Author Pov
Via sedang berada di balkon apartemen menatap langit malam. Memikirkan bagaimana dia kedepannya dengan penyakit sialan ini.
"Kenapa berada diluar malam-malam begini, Vi? Diluar dingin." Tanya bibi kepada Alivia sambil memakaikan selimut.
"Hehehe tidak apa-apa bi, hanya ingin saja." Balas Via seadanya dan menyenderkan kepalanya ke pundak bi Asih.
"Kamu siap untuk kemoterapi lagi besok?" Tanya bi Asih sambil melihat Via dari samping.
"Siap tidak siap aku harus siapkan, lagipula aku juga ingin sembuh untuk bibi dan teman-temanku. Aku tidak mau mengecewakan kalian." Ucap Via sambil tersenyum melihat ke langit.
4 orang yang berada dibelakang mereka meneteskan air mata. Bagaimana tidak? Via rela menahan rasa sakit efek kemoterapi demi mereka. Mereka tidak jadi menyusul ke balkon karena menangis, mereka tidak mau terlihat sedih dihadapan Via.
"Bi, tadi kata dokter mungkin Via harus merelakan sekolah dulu, apakah tidak apa-apa?" Tanya Via ragu-ragu.
Bi Asih tersenyum dan menjawab."Tidak apa-apa nak, itu demi kesembuhan mu. Kamu bisa mengulang tahun depan, atau kamu bisa homeschooling."
"Jika suatu saat nanti Via menyerah pada penyakit ini, apakah bibi akan sangat marah kepada Via?" Tanya Via tiba-tiba, membuat bi Asih menegang sekaligus 4 orang dibelakang.
"Apa yang kamu bicarakan, Vi? Tentu kami akan sangat marah kepadamu, jangan bicara yang tidak-tidak!" Sahut Amel dari belakang, suaranya bergetar.
"Tidak, aku tidak akan menyerah. Aku hanya bertanya saja." Ucap Via sambil menyenderkan kepalanya lagi ke pundak bi Asih.
Sudah 1 jam mereka ada di luar, sekarang mereka semua berjalan masuk. Di apartemen bi Asih ada 3 kamar. Bi Asih tidur dengan Via. Amel, Nagita dan Rina tidur bertiga, dan Kevin tidur sendiri.
Kenapa Kevin selalu ada disana? Itu memang keinginannya dan orangtuanya memperbolehkannya asalkan tidak macam-macam.
Ini masih pukul 8 malam, mereka duduk berjejer menonton acara komedi. Mereka tertawa terbahak-bahak seperti tidak terjadi apa-apa. Bahkan Viapun ikut tertawa keras.
Via melihat orang-orang tersebut dan dalam batin berkata."Tuhan, ijinkan aku hidup lebih lama supaya bisa melihat tawa bahagia mereka." tidak terasa air mata Via jatuh. Dia berpura-pura mengucek matanya supaya tidak ada yang tahu bahwa dia menangis.
Setelah acara tersebut selesai mereka memutuskan untuk tidur, karena besok mereka akan ke rumah sakit. Libur sekolah masih 2 Minggu lagi, jadi mereka gunakan untuk menemani dan merawat Via. Tentu saja jika sekolah sudah dimulai, pulang sekolah mereka tetap akan menemani dan merawat Via.
Author Pov End
Kevin Pov
Pagi ini hanya tinggal aku dan Via di apartemen, budhe Asih sedang pergi ke pasar dengan Nagita, sedangkan Rina dan Amel sedang pulang.
Mungkin ini bukan waktu yang tepat, tetapi aku harus mengungkapkan perasaanku dengan Via. Aku mengatur nafas ku, jantungku berdegup kencang. Tenang Kevin, tenang.
Kami sedang duduk didepan televisi, aku menoleh ke Via. Mungkin karena merasa dilihat."Ada apa, Vin? Ada sesuatu diwajahku?" tanyanya.
"Enggak kok hehehe. Vi, aku mau omong sesuatu sama kamu." dia tetap menatapku sambil tersenyum, aku bertambah gugup.
"Mungkin ini bukan waktu yang tepat, tetapi aku enggak mau memendam lagi. Aku suka sama kamu, Vi." Ucapku sambil menutup mata.
Kenapa dia diam saja? Apa aku sudah ditolak? Tiba-tiba Via menggenggam tanganku. Aku memberanikan membuka mata, dia tetap tersenyum kepadaku.
"Vin, aku ada kekurangan kamu tahu itu. Kekuranganku ini pasti akan menyiksa kamu nantinya." Jelas Via kepadaku. Aku menggenggam balik tangannya.
"Aku tidak peduli dengan kekurangan itu, Via. Setiap manusia pasti punya kekurangan. Aku suka sama kamu apa adanya, aku janji sama kamu aku bakal selalu ada buat kamu. Aku bakal buktiin itu." Ucapku meyakinkannya.
"Tidak perlu terburu-buru kasih jawaban, Vi. Aku bakal nungguin kamu."Kataku lagi, dia tersenyum sangat manis. Aku tidak tahu apa arti senyuman itu.
Kevin Pov End
Alivia Pov
Aku hanya di apartemen dengan Kevin, sekarang aku sedang duduk menonton televisi sedangkan Kevin sedang membuat minum.
Kevin menyusulku, dia duduk di sampingku. Aku ada jadwal kemoterapi nanti, dia ingin ikut lagi tentunya dengan teman-temanku juga. Untuk Rendy, Mamat dan Reza mereka sedang mudik jadi mereka tidak disini, mereka meminta maaf kepadaku karena tidak bisa membesuk ku.
Aku menoleh ke arah Kevin karena merasa aku diperhatikan. Aku tersenyum kepadanya, ada apa dia menatapku seperti itu?
"Mungkin ini bukan waktu yang tepat, tetapi aku suka sama kamu, Vi." Ucap Kevin. Kaget? Tentu saja aku kaget, aku menyukainya? Tentu saja, aku sudah lama menyukainya.
Aku bingung harus bersikap apa, karena sekarang kondisiku juga seperti ini. Aku takut hanya akan membebaninya saja. Kevin menyuruhku agar tidak terburu-buru menjawab, aku hanya menganggukkan kepala.
...****************...
Sekarang aku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Aku sangat gugup, aku masih ingat bagaimana rasanya efek kemoterapi nya, pasti nanti aku akan merasakan efeknya lagi.
Sebenarnya jika boleh jujur aku ingin menyerah, tetapi melihat senyum orang-orang disampingku ini membuatku berpikir lagi. Aku tidak ingin mengecewakan mereka, meski rasanya sungguh sakit.
Aku menghela nafas ketika sudah sudah sampai didepan gedung putih ini. Aku menguatkan diriku sendiri.
"Ayo nak, kamu pasti bisa." Ucap bibi Asih dan diangguki oleh teman-temanku.
Aku masuk keruangan bernuasa putih lagi, aku dipasang infus cairan kemoterapi lagi. Uh rasanya, kepalaku bahkan sudah pusing sekarang.
Alivia Pov End
Author Pov
Sekarang Via sudah masuk kedalam ruangan untuk melakukan kemoterapi. Yang lainnya menunggu diluar, tentunya dengan cemas. Karena mereka masih terbayang bagaimana Via kesakitan nanti setelah efek kemonya bekerja.
Dari sudut lorong ada dua orang berjalan menuju mereka, semakin dekat ternyata pak Wijaya dan ibu Lilian. Bibi Asih adalah teman mereka tentunya Via mereka anggap sebagai anak sendiri.
Ibu Lilian langsung menuju bi Asih, dan memegang tangannya untuk menenangkan. "Apakah kemonya sudah dimulai?" tanya ibu Lilian sambil terus mengusap tangan bi Asih.
"Sudah sekitar 5 menit yang lalu." Jawab Kevin yang sedang berdiri disamping bundanya.
"Kamu harus terlihat kuat didepan Via. Yang Via butuhkan sekarang adalah kamu, jika kamu sedih apakah tidak kasihan dengan ya?" Ucap ibu Lilian menasehati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
semangat viaaaaaa
2023-09-11
0