Via sekarang sedang tertidur di kamar Rina. Mungkin karena terlalu banyak menangis dia mengatakan bahwa pusing, dan setelah itu Via tertidur.
Kevin dan teman-temannya sekarang ada diruang tamu. Mereka duduk melingkar dan menatap ke arah Kevin semua untuk menunggu penjelasannya.
Kevin yang merasa ditatappun merasa sedikit gugup, karena seperti akan disidang.
Kevin menghela nafas dan berkata."Aku akan menjelaskan nanti jika Via sudah bangun saja sekalian."
Teman-temannya tentu saja sedikit dibikin geram oleh Kevin, tetapi mungkin karena Kevin tidak mau bercerita berulangkali.
Author Pov End
Alivia Pov
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku, ternyata aku di kamar Rina. Mungkin karena terlalu banyak menangis sekarang aku masih pusing.
Aku bangun berjalan ke arah kamar mandi yang berada di kamar Rina untuk membasuh mukaku. Aku sudah sedikit lebih tenang sekarang, aku juga butuh penjelasan dari Kevin.
Setelah dari kamar mandi, aku keluar dari kamar dan ternyata teman-temanku dan Kevin ada di ruang tamu. Mereka melihat kearahku karena mungkin mendengar pintu yang terbuka.
Sebenarnya hatiku sakit melihat Kevin karena bayangan tadi waktu di kantin terus terbayang dikepalaku. Tetapi Amel menganggukkan kepalanya untuk meyakinkanku.
Aku duduk diantara Rina dan Nagita, aku hanya terdiam. Sunyi karena tidak ada yang berbicara sama sekali.
Aku mendengar Kevin menghela nafas panjang, seketika aku menatapnya. Tidak terasa air mataku jatuh lagi. Rina menenangkanku dengan cara memelukku.
"Vi, apa aku bisa jelasin semuannya. Apa yang kalian lihat di kantin tadi tidak seperti yang kalian pikirkan. Tolong dengarkan penjelasanku terlebih dahulu." Ucap Kevin, dia berhenti sebentar lalu berjalan ke arahku. Sekarang dia tepat didepanku.
"Tadi waktu aku sedang menunggu kalian, aku hanya duduk sendiri. Tiba-tiba Mela datang dan duduk disampingku, dia menggenggam tanganku. Aku tidak melepaskan tangannya karena aku ingin tahu sebenarnya niat dia apa, tetapi saat itu kalian ternyata sudah datang ke kantin dan melihat itu. Sungguh, Vi aku tidak berselingkuh, tolong percaya kepadaku. Jika kamu tidak percaya kamu bisa bertanya kepada bibi kantin, dia saksinya bahwa aku tidak berbuat apa-apa." Jelas panjang lebar Kevin.
Jujur aku tidak langsung percaya dengan apa yang dia katakan, karena bisa jadi dia berbohong kepadaku. Aku tidak menatapnya.
"Biarkan Via tenang terlebih dahulu, Vin. Mungkin kejadian tadi sangat menyakitinya, apalagi kamu yang terlihat bucin kepada Via." Jelas Rina kepada Kevin.
Kevin meraih tanganku,"Semua yang aku jelaskan tadi jujur, Vi. Tolong percaya kepadaku, besok lusa kita akan bertunangan. Apa karena masalah sepe kita tidak jadi bertunangan?"
Mendengar itu darahku seketika mendidih."Oh jadi kamu mengganggap semua itu hanya masalah sepele? Hahaha mungkin aku saja yang terlalu sensitif terhadapmu. Mungkin daripada aku tadi lari dan menangis lebih baik aku berjalan kearah kalian dan memberikan selamat, maksud kamu begitu kan?"
"Bukan begitu, Vi maksud aku. Aku sudah jelasin semuannya, jangan kamu besar-bersarkan."
Aku yang mendengarkan jawaban Kevin lagi langsung berdiri."Baiklah jika kamu menganggap masalah itu hanya sepele dan aku hanya bisa membesar-besarkan masalah. Lebih baik kita sampai disini saja, maaf jika bersamaku kamu tidak bebas."
Aku langsung berjalan ke arah Rina lagi mengambil tasku dan berjalan keluar. Rina, dan Nagita mengejarku mereka berusaha menenangkanku.
Aku memesan taxi online, mereka ikut pergi bersamaku. Didalam taxi tangisku pecah lagi, apa selama ini hanya aku yang terlalu mencintaimu Vin.
Alivia Pove End
Author Pov
Di rumah Rina, Amel yang masih tinggal disana sekali lagi menampar Kevin. Dia tidak percaya dengan kata-kata yang dikeluarkan oleh Kevin.
"Hahaha bodohnya aku mempercayakan bahwa kamu bisa membahagiakan, Via. Sekarang sifat aslimu sudah terlihat, kamu hanya ingin mempunyai setiap wanita disampingmu!!!" Ucap Amel marah dengan menggebu-gebu.
Reza mencoba untuk menenangkan Amel, dia juga tidak percaya dengan apa yang Kevin ucapkan.
"Bagaimana cara berpikirmu itu Vin? Seharusnya kamu menjelaskan dengan tenang, dan tidak memancing Via untuk bertambah marah terhadapmu. Tetapi kamu menganggap semua itu hanya masalah sepele." Kata Rendy yang sedari tadi hanya diam saja.
"Kalau kamu sudah tidak mencintainya katakan saja, Vin. Kamu itu lelaki! Bukan dengan cara kamu malah bermain dengan wanita lain." tambah Rendy yang kini dia ikutan emosi.
Kevin hanya terdiam, dia menyesali ucapannya tadi. Bagaimana dia bisa begitu mudahnya mengatakan itu, pasti dia sangat melukai hati Via.
Tiba-tiba handphone Kevin berbunyi, dia mengambilnya ternyata itu dari pak Wijaya.
"Apa yang telah kamu lakukan terhadap, Via?!" Kata pak Wijaya dengan marah ditelepon.
"Sekarang kamu susul Via pulang dan jelaskan semuannya didepan keluarganya. Ayah dan bunda juga akan kesana." Perintah pak Wijaya dengan suara yang tegas dan tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments