Rania menaiki tangga menuju lantai dua kamarnya, diantar oleh Ana, sang pelayan kediaman Wilson.
" Apakah aku boleh bertanya sesuatu padamu..?" Tanya Rania, ketika mereka telah berada di dalam kamar.
" Mengenai apa Nona..?"
" Mengenai Tuan muda Henri"
Seketika Ana langsung mengernyitkan dahinya, dan menatap Rania, dengan ekspresi heran.
" Maaf Nona, kami semua pelayan yang bekerja di rumah ini,di larang untuk berbicara mengenai hal yang berkaitan dengan Tuan muda, jadi maaf Nona" Jawab Ana.
Gadis cantik itu menghela nafas panjang, mendengar jawaban Ana, dalam dirinya ada rasa penasaran, terhadap sikap Henri, pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Berselang beberapa menit, datanglah Sophia, sang kepala pelayan.
" Keluarlah...!!" Titah Sophia, pada Ana.
" Baik Bi Sophia." Jawabnya, sambil berlalu keluar dari kamar itu, hingga meninggalkan Rania, dan wanita paruh baya itu.
Setelah perginya Ana, Sophia segera menutup pintu kamar, dan menguncinya.
" Duduklah" Titah Sophia, sambil menepuk sisi ranjang di sebelahnya, agar diduduki oleh Rania.
Menghampiri wanita itu, dan duduk disebelahnya.
" Aku minta maaf atas sikap Tuan muda padamu" Ucapnya, sembari tersenyum.
Seketika gadis bermanik cokelat itu, menatap heran wanita paruh baya itu.
" Minta maaf untuk apa Bi..?' Bertanya, dengan tatapan heran.
" Aku minta maaf atas sikap Tuan Henri padamu, yang begitu kasar, tapi sebenarnya dibalik sikapnya yang dingin, dia adalah pria yang baik, dan hangat.Hanya keadaan yang membuat dia jadi seperti ini" Ucap Sophia, tersenyum miris.
Mendengar perkataann Shopia, membuat rasa penasaran dalam Rania, sebab ia sangat penasaran dengan pria tampan itu, yang sepertinya sangat misterius.
" Bolehkah aku bertanya Bi..?
" Apa yang ingin kau tanyakan Nona..?"
" Kenapa Tuan muda memakai topeng pada wajah sebelah kirinya, dan anehnya dia memintaku untuk melahirkan anak untuknya. Apakah Tuan muda tidak mempunyai kekasih? Tanya Rania, yang terlihat sangat penasaran.
Tatapan matanya, seketika hampa saat mendengar pertanyaan Rania.
Menghembuskan nafas yang terasa berat, sebum berbicara.
" Lima tahun Lalu Tuan muda Henri mengalami kecelakaan tunggal , pada saat perjalanan bisnis keluar kota.Kecelakaan itu, membuat ia harus mengalami cacat pada wajahnya, jika ia membuka topeng sebelah kiri, terlihat menakutkan, karena wajahnya sebelah kiri terlihat sangat buruk. Sejak saat itu, Tuan muda banyak menutup diri.
Sebenarnya kami sudah menganjurkan untuk operasi agar mengembalikan wajahnya seperti semula, dan Tuan Henri menyetujuinya.Tapi di saat itu, Tanti tunangannya justru pergi meninggalkannya dengan pria lain yang merupakan sahabat baik dari Tuanmuda sendir, itulah kenapa dia sama sekali tidak percaya dengan adanya cinta, karena menurutnya cinta sejati itu tidak ada. Apalagi kekasihnya meninggalkannya disaat ia betul - betul membutuhkan dukungan, dari orang yang di sayanginya." Seru Sophia panjang lebar.
Terdiam, dan ia tampak berpikir, saat mendengar penjelasan dari Sophia.
" Ternyata sangat miris nasipnya, sudah mengalami kecelakaan, yang membuat wajahnya cacat, terus kekasihnya malah menghianati ia bersama sahabat baiknya sendiri." Bathin Rania.
" Maaf Bi.., kalau mungkin aku terlalu ingin tau." Ucapnya, tersenyum.
" Tidak apa, kan sebentar lagi kau akan menjadi istrinya, Bibi berharap kau bisa meluluhkan hatinya, dan Bibi juga berharap kau bisa menerima keadaannya,dan Bibi minta disaat kau melihat wajah aslinya yang di tutupi topeng, tolong tetap tenang, atau pun jangan takut,karena disaat kau takut melihat wajah aslinya, membuat ia semakin terpuruk dengan keadaannya " Seru Sophia, penuh harap.
" Aku akan berusaha Bi.."Timpal Rania.
" Ya sudah kalau begitu, Bibi keluar dulu, mau mempersiapkan makan malam" Pamitnya, dengan bangun dari duduknya.
" oh.. iya, pakaian sudah ada di dalam lemari.Jika kau ingin mengganti bajumu, semua sudah di persiapkan.
" Baik Bi..." jawab Rania, dengan membingkai senyuman kecil.
Gadis berambut cokelat itu, berbaring diatas ranjang, sembari menatap langit - langit kamar, dan asyik dengan pikirannya sendiri.
" Dia meminta aku menikah dengannya, agar aku bisa memberikannya seorang anak, tapi itu semua tergantung padaku mau pergi atau tidak dari kehidupannya, aku tidak mau pergi meninggalkan anakku, walaupun kami menikah tanpa dasar cinta, dan aku ingin, ini pernikahan yang terakhir buatku" Gumam Rania.
🏚️ Malam hari kediamn Wilson🏚️
Saat keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Henri, yang baru saja turun dari lantai tiga kamarnya.
Rania tersenyum ramah, sembari menyapa Tuan muda tampan itu.
" Malam Tuan" Sapanya, dengan menundukkan kepala.
Henri hanya diam, tidak bisa dipungkiri kalau ia begitu mengagumi kecantikan seorang Rania, hingga tatapan matanya terus menatap gadis cantik itu.
" Gadis ini betul - betul sangat cantik," Bathin Henri, tapi seketika ia langsung membuang fikirannya itu, karena sejujurnya pria itu sangat takut untuk jatuh cinta, mengingat wajahnya saat ini.
" Malam" Jawabnya dingin.
" Tuan, apakah kau ingin makan malam bersamaku..?" Tanya Rania, yang ingin lebih dekat dengan lelaki tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ayu Nuraini
semoga saja
2024-03-22
0
Hera
pinter nih sepertinya rania cara mendekati
2022-02-08
1
Sujeti Yeti
visual Rania kurang menarik
2022-02-06
0