Bab 14

1 tahun kemudian...

Via pulang ke rumah dengan keadaan yang lesu, dia terlihat sangat lelah.

"Kamu sudah pulang nak." sambut hangat ibu Asih. Ya sekarang bi Asih adalah ibu resmi Via setelah dia mengangkat Via menjadi anaknya.

"Sudah Bu, tetapi huh Via sangat lelah." Ucap Via sambil melemparkan tubuhnya ke sofa. Ibu Asih lalu mendekatinya dan berkata."Kamu ingat tidak boleh terlalu lelahkan sayang?"

"Hmm aku selalu ingat Bu, aku tidak mau memiliki penyakit itu lagi. Jika teringat ketika setelah kemoterapi, hihh masih merinding aku jika mengingatnya." Ucap Via sambil bergidik ngeri. Dan disambut ketawa lembut ibu Asih.

Ya Via berhasil melawan limfoma yang dideritanya. Via hampir menyerah karena terlalu sakit yang dia derita, tetapi sekarang sudah dia bayar dengan menjadi orang yang sehat kembali.

Mereka sudah memasuki kuliah semester pertama sekarang. Via dan Kevin sudah menjadi sepasang kekasih. Bahkan Kevin tambah perhatian dengan Via, Kevin trauma dengan penyakit yang diderita Via waktu itu.

...****************...

Teman-teman Via berkumpul semua di rumah Via, ini adalah malam Minggu. Mereka akan membuat barbeque an bersama, bahkan para orangtua ikut.

Via, Nagita, Amel dan Rina sedang menyiapkan daging yang akan mereka panggang. Kevin, Mamat, Reza dan Rendy sedang menghidupkan arang. Untuk para orangtua mereka sedang sibuk berbincang.

"Bagaimana hubunganmu dengan Kevin, Vi?" Tanya tiba-tiba Amel sambil mengeluarkan sosis dari wadahnya.

"Bagaimananya itu bagaimana?" Tanya balik Via dengan bingung. Nagita dan Rina tertawa, apa Amel tidak ingat jika berbicara dengan Via harus dijabarkan supaya dia tidak lola(loding lama).

"Maksudku apakah Kevin bersikap baik kepadamu? Dan bagaimana kamu dengannya, apakah kalian akan merencanakan bertunangan atau bagaimana😌" Ucap Amel sesabar mungkin.

Via mengangguk-anggukkan kepala dan menjawab."Ohh itu, dia baik kepadaku dia tambah perhatian kepadaku, dia juga protektif terhadap makanan yang aku makan. Untuk bertunangan? Hey kami belum memikirkan itu, kami ingin fokus dengan study terlebih dahulu. Tetapi jika dia tiba-tiba mengajak bertunangan, aku juga tidak menolak." Jawab Via dengan cengiran bodohnya. Amel, Rina, dan Nagita hanya menggeleng-gelengkan kepala medengar jawaban Via.

Kevin berjalan kearah mereka berempat yang daritadi belum selesai menata daging dan sosis. Kevin berdiri disamping Via lalu berkata."Jangan terlalu lelah, kamu duduk saja disana dengan para orangtua. Biar kami yang menyelesaikan ini." Ucap Kevin lembut.

"Aku tidak mengangkat batu ataupun membelah kayu, bagaimana ini melelahkan? Aku tidak selemah itu." Jawab Via sewot, dan ditertawai oleh teman-temannya.

Sebenarnya sikap Kevin ini posesif tetapi Kevin hanya tidak mau penyakit sialan itu datang lagi.

Mereka akhirnya sudah siap untuk memanggang daging dan sosis, Via tidak ikut memanggang karena dia tidak tahan dengan asapnya, jadi dia ikut berkumpul dengan para orangtua.

"Bagaimana kuliahnya nak Via?" Tanya Ibu Lilian kepada Via yang baru saja ikut duduk.

Via tersenyum ramah dan menjawab." Semuanya lancar,bund. Meskipun Via tidak pintar tetapi Via bisa mengikuti pembelajaran dengan baik."

"Yang penting jangan lelah-lelah ya nak. Bunda sudah berbicara dengan rektor kampus, jika kamu tidak boleh ikut kegiatan yang melelahkan." Jelas Ibu Lilian memperingati dan menjelaskan.

Via tersenyum dan mengangguk."Bu, Via minta roti itu dong hehe, sepertinya enak." pinta Via, dan langsung diambilkan oleh ibu Asih. "Nah, makan yang banyak. Kamu seperti tulang berjalan."

"Enak aja ini namanya body ideal ya Bu." Jawab Via sambil mengambil roti dari tangan ibunya. Mereka tertawa dengan jawaban Via .

Sekarang mereka semua sedang makan daging dan sosis, mereka tertawa bahagia. Kegiatan seperti ini mereka lakukan hampir setiap 2 Minggu sekali. Semenjak Via sakit keluarga dari teman-teman nya menjadi lebih dekat juga, sekarang mereka seperti keluarga besar.

Pak Wijaya tiba-tiba berkata."Bagaimana jika kalian libur semester nanti pergi ke Bali atau puncak Bogor? Ayah ada villa disana."

"Bolehkah?" Tanya Mamat dengan semangat.

Pak Wijaya tertawa dan menjawab." Tentu saja boleh, untuk makan, transportasi dan penginapan itu ayah yang atur. Kalian hanya tinggal menikmati liburannya saja, bagaimana? Kalian setuju?"

"Setuju." Balas kompak teman-teman Via dengan senang dan semangat. Memang orangtua Kevin tajir melintir. Mereka tidak pelit jika menyangkut anaknya dan teman-temannya.

...****************...

Kevin dan Via duduk bersebelahan agak sedikit menjauh dari kumpulan tersebut. Kevin sedang menyuapi Via dengan daging, Via suka sekali dengan daging panggang.

"Besok mau jalan-jalan? Nonton atau ke mall gitu?" Tanya Kevin dengan menatap Via.

Via menelan terlebih dahulu daging yang ada di mulut nya lalu menjawab."Ke rumah kamu aja bagaimana? Kan dirumahmu juga ada bioskop pribadi."

Kevin menepuk jidatnya."Oh iya aku lupa saking tidak pernahnya aku kesana hehe. Tapi apakah tidak apa-apa? Maksudku nantikan ada ayah bunda gitu, kamu enggak canggung?"

Via menggelengkan kepala."Mereka juga orangtuaku kenapa harus canggung, jika mereka mau ikut nonton juga tidak apa-apa hahaha."

Kevin cemberut."Enak aja, hari Minggu itu waktumu cuma sama aku. Mereka biar pacaran sendiri aja."

Via tambah terbahak-bahak setelah mendengar jawaban Kevin. Kevin sangat cemburu jika waktunya dengan Via terganggu jika sedang berdua. Bahkan kalian lihat sendiri, dia cemburu dengan orangtuanya sendiri.

"Tapi sebelum datang ke rumah kamu mampir beli jajanan dulu ya. Beli bakso bakar diperempatan itu loh, terus cemilan-cemilan yang lain." Kata Via sambil memasukan sepotong daging kemulutnya.

"Tapi gak boleh makan ciki ciki ya, boleh beli apapun tetapi gak boleh beli ciki." Kata Kevin memperingatkan, dan hanya dibalas dengan Via mengacungkan jari jempolnya bertanda oke.

Kembali ke teman-teman Via dan para orangtua.

"Jika Kevin dan Via bertunangan terlebih dahulu bagaimana? Mungkin terlalu cepat diusia mereka tetapi setelah mereka selesai kuliah bisa langsung menikah. Untuk masalah pekerjaan mereka bisa membantuku mengurus Bisnisku." Tanya ibu Lilian ke ibu Asih.

Bu Asih yang tadinya sedang melihat Kevin dan Via itupun mengalihkan pandangannya ke ibu Lilian. "Kalau aku sih bagaimana Via dan Kevin saja. Karena mereka berdua yang menjalaninya."

Pak Wijaya memanggil Kevin dan Via supaya mendekat ke mereka. Pak Wijaya menjelaskan apa yang mereka bicarakan tadi kepada Kevin dan Via.

Tentunya Kevin dan Via sangat senang, karena hubungan mereka benar-benar didukung oleh keluarga dan teman-temannya.

"Kalau Via bagaimana yang terbaik untuk kami berdua saja."Kata Via dan disetujui oleh Kevin.

Pak Wijaya tersenyum puas."Oke karena kalian juga sudah setuju, bagaimana nanti sebelum kalian berangkat liburan kita adakan acara pertunangan terlebih dahulu?"

Via menggenggam tangan ibunya, dan Bu Asih menyakinkannya dengan menganggukkan kepala."Tetapi bolehkan acaranya hanya dihadiri kalian saja? Maksudku semua yang ada disini." Tanya Via takut-takut.

Mereka setuju dengan itu, jadi pertunangannya hanya dihadiri orang-orang terdekat saja. Tentu saja mereka juga tahu jika Via tidak terlalu nyaman dengan keramaian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!