Siang itu memang kantin sangat ramai. Cuaca yang terik diluar sana, membuat para Mahasiswa itu lebih memilih makan siang di Kantin kampus. Selain tempatnya yang nyaman, makanan yang enak, dan harga yang sangat ramah bagi kantong mereka.
Apalagi di Kota besar seperti Kota Jakarta, harga adalah hal yang pertama kali diperhatikan. Mereka harus bisa mengatur keuangan dengan baik yang orangtua mereka kirimkan.
Waktu berlalu begitu cepat, makanan yang Jojo dan Nadya pesan kini telah habis tak tersisa. Namun keduanya masih betah saja duduk disana. Mengobrol dan bercanda, sesekali Nadya tertawa lepas. Ia sangat akrab sekali dengan pria yang baru saja di kenalnya itu.
"Eh kamu kesini sama siapa? sendiri aja atau sama teman?" Tanya Nadya di sela-sela senyumnya.
"Sama teman sih, cuman aku malas duduk disana. Dia lebih sibuk dengan kekasihnya, aku tak mau menjadi penonton untuk kemesraan mereka," jawabnya kesal.
"Ohh, sudahlah jangan kesal begitu. Kan aku sudah menemanimu sejak tadi," katanya dengan senyuman yang menunjukan lesung pipinya. Jantung Jojo berdetak lebih kencang saat melihat senyuman dari gadis pujaannya.
Seketika senyuman Nadya pudar entah kemana. Saat matanya yang bulat itu melihat sosok cantik yang akan menghampirinya dengan tatapan tajam.
"Aduh! gawat nih, Zayna kesini. Aku mohon Zayna jangan menatapku seperti itu. Jojo bisa saja pingsan melihat tatapan membunuh dari Zayna." batin Nadya cemas.
Nadya menelan selivanya susah payah, saat Zayna sudah duduk diantara mereka. Tak lupa tatapan tajam terus saja mengintimidasi keduanya. Jojo hanya sibuk mengamati gadis cantik di hadapannya, yang kini tengah pucat pasi.
"Zayna, kenal kan ini Jojo." Katanya dengan gugup.
"Jo, ini Zayna sahabatku." Katanya lagi pada Jojo.
sejenak Jojo mengalihkan pandangannya pada Zayna. Gadis yang tak kalah cantik dari Nadya. Hanya saja Zayna lebih dingin dari pada apa yang dia dengar selama ini.
"Hemmm." Hanya itu yang keluar dari mulut Zayna.
Jojo dan Nadya saling pandang. Nadya menundukkan wajahnya, ia meremas ujung kemejanya di bawah meja. Jojo tersenyum melihat Nadya yang tampak gelisah seperti itu.
"Aku Jojo," katanya memperkenalkan diri.
"Kau sudah dengar bukan? Nadya menyebutkan namaku." Jawabnya datar. Tangan Jojo yang menggantung menunggu sambutan dari tangan Zayna, di turunkannya. Karena gadis dingin itu tak mengulurkan tangannya. Bahkan untuk menoleh pun tidak.
"Ampun deh ini orang dingin amat ya. Untung aja hatiku masih berfungsi dengan normal sehingga menyukai Nadya. Gadis cantik yang ramah." Batin Jojo
Keheningan menyeruak diantara mereka, sesekali Nadya curi-curi pandang kearah Jojo. Lelaki itu hanya tersenyum melihat tingkah Nadya.
"Aku kesana dulu ya, maaf kalau aku mengganggu kalian." Ucapnya merasa bersalah.
"Tak usah merasa bersalah begitu. Nadya sangat menyukai kau disini. Aku tak pernah melihat Nadya seakrab itu dengan orang lain, apalagi dengan seorang pria." Katanya dengan ringan.
Wajah Nadya merah padam, apalagi saat melihat Jojo tersenyum kearahnya. Ingin sekali Nadya memukul kepala sahabatnya itu dengan sendok yang masih ia pegang.
"Aaaaa Zayna, kenapa kau mengatakan hal bodoh seperti itu. Rasanya ingin sekali aku memukulmu, awas saja kau Zayna!" Geramnya dalam hati.
"Oh syukurlah kalau begitu," ucapnya canggung.
"Yasudah aku kesana dulu, makasih ya Nad nomor ponselnya." Godanya dengan senyuman yang meriah. Membuat Nadya mendelik kesal kearahnya. Jojo hanya tersenyum penuh arti dan berlalu pergi.
"Rasanya ingin sekali tenggelam saja ke dasar bumi. Apaan sih Jojo berkata seperti itu, apa kau tak melihat tanduk yang tak kasat mata di kepala Zayna itu." Batin Nadya geram.
Dengan segenap keberaniannya, Nadya menyunggingkan senyuman termanisnya. Hanya itu jurus ampuh untuk merayu Zayna.
"Sudahlah jangan memasang wajah sok imut begitu. Aku tidak marah kau dekat dengannya. Aku justru sangat senang, karena jiwa jomblomu bereaksi," cibirnya dan tersenyum kecil. Nadya mendengus kesal mendapat cibiran dari Zayna.
"Cih! Seperti kau bukan jomblo saja. Tapi makasih ya sayang kau tidak marah. Aku menyukainya." Jelasnya tanpa rasa malu.
"Kau bahkan terang-terangan menyukainya."
Nadya hanya tersenyum bahagia. Zayna pun turut dalam kebahagiaan sahabatnya itu.
Sementara itu, di meja yang lain tengah duduk sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Mereka merasa dunia hanya milik mereka saja. Tanpa perduli jiwa jomblo yang meronta-ronta.
"Zain, jangan seperti ini kenapa sih! Mataku sakit melihatnya." Kesalnya saat menonton Zain menyuapi kekasihnya.
"Makanya kau cari pacar, agar jiwa jomblo mu tidak terus menggeliat melihat kemesraan orang lain." Cibirnya sembari terus tersenyum kearah Sarah, kekasihnya.
Jojo hanya mendengus kesal. Ia menghirup nafas panjang lalu mengeluarkannya, untuk mengatur perasaannya yang kesal karena sikap sahabatnya itu.
"Kenapa waktu sangat cepat usai, aku masih betah bicara sama kamu Nad." Gumamnya dalam hati.
Jojo masih menikmati pemandangan yang membuat hatinya tenang. Apalagi kalau bukan senyuman Nadya, gadis itu masih duduk di pojok sana dengan sahabatnya itu. Sesekali terdengar tawa renyah dari Nadya.
Jojo meraba dadanya yang terus berdebar-debar. Merasakan setiap getarannya yang membawanya hanyut kedalam lamunan yang entah kemana. Hanya dia dan Tuhan yang tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Renny Apriliana
sejauh ini ceritany bagus
2020-09-04
2