Zayna tergesa-gesa memasuki ruang kelasnya. Deg! Jantungnya terasa berhenti berdetak. dilihatnya dosen yang super killer itu tengah duduk dan menatapnya tajam.
Zayna tak mau kalah, dengan acuhnya gadis itu memasuki ruang kelas. Melenggang tanpa dosa. Semua Mahasiswa terkejut melihat Zayna yang sesantai itu. Nadya menelan selivanya perlahan.
"Zayna bagaimana kau memiliki wajah tanpa dosa seperti itu," batin Nadya cemas.
Tiba-tiba suara bariton dari Dosen pun terdengar. Menghentikan langkah Zayna untuk menuju kursinya.
"Kau terlambat! Keluarlah, jangan mengikuti kelas saya!" tegasnya dengan wajah tanpa ekspresi.
Zayna memutar tubuh, menatap dosennya itu. Lalu, melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Zayna menghembuskan napas perlahan. Seakan enggan untuk berdebat dengan pria tersebut.
"Saya masih punya satu menit untuk mengikuti pelajaran Anda!" jawabnya dengan ringan.
"Saya mohon izinkan saya mengikuti mata kuliah Anda," lanjut Zayna tanpa dosa seraya melanjutkan langkahnya menuju kursi dekat Nadya.
Dosen killer itu pun melihat jam yang melingkar di tangannya. dilihatnya waktu menunjukan pukul delapan lewat lima puluh sembilan menit.
"Cih! Gadis itu, selalu saja dapat menjawab. Takkan menang jika berdebat dengannya. Untung saja dia cerdas dan cantik, kalau kau tak punya keduanya sudah habis kau!" umpatnya dalam hati.
Tanpa sadar Dosen itu pun tersenyum kecil. Bagaimana pun dia lelaki normal. Meskipun umurnya sudah tiga puluh lima tahun, tetapi dia masih betah menyendiri. Jadi, tak heran jika pria itu salah satu dari sekian banyaknya pria yang menyukai Zayna.
"Kumpulkan tugas minggu lalu!" perintahnya sembari membetulkan letak kacamata.
******
Tak terasa waktu cepat berlalu. Setelah beberapa jam mengikuti mata pelajaran yang membosankan bagi sebagian mahasiswa itu, akhirnya selesai juga. Zayna masih membereskan buku-bukunya.
"Zayna, ayo cepetan beresin bukunya! Kita ke kantin, aku sudah sangat lapar. Kantin pasti penuh, karena ini memasuki jam makan siang." Nadya terus mengoceh sambil mengelus perutnya karena lapar.
"Kau pergi duluan saja, aku akan ke Perpustakaan dulu sebentar. Kau tunggu aku di sana, oke?" ujar Zayna sembari berlalu pergi. Nadya mendengkus kesal seraya menghentakkan kaki menuju kantin.
Sesampainya di kantin, Nadya memutar pandangannya mencari meja yang masih kosong. Namun, dilihatnya kantin sangat ramai pengunjung.
"Tuh, kan penuh, ini gara-gara Zayna yang kelamaan di kelas," gerutunya dan kembali mengedarkan pandangan.
Matanya tertuju pada meja di pojok dekat jendela. Dia segera berlari kecil menuju meja itu. Takut ada orang lain yang akan menempati. Nadya segera mendaratkan bokongnya pada kursi yang telah tersedia. Dia segera memesan makanan favoritnya. Apalagi kalau bukan semangkuk bakso dan juga segelas jus jeruk. Sembari menanti pesanannya ia membuka satu persatu pesan yang masuk ke ponsel. Lalu, membalas pesan-pesan tersebut. Tak berapa lama makanan yang dia pesan datang.
Dengan lahap Nadya menyantap makanannya. Tanpa dia sadari, seseorang sedang memperhatikannya. Sesekali orang itu tersenyum. Baginya Nadya sangat menggemaskan ketika sedang mengunyah makanan. Bahkan melihat Nadya bernapas pun begitu imut di matanya.
Orang itu beranjak dari duduknya, menghampiri Nadya. Gadis itu terkejut dan menatap pria yang dengan santainya duduk di hadapannya.
"Apa aku mengenalnya? Sampai dia dengan santainya duduk di depanku. Ah, tapi aku merasa tak mengenalnya," batin Nadya aneh.
"Tapi kalau dilihat-lihat dia tampan juga ya. Keren banget, duh itu senyumannya," ujarnya dalam hati.
Pria itu mengibaskan tangannya di depan wajah Nadya. Melihat gadis itu hanya tersenyum tanpa membalas sapaannya.
"Hei! Melamun saja. Tidak keberatan kan kalau aku duduk di sini?" tanyanya membuyarkan lamunan Nadya.
Nadya terkejut, menjadi salah tingkah. Dia gelagapan saat menjawab pertanyaan dari seseorang yang sedang duduk manis di hadapannya.
"Eh iya, boleh kok. Aku tidak keberatan," jawabnya kikuk.
"Aku lihat kau sendirian, jadi aku berinisiatif untuk menenmanimu," ucapnya dengan senyuman sejut wattnya.
"Aku Jojo, siapa namamu?" lanjutnya memperkenalkan diri. Jojo mengulurkan tangannya, dengan ragu Nadya menjabat tangan Jojo.
"Aku Nadya. Emmm silahkan dilanjut makannya," katanya gugup, Nadya melanjutkan lagi makannya yang sempat tertunda itu. Tanpa malu-malu Nadya melahap semua makanannya. Membuat Jojo semakin gemas dibuatnya.
"kau sangat manis sekali. Untung saja Arya memberitahukan namamu padaku. Kau percaya saja kalau aku belum mengetahui namamu, Nadya kau menggemaskan sekali." Bisik hati Jojo kemudian.
Flashback On
Arya dan Jojo tengah berjalan di koridor kampus. Jojo melihat gadis yang di kaguminya diam-diam. Dia menghentikan langkahnya dan mengamati gadis yang berada jauh dari pandangannya itu.
"Jojo kau sedang melihat apa?" Tanya Arya penasaran.
"Kau kenal dengan gadis yang di sana, Ar?"
"Yang mana, Jo?"
"Itu yang memakai baju warna biru langit." Tunjuknya antusias.
Arya tampak menajamkan matanya, pandangannya mengarah pada apa yang di tunjuk Jojo.
"Oh gadis itu, kalau tidak salah dia Nadya.
Kenapa kau menanyakannya? Ah, aku tahu, kau menyukainya ya?" goda Arya sembari menaik turunkan alisnya yang tebal itu.
Jojo tersenyum penuh arti. Jojo mengedipkan sebelah matanya. Arya paham dengan kode yang diberikan sahabatnya itu. Lalu, mereka melanjutkan lagi langkahnya menuju kelas mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Evy Viandra Erviyanti
Hai aku mampir bawa like. Jangan lupa mampir juga di ceritaku ya..
MENGENANGMU
VIANDRA
MAUKAH KAU MENIKAH DENGANKU
2020-09-30
0
Dela Mutiara~
hai kak aku mampir semangat💙
dapet salam dari
ISTRIKU PEMBANTUKU
JATUH CINTA DENGAN SAHABAT KU
aku tunggu ya😊
2020-09-03
0