Aku segera bangun dan tertatih berjalan ke kamar mandi, karena kepalaku masih sangat sakit. Kenapa aku mimisan? Jelas aku kaget karena sudah sangat lama aku tidak mimisan. Apa mungkin karena badanku sangat panas? Bisa jadi bukan.
Aku membersihkan wastafel dan mencuci mukaku. Huh, sangat pusing. Aku kembali ke kamar untuk tidur. Setelah beberapa saat mencoba untuk tidur, tetapi tetap tidak bisa. Aku memutuskan untuk menyusul ibu Amel saja.
"Pakde." Sapaku ke bapak Amel yang ternyata sudah pulang.
"Nak Via, gimana keadaannya sudah membaik?. Tanya pakde sambil meminum teh.
Aku tersenyum lalu menjawab"Sudah mendingan pakde, tetapi masih pusing."
"Loh loh Via kenapa kamu tidak istirahat? Badanmu masih demam nak." Ucap ibu Amel yang datang dari dapur.
Aku tersenyum dan menjawab."Via tidak bisa tidur budhe, daripada hanya di kamar bolehkan Via berkumpul dengan kalian?"
"Ya tentu saja boleh, tetapi bagaimana jika nanti kamu malah bertambah pusing? Apa sebaiknya kamu ke dokter saja? Biar pakde dan budhe yang anter." tanya pakde kepadaku dengan serius.
"Tidak perlu pakde, tadi juga sudah minum obat yang di belikan Nagita di apotek kemaren. Besok juga Via sudah sembuh." Jelasku, aku tidak mau tambah merepotkan orangtua Amel dan Amel.
Tiba-tiba bapak Amel bertanya."Nak Via, maaf jika bapak tidak sopan tetapi nak Via sakit apakah orangtua kamu tidak tahu?"
"Hehe tahu pakde kemaren Amel menelpon memberi tahu mereka, dan mereka hanya mengatakan katanya Via hanya berpura-pura. Sebenarnya Via sudah mengatakan tidak usah memberi tahu, karena Via sudah tahu pasti jawabannya begitu." Jelasku panjang lebar. Bukannya aku mau menjelek-jelakkan orangtuaku, tetapi memang begitu keadaannya.
"Lah kalau kakak nak Via bagaimana?" Tanya budhe.
"Sama saja budhe, pakde. Bahkan Via tidak dianggap adik sewaktu teman-temannya datang ke rumah hehehe. Makanya Via kalau ada apa-apa bilang sama bibinya Via yang di Jakarta. Dia yang paling perduli dengan Via sedari Via kecil." Jawabku
"Kenapa nak Via tidak ikut saja dengan bibi nak Via?" tanya budhe lagi sambil memeriksa panasku.
"Mungkin nanti setelah lulus sekolah Via akan ikut dengan bibi, karena bibi juga sudah bilang jika Via lulus sekolah akan membawa Via ikut bersamanya." Jelasku, bibi Asih adalah adik dari ibuku dia tidak punya anak. Dan dia juga yang selalu mengirimkan ku uang saku setiap bulannya, maka dari itu setelah lulus nanti aku akan ikut dengannya. Aku akan bekerja dan merawatnya sebagai tanda terima kasihku kepadanya.
"Terimakasih banyak ya pakde, budhe sudah mau menerima Via. Via juga bersyukur mempunyai kalian, Amel, Rina dan Nagita." Ucapku sambil menghapus air mataku yang tiba-tiba terjatuh.
Alivia Pov End
Author Pov
Disisi lain Kevin baru saja memasuki kelasnya, dia celingak-celinguk mencari seseorang. Kevin berjalan ke arah 3 orang gadis yang sedang mengobrol.
"Via belum datang ya?" tanya Kevin kepada 3 gadis tersebut.
Rina menjawab."Via tidak masuk sekolah."Ya ke 3 gadis tersebut adalah Rina, Nagita dan Amel.
Kevin bingung kenapa Rina menjawab dengan ketus. Tetapi dia tetap bertanya lagi. "Kenapa Via tidak masuk?"
"Waktu kamu ke pasar malam, Via kamu ajak hujan-hujanan ya?" Tanya Amel.
"Via itu gak bisa hujan-hujanan, karena jika dia kehujanan pasti akan sakit."Tambah Nagita.
"Apa? Via sakit? Kenapa kalian tidak bilang kepadaku? Iya waktu kami pulang dari pasar malam dan akan mencari makanan, tiba-tiba hujan turun dan aku memaksa untuk meneduh ditempat makan saja😔"Jelas Kevin sambil menunduk karena merasa bersalah.
"Lalu Via sekarang hanya di kost sendirian? Atau dia pulang ke rumah?" tanya Kevin lagi.
"Via ada di rumahku, tidak mungkin dia di kost sendirian apalagi pulang."Jelas Amel.
"Bolehkan nanti aku menjenguknya?" Tanya Kevin ragu-ragu.
"Boleh, nanti Rina sama Nagita juga akan ke rumahku." Ucap Amel sambil berdiri dan kembali ke mejanya.
Kevin merasa khawatir dan bersalah, kenapa dia waktu itu mengajak Via hujan-hujanan.
Author Pov End
Kevin Pov
Aku sangat khawatir dengan keadaan Via, aku juga merasa sangat bersalah. Kenapa jam berjalan sangat lama sekali, ini baru akan istirahat dan jam pulang sekolah adalah pukul 14:00.
"Oke anak-anak 5 menit lagi jam istirahat, kalian tolong tunggu bel berbunyi baru keluar kelas dan jangan berisik." Kata guru matematika sambil berjalan keluar kelas.
"Aku nanti akan ke rumah Amel untuk menjenguk Via, apa kalian mau ikut?" Tanyaku ke Reza, Mamat dan Rendy.
Mereka menoleh kepadaku, dan Mamat berkata."Memangnya Via kenapa? Dan kenapa dia di rumah Amel?"
"Via sakit jadi dia di rumah Amel karena kalau di kost tidak ada yang merawatnya." Jelasku kepada mereka, aku menghela nafas lalu melanjutkan."Kalau kalian ikut nanti kita mampir ke toko buah dulu, aku ingin membelikan Via buah-buahan supaya dia cepat sembuh."
Mereka mengangguk setuju. Bel berbunyi dan kami pergi ke kantin, seperti biasa kami satu meja dengan geng Via.
"Apakah Via sudah dibawa ke dokter?" Tanyaku kepadaku Amel.
Amel memandangku dan menjawab."Belum, Via tidak mau.
Aku menghela nafas mendengarnya. Seperti dugaanku, pasti Via tidak mau pergi ke dokter.
Kevin Pov End
Author Pov
Sekarang Kevin dan teman-temannya sedang di toko buah, karena buah adalah sumber vitamin dan mineral yang berperan sebagai anti oksidan.
Sudah sekitar 30 menit mereka di toko, sekarang mereka bersiap-siap untuk pergi ke rumah Amel. Mereka terbagi menjadi 2 mobil. 1 mobil jemputan Kevin dan 1 lagi Nagita, karena Nagita tadi meminta kepada sopir ayahnya untuk mengantarkan ke rumah Amel.
15 menit kemudia mereka sudah sampai di rumah Amel. Ibu dan bapak Amel menyambut mereka dengan ramah.
"Jika kalian ingin menjenguk nak Via, dia ada di kamar atas. Tadi waktu budhe ke kamar nak Via sedang tidur, tetapi kalau sekarang budhe tidak tahu. Jika nak Via sedang tidur kalian jangan berisik ya, karena semalaman nak Via tidak tidur." Jelas ibu Amel, dan kami menganggukkan kepala.
"Ayo ikut aku, Via ada di kamarku." Ajak Amel kepada teman-temannya.
Mereka mengikuti Amel ke lantai 2 dimana itu adalah letak kamar Amel. Amel membuka pintu perlahan supaya tidak mengganggu Via, dan ternyata Via tidak tidur. Via sedang duduk menyenderkan badannya pada tembok dibelakangnya.
"Kamu sudah pulang, Mel. Eh ada kalian juga." sambut Via dengan senyuman, wajahnya masih sangat pucat.
"Kenapa kamu tidak tidur? Apa sudah mendingan? Masih pusing? Mana yang sakit?" tanya Rina bertubi-tubi.
"Kalau tanya satu-satu kasihan Via jawabnya." Kata Amel sambil menepuk lengan Rina dan Rina hanya cengengesan.
"Hmm aku sudah membaik, tetapi kepalaku masih sangat pusing." Jawab Via.
"Ayo ke dokter Via, biar aku yang antar dan temenin kamu." Ucap Kevin tiba-tiba dengan wajah yang serius.
"Hanya tinggal pusing saja kok, Vin. Terimakasih atas tawarannya." Ucap Via sambil tersenyum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments