"lo nangis fan? kenapa?" tanya izza khawatir.
"gue gapapa" jawab refan tersenyum kecut.
"lo yakin?" tanya izza memastikan.
grebb...
bukannya menjawab, refan malah langsung menubruk tubuh izza. dia memeluk izza dengan sangat erat seolah ia tak ingin kehilangan cewek itu.
"gila ini sih!! gue ga bisa nafas fan!!" ucap izza memukul pelan pundak lebar itu. karena merasa izza kesulitan bernafas karena pelukannya yg terlalu erat, akhirnya refan sedikit meregangkan pelukannya. catat!! hanya sedikit.
"diem dulu! biarin gue nyaman kek gini" pinta refan saat ia merasa kalau izza ingin melepas pelukan itu.
lima menit berlalu tapi belum ada tanda-tanda refan akan melepas pelukannya. mereka masih saling memeluk sambil berdiri.
"fan. lo gak kesemutan gini terus?" tanya izza.
"eh eh iya sorry gue lupa. pelukan lo nyaman za" ucap refan menggaruk tengkuknya yg tak gatal dan tersenyum canggung.
"utututuuttuu kulkas 23 pintu bisa gemesin banget sii" ucap izza gemas yg langsung mencubit kedua pipi cowok tampan itu. refan kaget oleh tindakan izza barusan, dia sampe melongo dibuatnya.
"so-sorry gue refleks" ucap izza canggung sambil berlalu meninggalkan refan yg masih melongo.
"mau sampe kapan lo berdiri disitu? sini duduk" ucap izza menepuk bangku sebelahnya yg kosong. memang di rooftop itu ada kursi dan meja untuk anak-anak nakal bolos wkwk.
"hmm" refan hanya membalas dengan deheman.
"etdah kumat lagi ademnya" cibir izza.
"salah mulu gue" kesal refan.
"emang cowok selalu salah kan?" izza menjawab dengan terkikik pelan.
'she look so perfect' batin refan takjub.
"woyyy malah bengong lagi lo" gerutu izza mengangetkan refan.
"berisik amat reza punya kembaran" cibir refan.
"dihh banyak omong pula kau bujank" balas izza.
"biarin lah suka-suka gue"
setelah itu hening. mereka berdua sibuk dengan pemikiran masing-masing. hingga..
"emmm fan" panggil izza yg membungkuk untuk melihat wajah refan yg menunduk.
"hmm apa?" tanya refan yg mengangkat wajahnya. membuat jarak antara izza dan refan begitu dekat.
'buset jantung gue' batin izza.
'gila pengen gue sikat aja ni cewek bar-bar' batin refan.
"eh. sorry" ucap izza menjauhkan wajahnya.
"ada apa tadi?" tanya refan.
"emmm itu gue mau nanya" ucap izza ragu.
"nanya apa?" refan menaikkan sebelah alisnya.
"nadia siapa fan?" pertanyaan izza membuat refan benar-benar datar. izza yg menyadari perubahan raut refan pun menjadi tak enak hati.
"kenapa fan? gue salah nanya ya? yaudahlah gak usah dijawab juga kalo menurut lo itu sulit" ucap izza merasa bersalah.
"sini deketan" ucap refan menepuk sofa antara dia dan izza. izza pun mendekat.
"gue meluk lo gini ada yg marah gak?" tanya refan setelah tangannya berhasil melingakari tubuh izza.
"ishhh gila lo ya!! gue kira lo beneran mau cerita" gerutu izza sebal melepaskan paksa pelukan refan.
"iyaiya gue becanda kok. lo yakin mau denger ini cerita?" tanya refan meyakinkan.
"yakin" jawab izza mangangguk pasti.
refan pun menjelaskan seluruh kisahnya dan nadia serta kembarannya beberapa tahun yg lalu sampai kejadian digudang belakang itu.
"jadi karena itu gudang belakang ditutup?" tanya izza hati-hati. dia tidak mau menyinggung perasaan refan. izza sadar, refan sangat rapuh tentang ini. izza bisa merasakan betapa terpukul dan terpuruknya refan karena dihantui rasa bersalahnya. refan juga menceritakan tentang geisha yg dibebaskan dari penjara karena jaminan dari papanya.
"iya" jawab refan masih menduduk.
"kalo gue ngomong itu liat gue dong" protes izza kesal.
"paan sih ngambekan lu kek bocil" ucap refan gemas menoel hidung mancung izza.
"kalo cabe tadi.. itu pacar lo?" tanya izza.
"geisha?" tanya refan balik menaikkan sebelah alis.
"hmm"
"bukan lah. kan tadi udah gue ceritain kalo tu cewek ular yg bunuh sahabat gue sekaligus calon kakak ipar gue" ucap refan dengan tangan mengepal diakhir kalimatnya.
"gue mau lo jaga jarak ya sama orang itu" pinta refan.
"kenapa?"
"ya gue gak mau kejadian kek tadi ke ulang lagi ogeb" ucap refan gemas menyentil kening mulus izza.
"gue bisa jaga diri. kalo aja lo gak dateng tadi, udah habis tu cewek" izza sebal karena mengingat refan mengganggu refi tadi.
"terlepas dari itu semua. gue gak mau lo kenapa napa" ucap refan tulus.
"dihh sok perhatian" cibir izza.
"gue aslinya emang perhatian kali. cuma jarang gue perliatin ke orang" jawab refan malas.
"sama geisha perhatian dong? kan dia pacar lo" goda izza.
"bukan pacar gue kamprett" umpat refan kesal.
"ohh gue kira pacar lo beneran" ucap izza masih menggoda refan.
"kenapa emang? lo cemburu?" tanya refan menggoda izza.
"pala bapak kau itu cemburu. dahlah gue mau balik ke kelas" ucap izza yg langsung beranjak dari sofa itu.
"za" panggil refan mencekal tangan izza.
"hm?"
"makasih dan maaf" kata refan menunduk dengan terus memegangi tangan izza.
"buat?" tanya izza heran.
"makasih udah dengerin curhatan gue, maaf buat tadi. gue cuek banget sama lo dikantin"
"hmmm"
"lain kali bisa gak sih jangan terlalu over bodoamat sama keadaan sekitar lo? jangan terlalu dingin. mereka juga merinding kali fan" saran izza.
"gue usahain deh" jawab refan malas.
"usaha yg ikhlas jangan setengahan" cibir izza.
"ya mau gimana lagi? datar dingin gini udah dari sononya ndra" gerutu refan.
"lo panggil gue apa tadi?" tanya izza heran.
"refiandra kan?" tanya balik refan.
"dihh nama gue izza bukan andra" protes izza.
"gue yg manggil. pake mulut gue. tenaga juga punya gue. berarti terserah gue dong" bantah refan tak mau kalah.
"terserah! atur semerdeka lo aja deh fan" jawab izza mengalah.
"ayo balikk" ajak izza.
"apaan lagi sih?" tanya izza kesal karena refan mencekal tangannya lagi.
"kita ke uks dulu" ucap refan dengan tangan dan mata fokus ke pipi kiri izza.
"ngapain ogeb"
"nanem cabe. ya ngobatin ini luka lo lah" jawab refan yg langsung menyabet tangan izza untuk ke uks tanpa menunggu persetujuan izza. karena refan tau, berdebat dengan izza hanya akan memperbayak dialog. *kasian author nya woyyyy:'v
tepat pukul 13.15 WIB*.
15 menit lagi bel pulang sekolah berbunyi dan dua sebangku itu baru balik ke kelas. alias bolos dongg.
"pasutri kita baru balik woy" cibir zaki.
"amboyyy serasi pulak kalian ini ku tengok" timpal rafi.
"dari mana aja kalian?" tanya kennath kepo. para ciwi-ciwi sedang dalam mode diam dan nyimak.
"lo bawa kemana adek gue fan" tanya reza yg langsung melotot karena melihat ada perban bertenger di pipi cantik izza.
Brakk..
'kutu kupret beli sandal' latah zaki kaget karena reza menggebrak meja refan keras.
"LO APAIN ADEK GUE HAH?!" bentak reza emosi yg langsung mencengkram kerah baju refan.
jangan lupa like dan komen ya kak😗
biar author makin semangat nulisnya dong🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Alivaaaa
Reza sayang banget sama adeknya
2021-06-11
2
guest1052940504
seru jg tu..... 😁😁😁
2021-04-14
1
Ghendis
si zaki meresahkan😂
2021-02-22
8