"STOP!! lo gak boleh bunuh dia za" teriak seorang cowok bermanik mata hitam pekat yg langsung mengampiri tubuh izza. cowok itu adalah refan.
"bebeb refan tolongin aku yaa.. dia setan jahat yg mau nyoba bunuh aku" ucap geisha yg langsung berdiri bergelayutan dilengan kekar refan.
"lepasin" ucap refan dingin menepis kasar tangan geisha.
"kamu kok kasar gitu sih sama aku" ucap geisha masih dengan manjanya. tapi refan sama sekali tak menggubrisnya.
"siapa lo?" tanya refi dingin.
'bener emang dia bukan izza, bola matanya aja beda. auranya juga lebih dingin' batin refan.
"gue tau lo bukan izza. gue mohon jangan berulah berlebihan disini, lo bisa bahayain izza" ucap refan dengan nada melembut.
"sayangnya gue gak kenal kata kasian. gue gak peduli!! orang kek dia pantes mati ditanggan gue" ucap refi bersimrik.
'gblk lo fan. lo mohon-mohon sama yg namanya altar ego? sampek lo tua karatan juga gak bakal luluh ni bocah' batin refan merutuki kebodohannya sendiri.
"izza. gue tau lo masih bisa denger dan liat ini. gue mohon keluar sekarang za, gue gak mau terjadi sesuatu sama lo nanti" ucap refan yg refleks menggenggam kedua tangan izza.
"GUE UDAH BILANG. GUE BUKAN IZZA!! LO MAU MATI JUGA HAHA?!" bentak refi yg telah mengarahkan cutter itu ke wajah refan. refan tidak kaget, ia juga tidak takut. benda tajam sudah menjadi bagian dari hidupnya.
'gila lo ref! jangan sentuh dia' ucap izza dalam hati.
'dia udah ngehalangin kemauan gue!! semua yg mencoba mengagalkan rencana gue, dia harus mati.' balas refi.
'tapi lo gak boleh bunuh dia'
'sorry, kali ini gue gak peduli sama omongan lo za'
'sini balikin tubuh gue. waktu bersenang-senang lo udah habis'
'apa-apaan lo. gue bahkan belum mulai' protes refi karena izza ingin mengambil alih tubuhnya kembali.
'lo mau balikin sekarang atau lo gak bakal gue kasih kesempatan buat main lagi hah?' bentak izza kasar.
'gue yg jadi altar ego, tapi lebih galakan dia ketimbang gue' lirih refi.
'gue bisa denger loh ref' sungut izza datar.
'eh-yaudah deh nih tubuh lo gue balikin. selamat berbucin ria sobat ambyar... lupain tuh si cowok brengs*k, mending sama ni orang rese didepan gue' ucap refi mengalah dengan menggoda izza.
'hm'
refan yg sudah mengetahui kalau izza dan altar egonya tengah berdebat didalam batin itu hanya diam memperhatikan setiap inci wajah izza yg tubuhnya tengah diambil alih oleh altar egonya itu, wajahnya tetap cantik meski terdapat satu sayatan cutter yg mengalirkan darah segar dari pipi tirusnya yg sedikit berisi.
"ngapain lo disini" tanya izza datar. ya, tubuh itu sekarang sudah kembali ke pemilik aslinya.
"akhirnya lo balik juga za" ucap refan kegirangan, bukannya menjawab pertanyaan izza dia malah memeluk erat cewek cantik didepannya itu. sementara geisha? jangan tanyakan dia. dia sedang dibakar api cemburu bercampur dendamnya kepada izza.
'sialan.. mana jiwa pemberontak gue woy. ngapa juga gue nyaman bgt dipeluk ini manusia kulkas' batin izza.
"entah kenapa, gue juga nyaman" bisik refan lirih tepat disamping telinga izza.
"geli b*go! lepasin gak" suruh izza meronta agar refan mau melepas pelukan itu. tapi bukannya melepas, refan malah semakin mengeratkan pelukannya tak peduli dengan baju seragamnya yg ikutan basah karena nemplok izza.
"biarin kek gini sebentar aja za" pinta refan dgn nada lembut yg entah mengapa seperti menghipnotis izza untuk nurut.
"KALIAN GAK ANGGEP GUE DISINI HAH?!!" teriak geisha kesal karena keberadaannya tak dianggap disana. pelukan itu pun terlepas.
"pergi darisini! jangan pernah gangguin izza. ngerti lo?!" bentak refan keras, izza sampai mundur beberapa langkah karena kaget dengan perubahan sikap refan.
"HAHAHHAH lo lupa fan?" tawa geisha justru semakin mengeras tapi dgn senyum kecut diwajahnya.
refan menaikkan sebelah alisnya.
"lo lupa apa yg gue pernah bilang dulu? GUE BAKAL HANCURIN SIAPAPUN YG MENCOBA DEKETIN LO!!" Ucap geisha dengan menekankan kalimat terakhirnya.
"gue gak ada urusan sama lo!" ucap refan dingin.
"oh ya jelas ada. gue geisha william satu-satunya cewek yg berhak dapetin lo! siapapun cewek yg mencoba deketin lo akan bernasib sama seperti nadia" kata geisha tersenyum miring.
refan naik pitam saat cewek ular itu menyebut kembali nama teman masa kecilnya yg dibunuh dengan tragis oleh geisha di gudang ini, setahun yg lalu. sebenarnya tidak ada hubungan spesial antara refan dan nadia, yg punya hubungan spesial dengan nadia adalah rafael yg tak lain adalah adik kembar refan.
-flashback on-
setahun yg lalu tepatnya sehari sebelum kejadian kelam itu terjadi. Rafael alandra Dirgantara, saudara kembar refan sedang berada di indonesia (Rafael memilih ikut oma dan opa nya di london sejak masuk bangku smp. karena kakek&nenek dirgantara hanya memiliki satu anak yaitu ayah dari refan dan rafael. sehingga rafael memutuskan untuk tinggal bersama menemani mereka disana). rafael, refan, dan nadia adalah sahabat karib sejak kecil karena mereka memang tetanggaan sejak mereka masing-masing berumur satu tahun. tetapi sekarang ini mama dan papa nadia sudah pindah ke jerman untuk memendam rindunya kepada anak sulungnya yg telah lebih dulu pergi meninggalkan mereka. nadia cenderung lebih dekat dengan rafael karena refan itu orang yg paling dingin dan cuek bagi nadia, berbanding terbalik dengan rafael yg lebih banyak bicara dan perhatian. tapi meski begitu nadia tetap menyayangi dua kembar yg sudah seperti saudaranya sendiri karena sejak kecil hingga saat itu tiba refan dan rafael lah yg selalu menjaga nadia. kecuali saat rafael pindah ke london, maka refan lah yg bertanggung jawab penuh untuk menjaga sahabat sekaligus calon kakak iparnya itu.
hari itu sekitar pukul 13.00 rafael sedang berada di sebuah mall bersama dengan nadia. sebenarnya refan juga diajak oleh nadia tapi saat itu refan memilih untuk tidak ikut pergi karena refan sudah ada janji untuk balapan dengan reza and the geng lagipula refan ingin memberi ruang untuk adiknya agar lebih leluasa mendekati hati nadia, temannya sejak orok itu.
ketika rafael dan nadia memasuki area timezone, tanpa sengaja ada sepasang mata yg melihat interaksi keduanya yg kemudian memberi tahu temannya yg lain.
"eh ges, itu bukannya refan ya? kok keliatannya dia lebih asik gitu sama tu cewek" ucap cewek tadi. sedangkan cewek bernama geisha itu sudah mengepalkan tangannya geram, pasalnya geisha sudah mengejar refan sejak hari pertama refan masuk di SMA GARUDA. fyi, geisha itu kakak kelas refan, seangkatan sama rayhan, abangnya izza.
"dingin disekolah, kalo sama ceweknya oke juga" timpal cewek satu lagi. yg bernama cindy.
"eh-eh bentar. dia bukannya junior juga ya? tapi dia anak ipa bukan ips kayak refan" ucap amel, cewek yg pertama kali melihat kejadian itu.
"iya gue tau tu cewek. dia anak padus, kalo gak salah namanya nadia ayu anindita kelas 10 ipa 1" timpal cindy.
"siapapun yg nyoba ngambil refan dari gue. dia harus habis!" ucap geisha bengis.
dan keesokan harinya geisha benar-benar menghabisi nyawa nadia yg dia kira mendekati refan, padahal yg bersama nadia waktu itu adalah rafael. yaps, geisha memang tidak mengetahui kalau refan punya kakak kembar karena refan menutupi jati dirinya rapat-rapat dari orang luar.
BRAKKK...
"woy brengs*k lo apain temen gua hah?!" bentak refan setelah ia berhasil membuka paksa pintu gudang belakang sekolah itu. tapi sudah terlambat, pisau lancip milik geisha sudah menancap sempurna diperut rata nadia. refan hanya berdua dengan reza saat itu karena memang sejak pertama masuk mereka berdua satu kelas di ips2.
"aku gak apa-apain dia kok beb.. aku cuma ngasih pelajaran dikit biar dia gak gangguin kesayangan aku" ucap geisha dgn tak tau malunya.
"dia itu sahabat gue!! maksud lo apa" bentak refan yg sudah emosi.
"harusnya aku yg nanya sama kamu, kamu ngapain coba jalan berdua sama dia di mall" balas cewek itu dengan manja.
'sial. jangan-jangan ini ular ketemu sama rafael kemarin. terus jadi salah sasaran gini' batin refan yg semakin cemas dgn kondisi nadia.
"itu bukan urusan lo! gue mau lo jauh-jauh dari gue bangs*t" teriak refan yg sudah geram saat ia menyadari ada darah mengalir dari perut nadia.
"HAHAHAHHH LO MAU GUE JAUHIN ELO FAN? GAK AKAN!! KALO GUE GAK BISA MILIKIN ELO, ITU BERARTI GAK ADA JUGA SATU PUN CEWEK YG BISA!!" teriak geisha lantang.
"fan, gue khawatir sama nadia. dia berdarah. gak usah urusin itu cewek ular, mending kita tolong nadia noh" reza memberi saran refan agar tak membuang waktu untuk meladeni geisha.
"lo minggir sekarang!" ucap refan dingin.
"gak akan. gue mau sama lo" jawab geisha masih kekeuh.
"gue bilang lo pergi dari sini!!!" bentak refan dengan keras.
"enggak akan"
"oke, lo yg maksa gue" ucap refan datar yg kemudian langsung menyeret kasar lengan putih geisha keluar gudang.
"kalo sampek terjadi sesuatu sama nadia! gue sendiri yg bakal balasin dendam itu" bentak refan sarkas.
"INGET UCAPAN GUE INI FAN!! SIAPAPUN CEWEK YG DEKET SAMA LO, BAKALAN GUE ANCURIN SAMPEK ABIS. SELAMANYA!!" teriak geisha yg emosi. refan dengar, tapi ia tak peduli. ia terus melangkan kakinya menghampiri reza yg sudah membuka ikatan pada tangan nadia.
"lo berdua mau keluar sendiri atau gue seret?" dingin refan pada amel dan cindy teman geisha. mereka berdua pun lanhsung pergi meninggalkan reza refan dan nadia.
"nadia berdarah banyak fan" ucap reza cemas.
"iya gue tau. sekarang lo bantu gue bawa dia ke rumah sakit za" pinta refan.
"kuy lah"
........
Rafael yg barusaja tiba di london beberapa menit yg lalu segera kembali lagi ke indonesia karena mendapat kabar dari refan kalau nadia dioperasi. saat rafael memberi tahu refan kalau dia dalam perjalanan menuju rumah sakit dari bandara, nadia siuman dari kritisnya. bibirnya selalu saja menyebut nama rafael berulang-ulang dengan air mata yg terus mengalir dari pelupuk matanya.
"sayang sabar ya, fael sedang diperjalanan menuju kemari" ucap nindi, mama nadia sambil sesegukan.
"nadia sayang kamu harus kuat ya, mama kamu udah mau lahiran, katanya kamu pengen gendong adek baru? anak papa harus kuat" ucap fandi papa nadia. tapi seakan nadia tak menghiraukan semua orang yg ada disitu, nadia tetap terus saja menyebut nama rafael. seolah-olah rafael adalah orang terakhir yg ingin dilihatnya.
"assalamualaikum" salam rafael terbata-bata karena ngos-ngosan sekaligus terkejut melihat keadaan sahabat sekaligus pujaan hatinya yg sangat mengenaskan. tubuh cantik yg biasanya ceria dan tak bisa diam itu sekarang tengah terkulai lemas di bangkar dengan banyak kabel penunjang hidupnya.
"fa-fael" ucap nadia terbata dengan air mata yg semakin lama semakin deras mengalir.
"nad, lo gak boleh kek gini. jangan nangis! gue udah disini sekarang. lo harus sembuh yaa" pinta rafael yg perlahan meneteskan air matanya. melihat kakaknya menangis karena ketidak becusannya membuat refan semakin merasa bersalah karena telah lalai dalam menjaga nadia. karena rafael dan refan adalah orang yg sama-sama sangat jarang sekali menangis, kecuali waktu masih bayi.
"na-dia ma-u ngomong fa" ucap nadia melembut namun masih dengan terbata.
"apa hm?" tanya rafael lembut mengelur puncak kepala nadia.
"nad-nadia sa-yang sama fael" ucap nadia yg semakin melemah tapi kali ini dengan senyum manisnya yg ia perlihatkan untuk rafael.
"aku juga sayang sama kamu nad" balas rafael yg terus menangis.
"aku mau kamu jadi pacarku, kamu harus sembuh ya" pinta rafael dengan senyum kecutnya.
kedua orang tua nadia hanya tersenyum melihat dua sejoli yg saling mengutarakan perasaan mereka, meskipun itu sudah sangat sangat terlambat.
"nad-dia seneng deh. nad-dia jug-juga pe-ngen pa-caran sa-sama fael. ta-tapi nadia udah gak bi-sa" ucap nadia dgn senyum lemah.
"hustttt.. kamu gak boleh ngomong gitu. nadia kuat nadia pasti bisa" ucap rafael yg terus menyemangati nadia. tapi nadia mengabaikan itu, seakan pesan terakhir untuk rafael telah selesai ia utarakan. sekarang ia fokus pada kedua orang tuanya yg menatap nanar ke arahnya.
"mamah sama papah jangan sedih dong. kan udah ada dedek bayi yg bakal nemenin mama sama papa" ucap nadia tersenyum. ia sudah bisa berbicara dgn lancar sekarang.
"maafin nadia ya mah pah, mungkin selama 16 tahun ini nadia banyak merepotkan kalian berdua. nadia merasa bahagia dan beruntung banget dapet dua orangtua sebaik kalian" ucap nadia yg kembali menitikkan air mata.
"heii sayang, kamu ngomong apa sih. mama gak suka" ucap nindi menangis tersedu.
"nanti adek bayinya dikasih nama fanindia ya mah, biar dedeknya ada miripnya sama nadia. biar mama sama papa gak terlalu kangen nanti" ucap nadia yg arahnya sudah ngalor ngidul tak karuan. fandi yg tak kuasa melihat putri sulungnya yg seperti sudah mempuanyai firasat buruk itu hanya diam memilih untuk mengamati putri kecilnya itu untuk terakhir kalinya. bukan menyumpahkan, tapi fandi juga sudah berfirasat kalau nadia akan pergi dari mereka.
"reza" panggil nadia, reza pun mendekat ke samping bangkar nadia.
"gue disini nad, lo harus semangat sembuh ya" ucap reza nanar. entahlah cowok yg biasanya sengklek dan nakal itu tiba-tiba jinak dihadapan nadia. mungkin reza hanya teringat oleh sang adik yaitu izza yg sedang berada jauh darinya. dan sudah menganggap nadia seperti adiknya sendiri.
"makasih ya udah nolongin nadia tadi" ucap nadia tulus dgn senyum yg terus mengembang, reza hanya mengangguk dan tersenyum.
"refan sini" panggil nadia. dan refan mendekat.
"please jangan ngomong yg aneh-aneh dong nad.. gue makin ngerasa bersalah karena gak becus jagain lo... lo harus sembuh ya, gue sayang sama lo. lo udah kek adik gue sendiri" ucap refan yg sudah mengenggam tangan pucat nadia.
"hehee... refan jadi banyak ngomong ya sekarang" ucap nadia cengengesan kecil.
"nadia tau dibalik dinginnya refan itu ada perhatian yg sgt besar.. makasih udah jagain nadia selama ini. jangan pernah ngerasa bersalah, ini udah takdirnya" ucap nadia tulus.
"gak nad. gue yg salah. gue minta maaf" ucap refan penuh penyesalan. setitik air matanya sudah meluncur bebas.
"enggak. refan gak salah kok. refan sama rafael harus selalu akur ya, jangan rebutan mainan robot mulu. nadia sayang kalian" ucap nadia pelan.
"nadia juga sayang banget sama mama papa, maafin nadia belum sempet bales semua kasih sayang mama sama papa ya" ucap nadia tersenyum manis. sepersekian detik kemudian nadia mulai kehilangan kesadaran lagi, hingga dokter datang dan meminta pihak keluarga menunggu diluar.
setelah beberapa menit menunggu, dokter keluar dan memberitahukan bahwa nyawa nadia tak bisa diselamatkan. semua orang disitu terpukul, apalagi refan.. ia terus saja meminta maaf atas kelalaiannya yg berakibat pada meninggalnya nadia. kedua orang tua nadia mengelus bahu refan dan meyakinkan refan kalau ini semua bukan salahnya. rafael pun demikian, ia memang terpukul karena kehilangan nadia. bahkan mereka baru saja mengakui perasaan masing-masing tapi takdir sudah memisahkan mereka. rafael tidak pernah menyalahkan adiknya atas kejadian itu, itu juga termasuk salahnya juga. rafael juga sangat menyesali kebodohannya, kenapa tak sejak dahulu dia menyatakan cintanya pada nadia? entahlah, ini semua adalah kekuatan takdir tuhan. tidak ada yg bisa memilih dan mengelak.
-flashback off-
"jangan bawa dia yg udah gak ada!" bentak refan yg sudah geram dengan geihsa. tak ingin memperpanjang urusan dengan si cewek ular itu akhirnya refan menarik paksa tangan izza untuk pergi dari situ.
"REFAN ALASKA DIRGANTARA!! sampek kapanpun gue bakalan ganggu dia selama lo masih deket sama dia!!" teriak geisha pada refan yg sudah menghilang dibalik pintu dengan izza.
refan terus menyeret tangan izza melewati setiap lorong koridor sekolah. hal itu tentu saja tidak terlepas dari pandangan semua murid, pasalnya meskipun seragam izza dan refan sudah mulai mengering. tetap saja fakta bahwa seorang refan menggandeng cewek adalah mitos yg akhirnya terpecahkan.
"lepasin gue" gertak izza saat mereka sudah sampai di pintu rooftop sekolah yg saat itu sedang sepi karena jam pelajaran telah berlangsung. hanya ada beberapa kelas yg jamkos, termasuk penghuni kelas yg memandang mereka berdua.
"gue bilang lepasin refan!! sakit woy" teriak izza menghempaskan tangan kekar refan.
refan mencengkram tangan izza dengan begitu kuat sampai meninggalkan jejak merah ditangan mulus itu.
bukannya bermaksud kasar, refan hanya tidak ingin izza di ganggu oleh geisha lagi. cukup nadia saja yg kena amukan salah sasaran dari setan itu. jangan sampai terulang lagi.
"sorry, gue refleks" ucap refan pelan dengan menunduk. nada bicaranya tak seperti biasanya membuat izza menautkan alisnya heran.
"kenapa lo?" tanya izza yg ragu namun pasti memegang rahang tegas refan yg membuat izza bisa melihat wajah tampan itu. izza kaget saat mengetahui ada satu titik air mata lolos dari pelupuk mata cowok dingin itu. refan langsung buru-buru menghapus air matanya. ia tak ingin sisi rapuhnya diketahui oleh orang lain, tapi terlambat!! izza udah tau dongggg.
"lo nangis fan? kenapa?" tanya izza khawatir. dari raut wajahnya saja sudah nampak jelas kalau izza sekarang sedang khawatir dgn apa yg terjadi pada tetangga bangkunya ini.
jangan lupa like dan komen ya kak😗
biar author makin semangat nulissnya.🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Cika....
ini kekuatan uang yg bicara yaa kok bisa sihh pembunuh bisa bebas,,, maaf thor kayaknya sdikit berlebihan deh
2022-10-31
0
Alivaaaa
sadisss banget
2021-06-11
2
Nina Almenka
sedih gue dasar ya mak lampir tega bener memisahkan Nadia dan Rafael, gue sumpahin dia dapat karma yg sangat buruk
2021-05-09
1