Sungguh aku tidak bisa menahan rasa penasaran ku. Akupun bertanya kepada Kevin. "Kamu suka ya sama dia?"
Dia tiba-tiba terdiam, sungguh ekspresinya sangat lucu. Kenapa tiba-tiba wajahnya memerah? Ah sepertinya benar Kevin menyukai Alivia hihihi.
"Eng eng gak kok Bun, bunda apa-apaan sih. Kita itu cuma temenan." sanggah Kevin sambil memalingkan wajahnya. Wajah malunya itu sungguh menggemaskan.
"Beneran? Kalau suka mah bilang suka aja, bunda juga pernah muda. Dulu bunda sama ayah kenalnya juga waktu SMA." Kenapa aku jadi bernostalgia wkwk.
"Jika beneran suka, deketin dulu kalian harus mengenal satu sama lain dulu. Jangan grusa grusu, tetapi juga harus ingat belajar tetap nomor 1." Ucapku menasehatinya.
"Iya Bun, aku selalu ingat kok." Jawab Kevin kembali.
"Berarti beneran suka dong wkwkwk." godaku lagi, tiba-tiba dia berteriak.
"Ayah, bunda godain Kevin mulu." Hahaha sungguh dia sangat jengkel jika sudah begitu.
"Ada apa sih, Vin teriak-teriak? Ini bukan hutan." Jawab ayah sambil berjalan dari arah dapur.
"Yah, anak kita ternyata sudah dewasa hihihi. Dia sudah suka sama cewek." Aduku dan Kevin langsung melototiku.
"Wah benarkah? Siapa wanita yang membuat anak tampanku ini jatuh cinta?" Ayah juga menggodanya.
"Itu tadi loh yah, yang pakai jam tangan hitam tas warna biru muda." Jelasku kepada ayah, sambil melirik Kevin dan menaik turunkan kedua alisku.
"Ayah sama bunda apa-apaan sih!"
"Hahahaha!!!" Tawaku dengan ayah sangat pecah. Lihatlah meskipun dia jengkel namun salah tingkah.
Ibu Lilian Pov End
Kevin Pov
"Apa benar aku menyukai Via?" tanyaku kepada diriku sendiri. Dia adalah gadis yang baik, ceria dan humoris.
Tidak salah bukan jika aku jatuh cinta. Tetapi aku bingung bagaimana langkah awal mendekatinya. Apa aku kirim pesan kepadanya ya? Tetapi aku tidak punya nomornya. Aha kenapa aku bodoh sekali. Aku mengirimkan pesan kepada Mamat.
...Message...
Aku : "Mat, kamu punya nomornya Via?"
Mamat : "Punya, Vin. Mau minta?"
Aku : "Iya, Mat. Tolong kirimin aku
nomornya ya."
Mamat : "Oke sebentar."
Aku : "Makasih ya."
"Aku telpon atau kirim pesan saja ya? Telpon ajalah." Aku menghubungi Via, kenapa aku sangat gugup huh.
...Calling...
Via : "Halo, siapa ini?"
Aku : "Ha halo, ini aku Kevin."
Via : "Ada apa, Vin? Kangen ya hahaha"
Seerrr wajahku memerah sekarang.
Aku : "Enggak, enak saja" Jawabku setenang mungkin.
Via : "Kirain wkwkwk, ada apa tumben
telpon."
Aku : "Kamu besok pulang atau enggak?
Kalau enggak aku mau ajak pergi ke
pasar malam."
Via : "Oke, jam berapa?"
Aku : "Jam 7 aku jemput kamu. Sekarang
kamu tidur, selamat malam"
Sungguh aku sangat senang bahkan sampai senyum-senyum sendiri
Via : "Selamat malam, Kevin. I love you
hahaha."
Bluusss, aku langsung mematikan telepon. Aku meminum air putih yang sudah ada di meja kamarku sampai habis. Huh, hatiku tolong tenanglah.
Kevin Pov End
Author Pov
Disisi lain ada gadis yang sedang sangat heboh, ya siapa lagi kalau bukan Alivia Damayanti🤦. Dia mengobrak-abrik isi lemarinya.
Dia meletakkan jari telunjuk dan jempol didagunya."Apa ya harus aku pakai besok ya?"
Akhirnya pilihannya jatuh kepada jumpsuit abu-abunya.
...****************...
Disisi lain Amel sedang membeli nasi Padang, dia ingin pergi ke kost Via. Setelah pesanannya jadi, Amel melanjutkan perjalanannya.
Dia naik tangga menuju lantai 2. Sampai didepan kamar nomor 15, Amel mengetuk pintu.
"Tok.. Tok.. Tok.."
Menunggu sekitar 5 menit kenapa belum dibukakan pintu? Apa Via sedang pergi keluar? Amel mengambil handphone didalam tasnya.
...Call Vianto📞...
Ya Amel memberi nama pada kontanya Via dengan Vianto😂 Dering ke empat baru Via menjawab
Via :"Halo, ada apa Mel?"
Amel :"Kamu dimana? Aku didepan kamar
kostmu ini."
Via. :"Kenapa tidak mengetuk?"
Amel :"Aku sudah mengetuk pintu beberapa
kali dan sudah disini sekitar 5 menit,
Vianto!! Cepat buka pintunya!"
Sungguh Amel sangat jengkel. Setelah beberapa saat pintu terbuka. Betapa kagetnya Amel melihat baju-baju berserakan.
Amel berdiri dengan tidak percaya."Kowe lagi golek harta Karun?" (Kamu lagi cari harta Karun)
Via tersenyum bodoh dan menjawab."Aku engko bengi diajak Kevin Nang pasar malam hehehe."
Amel menggelengkan kepala tidak percaya."Gendheng-gendheng, ning ya ora diorak-arik ngene iki yae."(Gila-gila, tetapi ya tidak diobrak-abrik begini juga kali)
Amel membantu Via membereskan bajunya. Setelah selesai mereka makan bersama. Amel memang kerap menginap dikost Via setiap akhir pekan, karena memang Via jarang pulang ke rumah.
Author Pov End
Alivia Pov
Amel memang sering ke kostku, dia selalu membawakan ku makanan jika kesini. Bahkan kadang ibunya yang membuatkan. Dia tahu keadaanku yang selalu dibeda dan dengan sauradaku, bayangkan saja 1 Minggu aku diberi uang saku 100 ribu itupun harus cukup dengan tugas-tugas. Aku bersyukur bibi adik dari ibuku mengetahui itu, dan dia mengirimkan uang setiap bulan kepadaku.
Dan sebenarnya aku mendapatkan bantuan keuangan dari sekolah sampai lulus, tetapi aku tidak bilang kepada orangtuaku. Bukan aku mau durhaka, tetapi jika aku bilang pasti aku tidak akan diberi uang sama sekali.
Perlakuan orangtuaku terhadap aku dan kakakku sangat berbeda. Jika kakakku meminta sesuatu pasti akan langsung diberikan, tetapi jika aku yang meminta yaa kalian pasti tahukan. Maka dari itu juga aku jarang pulang ke rumah.
"Mel, aku iri deh sama keharmonisan keluargamu yang tidak membeda-bedakan anak." Ucapku tiba-tiba.
Amel mematikan layar handphone nya lalu menatapku."Jangan bilang begitu, kamu itu juga keluargaku. Aku memang tidak tahu rasanya jadi kamu, tetapi jika memang beban itu sangat berat untukmu. Kamu masih punya aku, Rina, Nagita, bahkan keluargaku sangat terbuka untukmu."
Aku menitihkan air mata."Sungguh sakit jika mengingat perlakukan orangtuaku terhadapku. Apa salahku? Jika mereka akhirnya tidak menerima kehadiranku, kenapa mereka memutuskan untuk melahirkan ku?" aku menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan perkataanku."Anak tidak bisa memilih dari rahim siapa dia dilahirkan, begitupun juga orangtua tidak bisa memilih melahirkan anak yang seperti apa. Aku berterimakasih kepada kalian yang mau berteman dan mau menjadi tempatku bersandar." Aku memeluk Amel, tangisku sungguh pecah kali ini.
...****************...
Oh jam berapa ini? Aku melihat jam ternyata masih pukul 9, aku lihat Amel juga masih tidur. Jika hari libur memang kami bangun siang hehehe kalian pasti jugakan.
Kriuk.. Kriuk..
"Cacing cacing diperut curi semua nutrisi haha." Nyanyiku sambil sedikit tertawa.
"Sialan hahaha." Ucap Amel sambil memukulku dengan bantal.
"Ayo bangun! lalu siap-siap cari sarapan perutku sungguh sangat lapar. Kamu bahkan mendengar sendiri mereka sudah protes." Ajakku, Amel langsung berdiri menuju kamar mandi dan aku? Aku masih berbaring dikasur hahaha😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
☯THAILY YANIRETH✿
Bikin deg-degan tiap halamannya.
2023-08-19
1
Lauraaa♑️
Melanjutkan cerita ini lebih baik daripada menyesal nanti!
2023-08-19
1
Mochiiz!
Gila seru!
2023-08-19
1