Bab 15

Kevin Pov

Saking senangnya aku karena mau bertunangan dengan Via, aku tidak bisa tidur semalaman hehehe.

Ini sudah pukul 9 pagi, aku sudah mandi dan bersiap-siap akan menjemput Via, seperti yang kami rencanakan kemarin. Aku akan mengajaknya membeli mie ayam atau seblak terlebih dahulu, entah kenapa Via sangat senang dengan makanan itu.

Aku menuruni tangga dan akan berpamitan dengan ayah dan bunda. Mereka tersenyum melihatku yang emang menawan ini 😎

"Ayah bunda, Kevin mau jemput Via terlebih dahulu ya." Pamitku kepada sambil mengecup pipi mereka.

Ayah dan bunda menganggukkan kepala, dan bunda berkata."Iya hati-hati, nanti Via diajak kesinikan?"

"Hmm. Kami akan menonton dibisokop pribadi kita, sudah lama juga kita tidak menggunakan itu." Jawabku sambil merapihkan jaketku. Setelah itu aku berjalan menuju garasi dimana motorku berada. Pak sopir sudah memanaskan motorku jadi aku tinggal langsung gas saja.

Kurang lebih 35 menit aku sudah sampai di depan rumah Via, aku melihatnya sedang duduk ditaman seorang diri.

Aku berjalan ke arahnya, dia terlihat sedang melamun. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanyaku kepadanya.

Via sedikit kaget lalu tersenyum."Kamu sudah datang hehe. Enggak mikirin apa-apa."

"Ibu enggak ada dirumah ya?" Tanyaku sambil celingak-celinguk melihat sekitar.

Via menyuruhku untuk duduk."Enggak, tadi ibu bilang ada urusan sebentar. Tetapi sampai sekarang belum balik-balik juga."

Aku tersenyum, lalu mengusap surainya."Tetapi kamu sudah ijinkan sama ibu kalau mau pergi denganku?" Via mengganggukkan kepala. Setelah itu kami memutuskan untuk berangkat.

Aku berhenti di kedai seblak langganan kami. Jika kalian lihat sekarang, ekspresi Via sungguh senang seperti menemukan harta Karun.

Kevin Pov End

Alivia Pov

Aku sedang duduk di taman depan rumah, ibu tadi ijin pergi sebentar tetapi belum balik-balik juga. Sebenarnya aku sedang memikirkan orangtuaku dan kakakku bagaimana keadaannya.

Ah ternyata kekhawatiran ku salah, aku kira mereka akan memikirkan ku ternyata tidak. Aku tadi mengirimkan pesan kepada temanku yang disana, dan temanku membalas bahwa keluargaku baru saja menggelar pesta ulangtahun kakakku.

Hahah bagaimana mungkin aku bisa berpikir bahwa mereka akan mengkhawatirkanku. Bahkan semenjak aku sakit sampai sehat, mereka tidak pernah menjengukku atau mengirim pesan kepadaku.

Sekarang fokusku bisa membahagiakan bibi, aku ingin membalas budi kepadanya. Pakde kemarin mengabarkan bahwa akan kesini besok sore.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Aku kaget tiba-tiba ada suara. Ah itu suara Kevin, saking sibuknya dengan pikiranku sendiri, aku sampai tidak tahu bahwa dia sudah sampai.

...****************...

Kami sedang dikedai seblak sekarang, seblak langganan kami dan teman-teman.

Lihatlah, bagaimana mungkin aku tidak suka dengan makanan ini. Bahkan hanya dilihat saja sudah membuat air liurku ingin menetes hahaha.

Aku dan Kevin makan sambil berbincang-bincang. Aku mengajaknya untuk mampir ke toko buku sebentar, aku ingin membeli novel.

"Setelah dari toko buku membeli buah-buahan juga ya. Kan Bunda suka sama buah-buahan." tambahku dan Kevin setuju-setuju saja. Dia tidak pernah mengatakan tidak kepadaku, kecuali jika menyangkut kesehatanku.

Kevin akan sangat posesif jika menyangkut kesehatanku. Ya ya itu juga demi kebaikanku juga bukan hihihi.

45 menit kemudian.

Sekarang aku sudah sampai di rumah Kevin. Aku senang ayah dan bunda sangat welcome terhadapku, dulu waktu awal-awal dekat dengan Kevin aku takut jika hubungan kami ditentang, ternyata dugaanku salah.

"Bundaaaaaa, hihihi Via datang kesini lagi." Ucapku sambil berlari ke arah bunda. Bunda membuka kedua tangannya untuk menyambut pelukanku.

Kami saling berpelukan."Via sering-seringlah datang kesini, jika ayah sedang bekerja bunda juga kesepian."

"Jika aku sering-sering kesini nanti ibu juga sendirian dong bund. Nanti deh kalau Via kesini Via ajak ibu, atau jika Kevin ke rumah bunda ikut saja." Saranku

Bunda terdiam seperti orang yang sedang berpikir keras."Hahaha benar juga ya, kenapa bunda tidak kepikiran sama sekali wkwkw."

Kevin menggelengkan kepala lalu berkata."Itu namanya faktor U bund."

"Apa itu faktor U?" Tanya bunda bingung. Aku menggigit bibirku supaya tidak tertawa.

"Faktor usia hahahaha." Jawab Kevin sambil tertawa, aku ikut tertawa karena sudah tidak bisa menahannya lagi. Bunda mencabikkan bibirnya seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen.

Kami berbincang-bincang sebentar."Oh iya bund, tadi waktu jalan kesini Via beli buah-buahan untuk bunda." Ucapku sambil memberikan buah-buahan kepada bunda.

"Wah makasih ya nak, biar bunda tambah awet muda." Jawabnya sambil melirik Kevin dengan sinis. Astaga mereka memang selalu saja ribut.

Alivia Pov End

Author Pov

Bibi Asih sekarang sedang di bandara, ternyata suaminya datang hari ini tidak jadi besok. Sekarang bibi dan suaminya sedang berjalan menuju keluar bandara.

"Kita mampir membelikan hadiah untuk Via dulu ya pa. Aku mau belikan dia laptop, pasti sebentar lagi Via sangat membutuhkan untuk kuliahnya." Ajak bibi Asih kepada suaminya.

Pak Erlangga suami bibi Asih."Loh memang belum kamu belikan ya? Yaudah sekalian saja kita belikan sekarang."

Mereka memutuskan untuk sekalian membelikan laptop untuk Via.

Tiba-tiba pak Erlangga bertanya."Kamu meninggalkan Via sendirian di rumah?"

"Via sedang di rumah Lilian sekarang, anak Lilian pacarnya Via." Jelas bibi Asih sambil mengambil handphone yang berada di tasnya.

"Lilian istri Wijaya? Kenapa bisa kebetulan sekali mereka adalah teman kita."Senang Pak Erlangga.

"Benar juga ya, waktu Via berada di rumah sakit dan orangtua Kevin membesuk, disaat itulah aku tahu bahwa orangtua Kevin adalah Lilian dan Wijaya." Jawab bibi Asih lagi menjelaskan.

...****************...

Disisi lain 2 orang manusia sedang menonton film bersama, mereka sedang menonton film romantis? Oh tentu saja bukan. Mereka sedang menonton kartun detektif Conan.

Bahkan mereka membawa buku untuk menulis teori-teori. Jadi mereka ikut mendiskusikan siapa dibalik pelaku pembunuhan yang berada dikartun tersebut.

Pintu ruang bioskop terbuka dan ibu Lilian masuk sedikit kaget. Karena melihat kedua anaknya bukan menonton film romantis.

"Bunda kira kalian menonton film romantis🤦 kenapa malah menonton karton?"Tanya bunda sambil berjalan ke arah Via dan Kevin.

Kevin menaruh bukunya dipangguannya lalu menjawab."Kayak bunda sama ayah saja. Nonton ini itu lebih membantu kinerja otak kita bund, karena banyak teori yang harus dipecahkan."

"Kalian enggak capek dari Senin sampai Jum'at belajar, dan bahkan sekarang hari libur otak kalian juga harus berpikir juga?" Ucap bunda sambil menaruh jus dimeja Via dan Kevin.

"Via bund yang ajak nonton detektif Conan ini jadi ya Kevin setuju-setuju saja." jelas Kevin menyalahkan Via.

Via hanya tersenyum malu-malu, selain senang menonton Drakor yang dark Via juga senang menonton detektif Conan karena membantu memberikan pengetahuan tentang detektif katanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!