Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Mereka memutuskan untuk pulang dan mengantarkan para gadis ke rumahnya dengan selamat.
"Kalian duluan aja, aku mau ke Cafe nunggu Asty pulang kerja." Katanya malu malu.
"Semoga berhasil, awas anak orang jangan di apa-apain dulu, belum halal." Goda Jojo membuat Arya semakin malu.
"Ya paling di icip icip dikit," Ryan menimpali. Mereka teratawa melihat Arya yang semakin malu.
"Apaan sih kalian ini. Otaknya mesum semua. Kalian juga bawa anak gadis orang. Awas nanti ada setan lewat," jawab Arya tak mau kalah.
Membuat para gadis membulatkan matanya. Ada benarnya yang dikatakan Arya, membuat para gadis itu menjadi ragu untuk diantarkan pulang.
"Yasudah aku duluan ya. Kalian kenapa tegang gitu? Aku bercanda, aku dan teman temanku takkan melakukan hal yang diluar batas." Senyumnya menyeringai.
Para gadis mengehembuskan nafas panjang. Merasa lega dengan ucapan Arya. Lalu mereka pun pergi dari Mall tersebut.
******
Di rumah mewah itu, Zayna masih memikirkan kejadian tentang tadi siang. Entah kenapa wajah pria itu terus mengganggunya. Sesekali wajah pucat Alvian kembali muncul.
Bulir bening membasahi pipinya. Iya sangat ingat ketika ia menangis tersedu sedu. Melihat Alvian dengan wajah tenangnya tertidur untuk selamanya.
"Alvian, mengingantmu sunggu menyakitkan dari apapun. Bantu aku untuk pergi dari kenangan bersamamu." Lirih batinnya.
Ia bergegas pergi ke dapur untuk minum. Ia menengguk satu gelas penuh, agar ia merasa lebih tenang.
Dengan tatapan kosong Zayna terus mengingat kejadian demi kejadian yang dilaluinya bersama Alvian.
Greyna melihat kakaknya sedang melamun di meja makan. Ia mendekati kakaknya seraya melambaikan tangannya di depan wajah Zayna.
"Kakak kenapa diem aja sih? Kakak gak apa apa kan?" Tanyanya begitu cemas.
"Kakak!" Sedikit berteriak ia memanggil Zayna.
"Eh iya Dek, maaf tadi Kakak melamun," jawabnya tersenyum malu.
"Ngelamunin apaan sih Kak? Sampai dipanggil aja gak nyaut," jawabnya kesal. Zayna terdiam, ia berpikir akan menceritakannya ke Greyna. Ia sudah sangat tidak tahan menahannya.
"Dek, tadi Kakak bertemu dengan seseorang. Gak nyangka banget Kakak bisa ketemu dia lagi disana," begitu ia mulai bercerita.
"Ketemu siapa kak?"
"Dokter Zaki. Dia adalah dokter yang menangani Almarhum Alvian waktu kecelakaan dulu. Dia juga yang menemani kakak, sewaktu kakak menangis di dekat taman Rumah Sakit," lanjutnya sembari mengingat kejadian waktu itu.
"Wahh! Serius kak? Jangan jangan kalian jodoh," godanya seraya tertawa.
"Is kamu itu Dhe, jangan ngaco ah." Kilahnya sembari memalingkan wajahnya.
"Ya kan siapa tahu aja kak, kalian jodoh. Udah beberapa tahun yang lalu gak ketemu, terus sekarang ketemu lagi,"
"Dan dia juga minta...." ia menggantungkan kalimatnya.
Membuat Greyna sangat penasaran dengan cerita Kakaknya. Namun Zayna masih saja diam, membuat Greyna semakin penasaran.
"Minta apa kak? Cerita lagi dong, aku penasaran nih. Kakak ceritanya jangan digantung gitu dong," pintanya dengan kesal. Zayna tersenyum geli melihat adiknya cemberut begitu.
"Yasudah Kakak akan ceritakan semuanya dari awal. Awas aja kalau kamu memotong cerita Kakak dan memberikan banyak pertanyaan." Greyna mengangguk cepat.
Lalu Zayna menceritakan semuanya kepada adiknya. Greyna senyum senyum mendengarkan cerita kakaknya.
"Duh itu dokter kayanya emang tampan dan asyik deh, buktinya Kakak sampai muji-muji gitu. Kalau seandainya Kakak gak mau, buat aku aja kali ya?" Begitu batinnya bicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments