Langkah Asty semakin pelan. Ia sangat ragu saat akan melewati Arya. Namun tak bisa dipungkiri kehadiran Arya yang sedang menunggu, membuat ia bahagia. Ia berharap Arya memang menunggu dirinya.
"Hai..." Sapanya seraya melambaikan tangannya dan senyuman pastinya.
"Iya hai juga," jawabnya canggung.
"Aku antarkan kamu pulang yah. Aku sengaja disini menunggu kamu." Asty sangat terkejut. Jantungnya kembali berdetak kencang. Tapi rasa senang sangat menyelimuti hatinya. Asty hanya mengangguk dan tersenyum.
"Yasudah, ayo naik. Aku antar kamu sekarang," ajaknya seraya membuka pintu mobilnya.
"Tidak usah pakai mobil, kost'an aku dekat kok. Aku suka jalan kaki kalau pulang. Kalau kamu gak keberatan, kita jalan kaki saja. Mobil mu tinggal saja dulu disini," jelasnya dan dibalas anggukan oleh Arya.
Mereka berjalan menyusuri jalanan yang telah sedikit sepi. Sembari sesekali Arya melirik Asty. Dadanya berdebar debar, ia sangat gugup bisa sedekat itu dengan Asty.
Tak ada obrolan selama diperjalanan. Mereka begitu canggung sehingga tak ada yang memulai untuk bicara. Sampai tak terasa mereka sudah sampai di depan kost'an Asty. Lingkungan yang bersih dan nyaman.
Pintu pintu kost berjejer disana. Ada empat pintu yang menghadap ke arah jalan raya. Meski harus memasuki gang sempit, namun jalanan yang selalu padat lalu lintas itu masih jelas terlihat.
"Emm, sudah sampai. Kamu mau mampir dulu? Nge teh dulu gitu," tawarnya dengan sedikit canggung.
"Ini sudah larut malam, lain kali saja." Tolaknya seraya melihat jam dipergelangannya.
"Yasudah, kalau begitu aku masuk dulu ya. Terimakasih sudah mengantarkan ku pulang."
"Iya sama sama,"
"Ehh tapi, boleh minta nomor ponselnya?" Pintanya seraya memberikan ponselnya. Tanpa lama lama Asty mengambil ponsel tersebut dan mengetikan nomornya.
Arya sangat senang bisa mengantarkan Asty pulang dan mendapatkan nomor ponselnya. Sepanjang perjalanan pulang Arya terus saja tersenyum. Sampai tak terasa ia sudah berada di Cafe tadi untuk mengambil mobilnya.
Ia memasuki mobilnya lalu melajukannya meninggalkan Cafe tersebut. Selama dalam mobil ia bersenandung ria. Ia memutarkan sebuah lagu dari flashdisk miliknya.
"Kau... Diam-diam aku jatuh cinta
Kepadamu... Ku bosan sudah kumenyimpan rasa kepadamu tapi tak mampu
kuberkata kepadamu.....
Aku tak mudah mencintai
Tak mudah jatuh cinta
Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta... Tuhan tolong dengarkan ku
beri aku dia tapi jika belum jodoh
aku bisa apa...."
Begitu lirik lagu yang keluar. Sangat pas sekali untuk mewakili perasaan Arya saat ini. Ia begitu menikmati lagu tersebut.
"Kenapa lagunya bisa pas begini ya? Asty kau membuatku gila. Kau tahu? Sehari saja tak melihatmu, aku sangat frustasi. Bahkan aku sengaja melewati kelas mu hanya untuk melihat dirimu. Bahkan aku rela menunggu mu di Cafe itu selama berjam jam,"
"Benarkah aku telah jatuh cinta padamu? Aaaa aku tak ingin ambil pusing tentang masalah ini. Yang terpenting sekarang aku sangat menikmati perasaanku padamu."
Begitu ia berkata sendiri dalam mobil.
Sampai akhirnya ia sampai di rumahnya. Ia mengucapkan salam seraya membuka pintu yang memang sengaja tidak di kunci. Pembantu rumah sengaja tak mengunci rumah karen Arya belum juga pulang.
"Sepertinya orang rumah sudah tidur semua. Lampu lampu juga sudah sebagian padam. Aku kunci saja deh pintunya," katanya seraya mengunci pintunya.
Ia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Ia memasuki kamar mandinya untuk membersihkan diri. Lalu ia berwudhu untuk melaksanakan shalat isya.
Setelah selesai dengan shalatnya, ia mengangkat kedua tangannya seraya berdo'a kepada Semesta. Ia langitkan do'a do'a untuk kebaikannya dan juga Asty.
"Rabbku, aku belum mengerti dengan perasaanku. Jika ini baik untukku, mudahkanlah jalan yang harus aku tempuh kedepannya, jika ini bukan yang terbaik untukku, ikhlaskanlah diriku, pertemukanlah kami dengan orang yang terbaik menurutMu, Aamiin." Ia mengakhiri do'anya dengan bersimpuh di atas sejadahnya lalu mengusap lembut wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments