🏚️ Kediaman Wilson🏚️
" Tuan apakah aku boleh minta sesuatu padamu? Tanya Rania.
" Katakan apa yang kau inginkan."
Rania menghela nafas berat, sebelum dia berkata.Karena ia tahu permintaan ini pasti sangat mustahil, apalagi mengingat bagaimana sikap Henri pada dirinya.
" Bolehhkah aku melihat wajahmu Tuan." Pintanya, dengan nada lembut.
Seketika Henri langsung tertawa, begitu mendengar permintaan Rania.
" Kenapa kau ingin melihat wajahku, supaya kau ingin menertawaiku, atau kau ingin menghinaku, atau mengataiku monstherr haa...Raniaaa...!" Tanya Henri dengan nada tinggi, sembari menatap sinis wanita cantik itu.
" Tidak, aku tidak berpikir seperti itu Tuan, kenapa kau selalu berpikiran buruk tentangku, aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak seperti orang di luar sana, yang menertawaimu, atau mengataimu monsther, percayalah padaku Tuan, aku janji. Ucapnya, dengan tatapan penuh harap
" Wajahku sangat buruk Rania, kau tidak tau bagaimana selama ini aku menutup diri dari orang - orang diluarsana.Tapi jika kau ingin melihat wajahku, maka aku akan membuka topengku.
" Terimah kasih Tuan" Serunya tersenyum.
Ketika Rania ingin membukanya, Secepat kilat Henri menahan tangannya.
" Kenapa Tuan..?" Tanya Rania, dengan nada bingung.
" Biar aku yang membukanya, dan berjanjilah padaku, setelah ini kau tidak akan meninggalkan aku, atau takut pada wajahku, kau boleh meninggalkanku, setelah kau sudah memberikan aku keturunan, sesuai dengan perjanjian kita.
" Bukanlah topeng mu Tuan, aku ingin jadi orang ketiga yang melihat wajahmu, setelah Bibi Sophia, dan sekretaris Jhon. pintanya.
Henri membuka topengnya, dengan perlahan, sebenarnya dia sangat malu, ketika menunjukkan wajahnya, didepan orang selain Jhon, dan Bibi Sophia. Karena ia sendiri, takut saat melihat wajahnya di depan cermin, , apalagi itu didepan lawan jenisnya.
Saat dia membuka topengnya, lelaki tampan itu langsung menunduk, dan tak terasa air matanya menetes, karena malu, apalagi itu didepan seorang wanita cantik seperti Rania.
Sementara Rania sangat terkejut, ada rasa takut melihat wajah Henri yang cacat akibat kecelakaan beberapa tahun lalu, tapi wanita cantik itu tetap tenang, karena ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan pergi meninggalkan Henri, ataupun takut padanya.
" Kalau kau takut padaku, keluarlah!" Titah Henri, dengan ingin memakai topengnya kembali, tapi secepat kilat tangannya di cekal oleh Rania.
" Aku tidak takut padamu, aku juga tidak akan pergi meninggalkanmu, aku ingin kita bersama membesarkan anak - anak kita, aku tidak tau apa yang aku rasakan padamu, yang aku tau aku ingin selalu dekat denganmu" Serunya, dengan membingkai senyuman kecil.
Seketika lelaki tampan itu, hanya tertawa hambar, karena baginya, ucapan Rania sangatlah mustahil.
" Kau berbicara begitu karena orang tuamu, mempunyai hutang banyak padakukan..?, sehingga kau tidak punya alasan lari dariku, kau bisa meninggalkanku, disaat kau sudah memberikan aku seorang anak" Serunya, dengan ekspresi datar.
Rania mengehala nafas berat, karena baginya sulit untuk membuat Henri percaya padanya.
" Aku tidak minta kau percaya padaku Tuan, aku tau trouma di masalalumu, hingga membuat kau jadi seperti ini, jangan samakan aku dengan wanita itu Tuan, karena aku tulus padamu.
"Berhentilah berbicara tentang wanita itu, karena aku sangat muak dengannya"
" Baiklah calon suamiku, tidurlah bukankah besok kita akan menikah" Seru Rania, dengan tatapan penuh kelembutan.
Gadis cantik itu menghentikan langkah kakinya, dan kembali menghampiri Henri, yang masih duduk di atas ranjang , dengan menyandarkan kepalanya, di kepala ranjang.
" Ada apa lagi..?" Tanya Henri, dengan nada heran.
Gadis cantik itu tidak menjawab, dia hanya tersenyum.Rania berjalan mendekat kearah Henri, yang menatapnya dengan tatapan bingung.
" Ada apa..?" Tanyanya lagi.
Tanpa menjawab, ia langsung mencium singkat bibir pria tampan itu, yang membuat pria tampan itu sangat terkejut, dan juga sangat gugup.
" Apa yang kau lakukan Rania..?" Tanya Henri dengan nada kesal, dan wajahnya telah merona.
" Aku hanya mencium calon suamiku, selamat malam Tuan, mimpilah yang indah, jangan pernah takut, karena aku selalu bersamamu" Ucapnya tersenyum lembut, sembari menyelimuti tubuh pria tampan itu, dan berlalu sofa panjang, untuk beristirahat.
Menyunggingkan senyuman diwajah tampannya, yang nyaris tak terlihat.
" Selamat malam Rania."' Gumamnya pelan, dengan memejamkan matanya, menuju alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ayu Nuraini
biasa nya cwo yg nyosor😁😁😁
2024-03-22
0
Dewi Nurlela
awalan yg bgs
2022-02-13
0
Grace Rubby
Rania pemberani
2021-09-15
0