Ep.14.Ketulusan Rania.

🏚️ Kediaman Wilson🏚️

Rania membuka matanya perlahan, saat sinar matahari pagi, mengenai wajah cantiknya.

Sedikit terkejut saat bangun dari tidurnya, Henri sudah tidak ada di ranjang.

" Apakah Tuan muda sudah bangun?,aku baru sehari jadi istri, tapi kenapa aku bisa terlambat bangun, ini sangat memalukan. Bagaimana aku bisa menaklukkan hatinya, kalau baru pertama menjadi istri, aku sudah menciptakan kesan buruk." Menggerutu, dan merasa kesal dengan diri sendiri.

Gadis cantik itu, langsung bergegas kekamar mandi, untuk melakukan ritual mandi paginya, setelah menghabiskan waktu beberapa menit dikamar mandi, ia segera keruang ganti, untuk berpakaian.

Terdengar dentingan pesan pendek, diphonshel milik Rania.

Meraih phonsel yang terletak di atas nakas, meraih, dan membuka aplikasi watshap,dan membacanya. Ternyata pesan masuk dari sahabatnya Cindi.

" Cindi.." Gumamnya

💌 Rania, aku ingin ketemuan sama kamu hari ini, kamu datang ya ke taman tempat biasa kita ketemu, aku tunggu.

" Ada apa ya?, kenapa tiba - tiba Cindi ingin bertemu denganku" Gumam Rania, dengan raut wajah yang terlihat penasaran.

Setelah membaca pesan itu, dia segera berpakaian, dan sekarang dia sudah terlihat cantik.

Memutuskan untuk turun kelantai bawah, dan saat sampai dilantai bawah.

Ia mengedarkan pandangannya, kesegalah arah mencari keberadaan sang Suami.

" Selamat pagi Nona." Sapa Ana.

" Selamat pagi Ana, apakah kau mengetahui keberadaan Suamiku?, di ruang makan dia tidak ada."

" Ada apa Nona?" Tanya Sophia, yang baru saja datang.

" Pagi Bibi Sophia, aku mencari suamiku.Dimana Dia Bi? Tanya Rania.

" Biasanya, kalau pagi begini, Tuan sedang berada di ruang kerjanya Nona."

" Dia tidak kekantor Bi..?, sebab selama aku berada di rumah ini, aku sama sekali tidak pernah melihat dia pergi ke perusahaan."

" Tuan muda Henri jarang sekali ke perusahaan Nona, kecuali ada hal yang sangat penting, baru dia akan kesana.Itu terjadi, sejak kecelakaan itu." Seru Sophia, menjawab rasa penasaran Rania.

" Mungkinkah ini karena wajahnya ya Bi..?" Tanya Rania, yang terlihat penasaran.

"Iya Nona." Jawabnya singkat.

" Kasian suamiku, ia betul - betul menutup diri dengan dunia luar."Bathin Rania, yang prihatin dengan keadaan Henri.

" Ya sudah Bibi, aku mau menemui dia dulu." Pamit Rania, sambil melangkahkan kaki menuju ruang kerja suaminya.

Terdengar suara ketukan pintu, yang mengalihkan perhatian, kedua laki - laki dewasa itu.

" Masuk." Teriak Jhon, dari dalam ruangan.

Membuka pintu, dan mendapati sosok Rania.

" Selamat pagi Tuan."

" Selamat pagi sekretaris Jhon." Sapa Rania, pada kedua pria tampan itu.

" Selamat pagi Nona" Jawab Jhon.

" Tuan." Panggil Rania, dengan menghampiri suaminya, yang tengah menunduk sambil mengecek beberapa berkas penting, dan ia tampak begitu serius.

" Tuan.." Panggil Rania lagi.

Menengadahkan kepala, dan menatap heran istrinya yang terlihat sangat cantik.

" Kamu mau kemana Rania." Tanyanya, dengan suara datar.

" Aku mau menemui sahabatku, Tuan, apakah boleh..?" Tanya Rania, dengan penuh harap.

" Sahabat." Ucapnya, menyurutkan kedua alisnya.

" Iya Tuan." Jawabnya, singkat

"Laki - laki, atau perempuan?" Tanya Henri.

Mendengar pertanyaan Tuanmudanya, membuat sekretaris tampan itu hanya tersenyum, mendengar pertanyaan Henri, yang begitu mengintimidasi.

" Aku merasa Tuan muda, sudah mulai timbul rasa terhadap Nona Rania. Dia mulai terlihat begitu posesif, terhadap istrinya.." Bathi Jhon, sembari tersenyum kecil.

" Perempuan Tuan, namanya Cindi, dia teman satu kelasku, saat duduk di bangku SMA"

" Baiklah kau boleh pergi, asalkan tidak boleh lama.

Aku hanya memberimu, waktu dua jam, dimulai dari sekarang." Ucapnya, dengan nada tegas.

" Tapi Tuan, itu terlalu cepat."

" Sekarang kau tinggal memilih, kau mau bertemu dengan sahabatmu, atau tidak sama sekali"

" Baiklah Tuan, kalau begitu aku pergi dulu." Pamitnya, dengan berjalan keluar, tapi seketika, Rania kembali membalikkan badannya, menghampiri sang Suami.

" Ada apa lagi?" Tanya Henri, dengan nada heran saat melihat Rania menghampirinya.

Tidak menjawab pertanyaan Suaminya, Rania langsung mengecup singkat pipi Henri, dan berlalu pergi.

" Aku pergi dulu Tuan, aku akan cepat pulang" Pamitnya dengan senyuman, dan berlalu dari ruangan itu.

Hanya menyunggingkan senyuman kecil diwajahnya, saat mendapatkan ciuman dari Rania.

" Tuan, aku rasa cepat atau lambat kau akan jatuh cinta pada Nona Rania, sampai kapan kau akan menutup pintu hatimu Tuan, Nona Rania sangat berbeda dengan Nona Tanti, aku bisa melihat ketulusannya." Seru Jhon,saat perginya Rania.

" Berhenti menyebut nama wanita itu Jhon, aku sangat muak dengannya.Mengenai Rania, aku tidak tau.Aku hanya takut perasaannya terhadapku, hanya karena rasa kasian, bukan cinta.Kau taukan bagaimana orang - orang memandangku, mereka memandangku hanya sebagai monsther Jhon" Seru Henri,yang masih meragukan tentang Rania.

" Aku tau apa yang kau rasakan Tuan, memang susah ada wanita yang mau menerimamu menjadi seorang suami.Tapi Nona Rania berbeda dengan wanita - wanita diluar sana Tuan, aku bisa melihat dia tulus padamu, cobalah buka hatimu Tuan, maka kau akan melihat ketulusan Nona Rania." Seru Jhon, membujuk Tuanmudanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***