Via sudah sampai di rumahnya. Dia langsung masuk ke rumah meninggalkan kedua temannya dibelakang.
Ibu Asih yang melihat Via dalam kondisi menangis dan rambut acak-acakan itu sedikit kaget."Bu nanti kalau Kevin kesini bilang saja aku butuh waktu ya." Kata Via sambil sesenggukan.
Ibu Asih melihat Nagita dan Rina, keduanya mengganggukkan kepala memberikan kode kepada ibu Asih.
"Hmm iya nak sekarang kamu kekamar saja dulu, tenangin hati dan pikiran kamu." Ucap lembut ibu Asih sambil tersenyum. Via kemudian pergi ke kamarnya.
Ibu Asih mempersilahkan Nagita dan Rina duduk."Sebenarnya ada apa nak Rina, nak Nagita. Kenapa Via pulang dalam keadaan begitu?"
Nagita dan Rina saling bertatap-tatapan.
Rina menjelaskan semuannya kepada ibu Asih, dan kejadian yang barusan sampai Via menangis kembali dan pulang ke rumah.
Ibu Asih menghela nafas, dia jadi kepikiran kalau nanti Via jadi sakit karena menangis dan hatinya terluka. Dia sedikit kecewa dengan Kevin, tetapi dia juga belum mendengar penjelasan dari sisi Kevin.
Saat mereka sedang berbincang-bincang. Masuklah mobil dan diikuti motor dibelakangnya. Itu adalah orangtua Kevin, Kevin, dan Amel. Sedangkan Mamat, Reza, dan Rendy tidak ikut.
Ibu Asih menyambut tamunya tersebut, Kevin hanya menundukkan kepala takut dan gugup.
Rina, Nagita, dan Amel pergi ke kamar Via. Mereka ingin memberikan ruang kepada orangtua dan Kevin supaya bisa menyelesaikan masalahnya.
Author Pov End
Ibu Asih Pov
Aku kaget melihat putriku pulang dalam keadaan yang berantakan dan menangis. Aku terlihat bingung, namun aku tidak menanyakan terlebih dahulu supaya dia bisa menenangkan hatinya.
Aku menyuruh Via untuk kekamarnya, setelah Via ke kamar kedua temannya menjelaskan kenapa Via begini. Pasti anakku sangat terluka, aku sedikit kecewa dengan Kevin tetapi aku belum mengetahui pasti kejadian sebenarnya.
Aku mendengar ada mobil dan motor masuk ke halaman, sepertinya itu mobil Lilian. Ya benar Lilian dan Wijaya keluar dari mobil dan Amel ikut serta. Di belakang ada Kevin yang mengendarai motor.
Aku mempersilahkan mereka untuk masuk dan duduk. Aku membuatkan minuman untuk tamuku ini.
Wijaya menghela nafas panjang."Apa Via ada di rumah?"
Lilian memegang tanganku dan aku tersenyum."Via ada di kamarnya sepertinya ada masalah antara Kevin dan Via. Aku menyuruhnya untuk menenangkan diri terlebih dahulu dan ditemani oleh teman-temannya."
"Nak Amel bisa tolong panggilkan Via." Aku bertanya kepada Amel, dan dia mengangguk setuju. Kurang lebih 5 menit Amel sudah ke ruang tamu lagi.
"Via tidak mau keluar Bu, sepertinya dia butuh waktu terlebih dahulu." Jelas Amel kepada kami. Aku tersenyum melihat Wijaya dan Lilian.
Wijaya melihat tajam ke arah Kevin."Apa yang kamu lakukan sehingga membuat Via bahkan tidak mau menemui kita disini?!"
Aku melihat Kevin menunduk dan menangis."Ini salah paham ayah, aku tidak berselingkuh dari Via. Dan aku juga salah menganggap masalah ini sepele jadi Via bertambah marah kepadaku." Dia menghela nafas sebelum melanjutkan cerita.
"Tadi aku kekantin duluan, lalu tiba-tiba ada kakak tingkat yang namanya Mela datang. Dia itu ngerjar-ngejar Kevin, jika kalian tidak percaya kalian bisa bertanya kepada teman-teman. Lalu Mela memegang tanganku, aku hanya ingin mengetes dia akan berbuat apa. Tetapi saat itu Via dan teman-teman datang jadi dia berpikir bahwa aku sedang berselingkuh. Aku berbicara jujur kalian juga bisa bertanya kepada bibi kantin, dia saksinya bahwa aku tidak melakukan apa-apa." Jelas Kevin sambil mengusap air matanya.
Aku menghela nafas."Nak Kevin yang kamu lakukan itu juga salah, maka terjadi salah paham begini. Jika sebelumnya kamu membuat rencana atau bilang kepada Via pasti dia akan mengerti. Ibu tidak mau membela kamu ataupun Via, itu adalah hubungan kalian jadi kalian juga yang harus menyelesaikan. Berikan Via waktu supaya hatine tenang terlebih dahulu, dan kamu juga bisa berpikir jernih. Jika kalian sudah sama-sama siap kalian bicarakan masalah ini bagaimana baiknya untuk hubungan kalian kedepannya."
Lilian mengusap-usap lenganku, dia berkaca-kata.
"Ayah tidak pernah mengajari kamu untuk mengkhianati perempuan dan berbuat kasar ya, Vin. Jadi pikirkan perkataan mu dan perbuatanmu itu." Ucap Wijaya yang masih sedikit emosi dengan anaknya.
Aku melihat Nagita, Amel, dan Rina keluar dari kamar Via. Mereka berjalan turun berpamitan kepadaku bahwa mereka akan pulang terlebih dahulu. Mungkin mereka juga ingin memberikan waktu sendiri untuk Via.
Ibu Asih Pov End
Author Pov
Via duduk termenung dibalkon kamarnya, ini sudah pukul 7 malam. Dia memandang langit seperti waktu dulu dia masih sakit. Ibu Asih datang menyusulnya dan membawakan Via selimut.
"Kenapa malam-malam berada dibalkon nak? Diluar dingin." Ucap lembut ibu Asih sambil memakaikan selimut ditubuh Via.
Via menoleh dan tersenyum tipis."Tidak apa-apa Bu. Via hanya melihat langit malam."
Bu Asih duduk disamping Via dan ikut memandang langit malam. Malam ini sangat cerah karena banyak bintang dan bulan terlihat sangat sempurna.
Bu Asih lalu memandang Via dia memeluk Via."Kamu tidak percaya dengan, Kevin?"
Via membalas pelukan ibunya dia menghela nafas."Bukannya aku tidak percaya Bu, aku hanya butuh waktu saja. Aku memang kecewa dengan ucapannya yang menganggap ini masalah sepele dan dia berkata aku hanya membesar-besarkan masalah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments