, menjadi kekasih mu saja, atau melihat wajahmu yang cacat itu pasti mereka akan ketakutan. Ucapnya dengan, disela tawanya.
Henri:" Diam kau Elmund...!!" Teriak Henri, dengan langsung melemparkan phonsel itu ke tembok.
" Prakkk...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Hera
pengen dibejek2 nih si elmund
2022-02-08
0
Vi2
,👍
2022-01-30
1
babeycophea
kok nulis nya 'lelaki taman'😂😂
2021-09-10
0