Author Pov
Sudah 1 bulan Kevin pindah sekolah, dia sangat cepat untuk beradaptasi. Sekarang dia sedang menuju ke kelasnya.
"Kevinnnn!" Teriak ketiga temannya. Kevinpun berhenti.
"Kamu udah ngerjain tugas matematika?" Tanya Rendi.
"Sudah, kenapa mau nyontek?" Tanya Kevin sambil mengangkat satu alis.
"Hehehe kamu tahu aja." Balas ketiganya kompak.
Ya meskipun Kevin adalah anak tunggal kaya raya, dia adalah anak yang rajin. Kevin memang tidak terlalu pintar dalam akademik. Tetapi dia selalu memegang prinsip Jika tidak pintar maka jangan sampai membuat masalah.
Author Pov End
Kevin Pov
Ya begitulah teman-temanku setiap pagi. Jika ada pr mereka akan datang pagi-pagi untuk bisa menyontek hahaha, entah apa yang mereka lakukan selama ini.
Sesampainya di kelas mereka langsung menghadap ke mejaku. Aku mengeluarkan buku tugasku dan aku serahkan kepada mereka.
"Makasih Kevin, kamu ganteng deh."
Ucap seorang perempuan yang langsung mengambil buku tugasku. Siapa lagi kalau bukan Alivia.
"Via, kita yang mau menyontek duluan enak aja kamu." Kata Rendi
"Bareng-bareng aja nyonteknya." Balas Amel sambil memutar bola matanya malas.
Aku hanya menghela nafas melihat tingkah mereka. Aku melihat keluar jendela, terbesit dibenakku untuk mengajak mereka berenang.
"Eh nanti sepulang sekolah ke rumahku yuk." Ajakku.
"Emang boleh?" Tanya Rina.
"Ya bolehlah, kenapa enggak boleh, ada-ada aja kamu ini." balasku sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Vin, apa bedanya krayon sama kamu?" Tanya Via tiba-tiba. Aku diam sambil memikirkan.
"Enggak tahu, emangnya apa bedanya?" Tanyaku kepadanya.
"Kalau krayon diciptakan untuk mewarnai buku, kalau kamu diciptakan untuk mewarnai hari hariku eaakk" Jawabnya
"Cie Via kiw kiw kiw." Sorak satu kelas.
Sungguh jika kalian melihat wajahku sekarang pasti sangat merah karena menahan malu🙈
"Haha, bisa aja kamu." Kataku kepada Via.
"Apa sih yang gak bisa buat, Kevin." Balas Via lagi.
"Maju teros Vi! Terobos wae" Ucap Mamat sambil tertawa terbahak-bahak.
"Aku akan mencintaimu secara ugal ugalan, Kevin." Kata Via sangat lantang.
Oh sungguh rasanya aku ingin pulang sekarang😭😭😭
Kevin Pov End
Author Pov
Waktu istirahatpun tiba.
Via, Rina, Amel dan Nagita langsung keluar kelas menuju kantin. Sedangkan Kevin, Mamat, Reza dan Rendi mereka pergi ke toilet terlebih dahulu.
Sekarang giliran Via dan Rina yang memesan makanan, Amel dan Nagita mencari tempat duduk.
"Mel, kalau dilihat-lihat sepertinya Via memang beneran suka deh sama Kevin." Ucap Nagita.
"Kayaknya sih iya, asalkan Via bahagia kita sebagai sahabatnya harus selalu mendukung apapun keputusan nya." Balas Amel.
"Semoga nanti jika mereka memang ditakdirkan bersama-sama, Kevin bisa membuat Via bahagia." Kata Amel sambil melihat Via dan Rina yang menuju ke meja sambil membawa nampan.
...*********...
Ke empat orang pria celingak-celinguk karena semua tempat duduk penuh, siapa lagi mereka kalau bukan Kevin, Reza, Mamat dan Rendi.
"Aha ikut aku." Kata Rendi. Lalu ketiganya mengikuti Rendi. Mereka berhenti di Meja yang Via dan kawan-kawan nya tempati.
"Boleh gabung gak? Soalnya gak ada tempat duduk lagi." Tanya Rendi.
"Boleh, boleh, boleh." Jawab ke empat wanita itu berbarengan.
Mamat dan Reza lalu pergi memesan makanan.
"Oh iya nantikan sepulang sekolah ke rumahku. Karena kita ber delapan satu mobil pasti enggak cukup, jadi kita pesen grabcar aja ya. Yang 4 ikut mobilku dan yang 4nya lagi naik grabcar, gimana?" tanya Kevin kepada mereka.
"Boleh, tapi kita yang ikut mobilmu ya. Biar yang cowok-cowok naik grabcar nya." Balas Rina.
"Boleh, aku setuju-setuju aja." Kata Kevin sambil menerima semangkuk mie ayam dari Mamat.
...*********...
Bel pulangpun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar termasuk 8 orang manusia. Mereka mengikuti Kevin di belangkang.
"Loh loh siapa yang udah pesen grabnya kok udah disitu aja?" Tanya Rendi ke teman-temannya.
"Oh itu tadi aku kirim pesan ke pak Kadir, minta tolong supaya dipesenin grabcar sekalian." Balas Kevin menanggapi pertanyaan Rendi.
"Cok, adw numpak grab ben sing wedok-wedok numpak mobile Kevin." Ucap Reza.
"Oke siap." Balas kompak Mamat dan Rendi.
Didalam perjalanan di mobil Kevin sangat hening, tidak ada yang mengeluarkan suara. Sedangkan di mobil satunya sangat rame, padahal hanya 3 orang saja.
"Eh, kalau dilihat-lihat sepertinya Kevin anak yang sopan yah. 1 bulan mengenalnya tidak ada yang aneh darinya, meskipun dia terlahir anak tunggal kaya raya." Ucap Reza dengan menopang dagunya.
"Iya juga ya, aku kira dia bakalan arogan karena anak orang kaya." Rendi menjawab sambil memakan kuaci yang sudah dia kupas.
"Aku lebih penasaran seperti apa rumahnya." Jawab Mamat sambil membayangkan.
Mobil grab mengikuti merzedes didepannya yang masuk ke gerbang sebuah rumah.
Author Pov End
Alivia Pov
"Gendheng, gendheng. Ini rumah atau istana." Ucapku sambil mengedarkan pandangan melalui jendela mobil.
Mobil berhenti didepan pintu, kamipun keluar. Pintu dibuka dari dalam, sepertinya pembantu disini.
"Tuan Muda sudah pulang." Kata wanita paruh paya itu.
"Sudah,Bi. Apakah bunda sama ayah di rumah?" Tanya Kevin kepadanya, sungguh Kevin orang yang sopan.
"Tidak, Tuan Muda. Tuan dan nyonya pergi keluar, katanya nyonya ingin membeli tas baru." Balas wanita itu sambil tertawa sopan.
"Hahaha kebiasaan. Oh iya, Bi. Mereka adalah teman-temanku. Aku mengajak mereka untuk berenang, karena cuaca sangat mendukung. Teman-teman ini namanya bi Ijah, dia yang merawatku sedari aku masih bayi." Kata Kevin menjelaskan.
Kami bersalaman sopan secara bergantian kepada bi Ijah.
"Wah jika rumahku seperti ini, aku akan sangat betah di rumah." Kataku pelan.
"Dan aku akan bermain kerumahmu setiap hari hahaha." Amel menyahut, ternyata dia mendengar ucapanku.
Kevin mempersilahkan kami masuk kedalam. Aku semakin takjub dengan rumahnya, sungguh dia memang orang kaya.
"Orang kaya memang beda ya hahaha." Ucapku kepada ketiga temanku.
"Iya di rumah saja fasilitas nya selengkap ini, kalau ada tugas enggak perlu ke warnet kayak kita wkwkwk." balas Nagita.
Kami berempat pun tertawa terbahak-bahak.
"Kalian ngomongin apa sih, heboh banget?" Tanya Reza.
"Kepo deh." Balas Amel judes.
"Kipi dih nyenyenye."
Aku yakin pasti Reza sangat jengkel kepada Amel hahaha.
"Bi, kami mau langsung ke kolam renang tolong buatkan makanan dan minuman. Juga minta tolong dianter ke sana ya, bi." Pinta Kevin ke bi Ijah.
"Baik, tuan muda akan bibi siapkan sekarang." Balas bi Ijah ramah.
"Terimakasih bi, ayo kalian ikuti aku." Ajak Kevin.
Aku masih mengedarkan pandangan sungguh aku sangat takjub dengan rumahnya. Aku dan teman-teman sudah sampai di kolam renang, sangat luas. Aku jadi berpikir Kevin apa tidak kesepian dia tidak punya saudara dan rumahnya sangatlah besar.
Ah tetapi inikan bukan rumah satu-satunya, bisa jadi di Jakarta lebih besar daripada ini.
"Jika aku jadi pacar Kevin, apa orangtuanya akan setuju." Batinku, aku langsung menggelengkan kepala. Kenapa tiba tiba aku berpikir sampai kesitu, pendekatan saja belum wkwkwk
Alivia Pov End
...Maafkan saya jika ceritanya masih bertele-tele, karena saya masih tahap belajar. Mohon dukungan dan masukkannya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Maaf, Thor...
apa hrs dibuat POV terus kah????
2023-09-11
0
Fu Jinlee
Saya suka banget dengan cerita ini, teruslah menulis thor!
2023-08-17
1