Hari telah sore, mereka bergegas meninggalkan gedung kampus. Rasa penat setelah seharian mengikuti mata kuliah hilang sudah ketika mereka menginjakan kaki keluar dari ruangan. Cuaca sore itu sangat cerah. Langit yang mulai dihiasi warna jingga, sangat memanjakan mata bagi siapa saja yang memandang.
Mereka para pria tampan itu selalu saja bersama-sama. Membahas para wanita yang selalu ingin mencuri perhatian mereka. Tapi tak ada satu pun wanita yang berhasil akan usahanya. Apalagi untuk menggoda seorang Arya Wiguna.
Ya dia memang tampan dan cukup ramah sebenarnya. Namun, pada wanita ia tak begitu bersahabat. Dia takut akan melukai perasaan wanita tersebut.
"Apakah kalian akan langsung pulang? Aku akan mampir dulu ke Cafe yang ada di sebrang kampus. Kalian akan ikut?" Tanyanya pada teman-temannya.
"Sepertinya aku tidak ikut. Aku sangat lelah ingin cepat beristirahat," keluh Jojo
"Aku akan menjemput adikku di rumah temannya. Jadi aku tak bisa ikut," Zain menimpali.
"Aku akan pergi bersamamu." Ucap Ryan. Arya sangat senang dengan jawaban Ryan. Karena memang dia tidak ingin pergi sendiri.
******
Setelah berjalan kaki, akhirnya mereka sampai di Cafe tersebut. Tempatnya sangat nyaman, dengan lampu-lampu kecil yang menggantung di seluruh ruangan. Tanaman-tanaman dalam pot kecil yang menghiasi dinding-dindingnya membuat Cafe tersebut banyak di kunjungi, apalagi pada jam pulang kuliah seperti saat ini.
Tak lama pelayan Cafe datang untuk menyerahkan buku menu. Lalu dengan senyuman terbaiknya ia menawari beberapa menu spesial di Cafe tersebut.
"Jadi, mau pesan apa Tuan?" Tanyanya dengan senyuman yang terus mengembang.
"Emm saya Vanilla Latte saja,"
"Dan kau, akan pesan apa?" Tanyanya pada Ryan yang masih melihat buku menu.
"Aku Capucino saja." Jawabnya datar.
"Baik, saya permisi dulu Tuan." Katanya dengan mengambil buku menu tersebut.
Sambil menunggu, Arya seperti mengingat sesuatu. Wajah pelayan tersebut tidak asing baginya. Ia sangat berpikir keras sehingga mengernyitkan dahinya.
"Kau sedang memikirkan apa? Dahimu sampai berkerut seperti itu," tanya Ryan yang sedari tadi memperhatikan.
"Aku merasa sering melihat wajah pelayan tadi. Ya maksud ku, selain di Cafe ini aku sering melihat dia di suatu tempat. Tapi dimana ya?" Tanyanya pada diri sendiri. Ryan hanya tersenyum menanggapinya.
Tak lama pesanan mereka datang. Dengan hati-hati pelayan itu menaruh dua cangkir kopi yang telah dipesan.
"Selamat menikmati," dengan senyuman yang maksimal ia mempersilahkan.
Saat dia akan kembali, tiba-tiba Arya menghentikan langkahnya.
"Tunggu! Sepertinya aku sering melihatmu, tapi dimana ya?" Tanya Arya dengan penasaran.
"Kita kuliah di kampus yang sama Tuan. Jadi pasti anda sering melihat saya." Jawabnya dengan ringan.
"Maaf tuan, saya harus kembali bekerja. Saya permisi dulu," dia menundukkan kepalanya seraya pergi.
"pantas saja aku tak asing dengan wajahnya. Eh tunggu dulu, tadi dia bilang kita kuliah di kampus yang sama. itu berarti dia juga sering memperhatikanku. makanya dia langsung mengenaliku. Aaaaa kenapa merasa senang begini sih."
Tanpa sadar senyuman muncul di bibirnya. Ryan yang sedari tadi memperhatikan, hanya tersenyum simpul. Sesekali ia menikmati minumannya. Namun tatapannya tak lepas dari menatap Arya.
"Apa kau akan terus tersenyum begitu? Apa aku perlu memanggil pelayan yang tadi? Sepertinya kau sangat menyukainya." Paparnya dengan senyuman yang mengejek. Lalu Arya tersadar dari lamunannya. Ia merasa malu dengan perkataan Ryan. Ia memijat tengkuknya. Seraya tersenyum.
"Kau memang pandai dalam segala hal. Termasuk dalam melihat seseorang yang sedang jatuh cinta," jawabnya dengan terkekeh. Lalu mereka melewati senja itu dengan mengobrol dan menikmati secangkir kopi yang sudah mulai dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Handayani Yani
co cweetttt
2020-12-15
0