Tak terasa satu bulan sudah Zain bersama Sarah. Ia berniat menjemput kekasihnya itu. Ia ingin sekali bertemu dengan kedua orangtua Sarah, karena ia berniat ingin melamar Sarah jika ia sudah wisuda nanti.
Ia melihat pantulan dirinya di depan cermin. Ia sesekali tersenyum. Dan merapikan lagi bajunya. Dengan menggunakan celana panjanag cinno, di padu padankan dengan kemeja warna brown white semakin membuat dirinya sangat tampan.
Ia bergegas menuruni anak tangga, lalu menuju dapur untuk sarapan.
"Bu, Zain berangkat ke kampus dulu ya. Assalamu'alaikum," pamitnya seraya mencium tangan ibunya.
"Iya sayang, hati-hati di jalannya. Jangan ngebut-ngebut." Zain hanya melambaikan tangannya seraya menutup pintu.
******
Setelah menempuh perjalanan cukup lama, akhirnya sampai juga di depan rumah Sarah. Hatinya berdebar-debar. Ia ragu untuk mengetuk pintu. Ia hembuskan nafas perlahan secara berulang-ulang.
Mengatur irama jantungnya. Setelah semuanya selesai, ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Tok Tok Tok
"Assalamu'alaikum." Tak berapa lama pintu terbuka.
"Wa'alaikumsalam," Sarah sangat terkejut dengan kedatangan Zain.
"Zain? Kamu ngapain kesini?" Tanyanya
"Aku mau jemput kamu. Kita berangkat ke kampus bareng."
"Emm sekalian aku mau bertemu dengan kedua orangtua mu," lanjutnya
"Mereka sedang di luar kota. Lain waktu saja kalau kamu ingin bertemu dengan mereka."
Sarah melihat kekecewaan di mata Zain. Lalu ia tersenyum untuk mengembalikan senyuman di wajah Zain.
"Katanya mau berangkat kuliah bareng. Ayo berangkat, nanti kesiangan lho," ajaknya sembari menggandeng lengan Zain.
Zain sangat terkejut dengan yang dilakukan Sarah. Lalu mereka memasuki mobil. Di dalam mobil tak hentinya Sarah bergelaut manja di lengan Zain. Membuat Zain sangat risih.
"Sarah, kau tak boleh seperti ini. Ini tak benar, nanti kalau kita berbuat lebih lagi bagaimana? Duduklah di tempatmu dengan benar." Ucapnya seraya melepaskan tangan Sarah.
"Memangnya kenapa Zain? Aku tak keberatan kok kalau mau kita melakukan hal yang lebih." Jawabnya dengan ringan.
"Astagfirullahhal'adzim. Kenapa dengan Sarah ini? Dia begitu mudahnya berkata seperti itu." Batinnya terkejut.
Ia hanya menggelengkan kepalanya, tak percaya atas apa yang di dengarnya. Ia menjadi ragu untuk melamar kekasihnya itu.
******
Setelah sampai parkiran, mereka turun dan akan berjalan menuju kelas. Namun tiba-tiba mata Zain melihat seseorang turun dari mobil tepat sebelah mobil Zain berada. Ia melihat perempuan itu seksama.
Penampilannya yang tidak mencolok sangat di sukai Zain. Gadis itu memakai dress panjang sebetis dengan warna biru Navy yang sangat cocok dengan kulitnya.
"Ternyata dia sangat cantik jika tidak sedang bicara. Ahh kenapa aku memperhatikannya." Bisik batinnya kemudian
"Sayang ayo kita masuk kelas. Mau sampai kapan kamu melamun begitu!" Ajaknya dengan cemberut.
"Ehh iya sayang, maaf. Ayo kita jalan." Lalu mereka pergi dan menuju kelas masing-masing. Namun benaknya masih saja terbayang wajah cantik Zayna.
Seketika jantungnya berdetak kencang. Tak terasa bibirnya mengukir senyuman.
Sedangkan Zayna, gadis itu hanya tersenyum sinis melihat pasangan yang baru saja ia lihat. Entah kenapa perasaannya merasa terusik. Padahal ia sudah bisa melihat pasangan yang lain, yang selau terlihat mesra.
"Cih! Pagi-pagi sudah membuatku kesal." Gerutunya sembari terus berjalan menuju kelasnya.
"Ehh tunggu dulu, kenapa pula aku meski kesal begini?" Tanya batinnya.
Ia melanjutkan lagi langkahnya, setelah sampai kelas ia langsung duduk di dekat Nadya.
"Kamu kenapa mukanya kesal begitu?" Tanya Nadya yang sedari tadi memperhatikan raut wajah Zayna.
"Apa harus ya kalau pacaran itu mengumbar kemesraan di depan umum?" Bukan menjawab, Zayna malah memberi pertanyaan pada Nadya.
Nadya merasa aneh dengan pertanyaan Zayna, terlebih dengan nada yang sudah naik satu oktaf itu.
Terlintas ide jahil dibenak Nadya. Gadis itu tersenyum menyeringai.
"Kau cemburu ya? Makanya jangan kelamaan jomblo Na. Kamu jadi jones kan?" Godanya sembari terkekeh.
Zayna mengernyitkan dahinya. Tak mengerti maksud perkataan Nadya.
"Apa itu jones? Dasar gadis aneh!" Gumam batinnya.
"Apa itu jones?" Tanya Zayna yang sudah sangat penasaran.
"Jomblo ngenes Na." Jawabnya ringan sembari tertawa. Nadya tak menyadari bahwa sudah ada tanduk tak kasat mata di kepala Zayna.
"Dasar gadis menyebalkan!" Ucapnya sembari memukul pelan lengan Nadya.
Nadya terus terkekeh tanpa memperdulikan gerutuan dari sahabtnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Renny Apriliana
bagus
2020-09-04
1