Tidak terasa sudah hampir 1 bulan Nayra berada di SMA Wijaya. Hari-harinya dilalui dengan lancar meskipun ada gangguan dari siswa lain yang membully Nara
Meskipun Nayra tampak acuh pada siswa lain dan teman sekelasnya, tapi untuk Nara sudah terkecuali kan. Karena dia sudah menganggapnya sebagai teman, dan hanya teman bukan sahabat. Meskipun begitu dia paling tidak suka jika ada yang mengusik temannya atau orang terdekatnya
Ditambah Nara yang selalu didekatnya. Sudah ada kemajuan dari ekspresinya sebelumnya. Jika sebelumnya hanya ada tatapan kosong maka sekarang sudah ada binar. Bahkan Nara sering menampilkan senyuman manisnya untuk Nayra. Tapi Nayra belum mendengar satu patah kata dari Nara semenjak dia mengantarkannya pulang sekolah
Ting
Sebuah pesan masuk di ponsel Nayra saat dirinya sedang menyantap makanan di kantin. Ketika melihat isi pesan itu, tangannya sedikit gemetar. Hatinya bergemuruh, langsung saja dia mengotak-atik ponselnya untuk mencari apa yang terjadi. Lalu tanpa pikir panjang dirinya langsung berlari keluar dari kantin
Meninggalkan Nara sendirian, bahkan siswa yang berada di kantin semua menoleh. Mereka merasa heran kenapa Nayra berlari seperti itu
'Kenapa dia berlari' batin seorang lelaki menatap kepergian Nayra
Karena penasaran, lelaki itu langsung berdiri dari duduknya dan pergi
"Al, lo mau kemana?" tanya Ryan
"Toilet" jawab Alvaro singkat
Sementara Nayra sekuat tenaga menahan tangisnya. Dirinya berharap semua akan baik-baik saja
Setelah mengambil tasnya, dia langsung berlari menuju parkiran sekolah. Sepanjang koridor, dia menjadi pusat perhatian siswa disana. Mereka heran kenapa Nayra berlari-lari, namun Nayra yang menjadi pusat perhatian bodo amat akan hal itu
"Halo bang, bisa minta tolong" ucap Nayra setelah sambungan teleponnya tersambung
[Apa Nay?] tanya Jonathan
"Tolong pesenin gue tiket pesawat ke Surabaya" Nayra berusaha untuk menahan tangisnya tapi tetap saja air matanya luruh, bahkan suaranya bergetar
[Lo kenapa nangis] diseberang sana Jonathan khawatir mendengar suara isakan tangis Nayra
"Gue belum bisa jelasin bang, nanti kalau urusan gue udah selesai gue kasih tau. Jadi tolong bang, ini penting banget. Gue akan langsung ke bandara"
[Okey-okey, sekarang abang pesenin]
"Thank bang" setelah itu sambungan telepon terputus. Nayra terpaksa meminta tolong pada Jonathan karena hanya dirinya yang dia kenal
Ketika dirinya hendak keluar dari area ternyata gerbang ditutup
"Pak tolong bukakan gerbangnya" pinta Nayra pada satpam yang berjaga
"Tidak bisa neng, jam sekolah belum selesai" tolak satpam
Nayra menggeram marah, dia dalam keadaan terdesak tapi satpam ini mencegahnya. "Saya ada keperluan pak dan ini penting. Jika terjadi sesuatu apa bapak mau bertanggung jawab?" desisnya dengan datar dan dingin
Satpam tersebut sedikit bergetar, tapi tidak kunjung juga membukakan gerbang
Akhirnya Nayra tidak punya pilihan lain, dia langsung menghubungi Jonathan untuk membantunya sekali lagi. Setelah tersambung dia langsung memberikannya pada satpam
Entah apa yang mereka bicarakan, Nayra tidak tau dan tidak peduli. Setelah mendapatkan ponselnya lagi, sang satpam langsung membukakan gerbang sekolah
Langsung saja Nayra melajukan motornya diatas rata-rata
Sementara disisi lain, Alvaro terus memperhatikan Nayra dari jauh
Tanpa mengganti seragamnya, Nayra langsung menuju bandara. Setelah sampai dia langsung memarkirkan motornya dan berlari memasuki bandara
Entah memang kebetulan atau takdir, ternyata pesawat yang dia tumpangi sebentar lagi berangkat. Nayra bersyukur karena dengan ini dirinya bisa langsung cepat sampai tidak perlu menunggu jam terbang pesawat
Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam akhirnya Nayra sampai di Surabaya. Langsung saja dia menghentikan taksi "Ke rumah sakit permata" ucapnya pada sopir taksi
Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Nayra sampai di rumah sakit permata. Setelah membayar ongkos, dia langsung berlari memasuki rumah sakit tersebut
"Permisi, saya ingin menanyakan dimana pasien atas nama Keysa Reyna" tanyanya pada resepsionis yang berada di lobi
"Pasien masih berada di IGD"
"Terimakasih" setelah itu Nayra langsung melangkahkan kakinya menuju IGD yang tidak jauh dari lobi tadi
Nayra langsung menghampiri Arka dan Mareta yang berada di kursi tunggu "Mami, papi"
Mareta dan Arka menoleh ke asal suara, mereka terkejut melihat Nayra di hadapan mereka
"Apa yang kamu lakukan disini nak?" tanya Mareta bangkit dari duduknya
"Bagaimana keadaan Keysa?"
"Masih didalam, tapi bagaimana kamu tau Keysa disini?" Kini Arka menghampiri Nayra
"Itu tidak penting pi"
Tak berselang lama pintu IGD terbuka dan seorang dokter keluar
"Bagaimana kondisi anak saya dok?" tanya Mareta dengan raut wajah khawatir
"Pasien baik-baik saja, tetapi tangan kanannya retak sehingga harus di gips. Saat ini pasien tertidur karena obat bius dan akan segera dipindahkan ke ruang rawat. Kalau begitu saya permisi"
Mareta Arka dan Nayra langsung menghela nafas lega. Mereka bersyukur keadaan Keysa tidak terlalu parah
***
"Kamu istirahatlah di masion nak, pasti capek karena harus jauh-jauh dari Jakarta" bujuk Mareta. Dia khawatir melihat wajah pucat Nayra karena efek mabuk kendaraan
Hanya Keysa dan kedua orangtuanya yang mengetahui Nayra selalu mabuk kendaraan, karena itulah saat kemana-mana Nayra selalu menggunakan motor
"Tidak mi, setelah aku memastikan Keysa siuman barulah aku akan istirahat" tolak Nayra
Mareta dan Arka hanya bisa menghela nafas melihat keras kepalanya Nayra. Namun mereka senang karena Keysa bisa memiliki sahabat seperti dia, karena itulah mereka juga sama sayangnya dengan Nayra. Bahkan menganggap Nayra sebagai saudari Keysa, karena jujur saja mereka kasihan dengan Keysa yang sendirian karena tidak memiliki saudara
Pernah mereka berdua ingin mengadopsi Nayra, tapi Nayra selalu menolak. Dan sebagai gantinya dia akan memanggil keduanya dengan sebutan yang sama seperti Keysa dan menganggap sebagai kedua orang tua angkatnya
Tak berselang lama akhirnya Keysa terbangun dari tidurnya
"Ada yang sakit nak?" tanya Mareta membantu Keysa untuk duduk
Kesya menggelengkan kepalanya, sorot matanya yang melihat Nayra langsung terkejut "Kau disini Nay?"
Tanpa menjawab, Nayra langsung menarik telinga Keysa
"Shtt sakit Nay, aduh lepasin" keluh Keysa
"Baru tau rasanya sakit tapi tetap aja naik motor kebut-kebutan" ucap Nayra masih menarik telinga Keysa. Dia sangat terkejut ketika melihat Keysa yang terserempet motor lain melalui cctv yang dia retas. Bahkan tanpa pikir panjang dirinya langsung terbang dari Jakarta ke Surabaya tanpa mengganti seragamnya
Kesya langsung panik, bagaimana sahabatnya ini tau pikirnya "Papi mami, tolongin Keysa" hanya ini jalan satu-satunya agar terbebas dari Nayra
Sementara Mareta dan Arka hanya diam dan terkekeh pelan melihat interaksi keduanya. Mereka tidak menghentikan Nayra yang memberikan wejangan agar Keysa mengerti. Jujur saja mereka sudah lelah menasihati Keysa agar tidak membawa motor kebut-kebutan. Tapi Keysa tetap saja melakukannya, akhirnya mereka hanya menonton saja
Hampir 1 jam Nayra terus mengomeli Keysa, meskipun telinganya sudah bebas dari jeweran tapi tetap saja telinga terasa panas mendengarkan wejangan yang panjang lebar
Bersambung~
Hello reader, mohon bantuannya dong buat vote dan like novelku(◍•ᴗ•◍)✧*。
Happy Reading (≧▽≦)
See You 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Shai'er
huhhhh😮💨😮💨😮💨
2023-11-08
1
Shai'er
ikutin terus
2023-11-08
1
Shai'er
ikutin
2023-11-08
1