Mama Sheryl menyapa Niall dengan ramah, sepertinya Mamanya itu cukup senang dengan kedatangan Niall, selain karena Niall cukup santun dan baik, Mama Niall juga menyadari bahwa Niall adalah lelaki pertama yang diajak Sheryl ke rumah setelah Alex, hal itu berarti anak perempuannya ini sudah mampu bangkit dari keterpurukannya karena ditinggal Alex.
Setelah berbasa-basi sejenak, Mama Sheryl meninggalkan dua muda-mudi itu duduk berdua di ruang tamu.
"Mama menyukaimu." Sheryl berbisik pelan sambil menatap kepergian Mamanya, lalu tersenyum malu-malu. "Terimakasih sudah mau datang menjemputku kemari."
"Aku senang melakukannya." Niall tersenyum tulus. "Aku juga berterimakasih karena kau mau mengundangku datang ke rumah, berkenalan dengan Mamamu."
Sheryl tersenyum, tetapi kemudian ganjalan di hatinya itu muncul, kemarin dia masih ragu menanyakannya karena dia terlalu bahagia ketika menyadari besarnya perasaannya kepada Niall, dan takut merusak suasana.
Tetapi sekarang dia harus menanyakannya, karena semua hal harus diluruskan sebelum mereka melangkah maju.
"Niall." Ekspresi Sheryl berubah serius, "Ada yang ingin aku tanyakan..."
"Tentang apa???" Niall terlihat tenang, tetapi matanya bersinar waspada.
"Aku menerima telepon pada suatu hari...." Sheryl menatap Niall dalam-dalam. "Katanya dia Mamamu, dan kalau dia memang benar-benar Mamamu, dia bilang aku harus membujukmu agar mau pulang menemui tunanganmu yang sakit.." Sheryl menghembuskan napas panjang, "Katanya semua akan dijelaskan... kemudian aku datang ke restoran yang telah disepakati, menunggu sampai dua jam dan tidak ada siapapun yang datang." Sheryl menatap Niall penuh pertanyaan. 'Kau bisa menjelaskan semuanya tentang itu??" Tanya Sheryl.
Niall menghela napas panjang. Dia tahu pertanyaan ini akan datang juga dari Sheryl, telepon Mamanya memang tidak mungkin bisa diabaikan begitu saja. Haruskah Niall menjelaskan semuanya kepada Sheryl??? Tetapi dia masih merasa belum waktunya. Ikatan perasaan antara dia dan Sheryl harus lebih diperdalam sebelum pada akhirnya dia membuka seluruh rahasianya kepada Sheryl.
"Itu memang Mamaku." Niall akhirnya berkata. "Tetapi yang dia bicarakan adalah mantan tunanganku."
"Mantan tunanganmu???" Sheryl mengeryitkan keningnya kaget.
"Ya... aku sudah memutuskan hubunganku dengannya karena aku sampai pada suatu titik kesadaran bahwa aku tidak mencintainya lagi." Niall menatap Sheryl dengan sedih. "Kemarin dia sakit jadi Mamaku yang merasa ikut bersalah memutuskan menghubungimu, dia tahu bahwa aku mencintaimu dan berpikir bahwa kau mungkin bisa mengetuk nuraniku untuk menjenguk mantan tunanganku itu. Mama mungkin membatalkan niatnya untuk menemuimu karena aku saat itu sudah pulang untuk menjenguk mantan tunanganku."
Sheryl menelan ludahnya. "Apakah kau memutuskan pertunanganmu karena aku???" Rasa bersalah menyergap perasaan Shery, kalau Niall sampai memutuskan pertunangannya karena jatuh cinta kepadanya, dia tidak akan sanggup menahan rasa bersalahnya. Bayangan dirinya bersenang-senang di atas penderitaan perempuan lain sungguh tidak tertahankan.
Niall menggelengkan kepalanya. "Tidak Sheryl, aku memutuskan pertunangan itu bahkan sebelum aku pergi ke Surabaya, sebelum aku bertemu denganmu, dan sebelum aku jatuh cinta kepadamu." Niall tidak bohong dalam hal ini, dia memang memutuskan Pamella sebelum dia bertemu Sheryl. "Aku memutuskan pertunangan itu karena menyadari bahwa sudah tidak ada cinta untuknya, jantungku tidak berdebar karena bersamanya, dan aku rasa tidak baik mempertahankan sesuatu yang hambar, apalagi sampai dibawa ke jenjang pernikahan."
Sheryl tercenung memikirkan penjelasan Niall, dia memang tidak bisa menyalahkan Niall kalau itu memang yang menjadi alasan keputusan Niall. Sheryl merasa sedikit banyak dia lega karena Niall memutuskan tunangannya bukan karena dirinya. Ditatapnya Niall dengan hati-hati. "Apakah mantan tunanganmu itu baik-baik saja sekarang???"
Niall menganggukkan kepalanya. "Kemarin aku pulang untuk menemuinya, dia perempuan yang kuat, aku yakin dia akan bangkit dan bisa menemukan seorang laki-laki yang bisa mencintainya dan dicintainya dengan sepenuh hati." Niall lalu beranjak, mencoba mengalihkan percakapan dari suasana yang membuat murung itu.
"Yuk kita jalan. Jangan dibahas lagi ya, itu masa lalu dan sekarang aku sudah melangkah maju." Niall mengulurkan tangannya kepada Sheryl. "With you." Niall tersenyum.
Sejenak Sheryl ragu, lalu dia membalas uluran tangan Niall.
Sebelum pergi mereka berpamitan dulu dengan Mama nya Sheryl dan Tisha yang ada disini. Setelahnya mereka pun pergi untuk jalan-jalan. Pergi menonton dan melakukan hal lainnya seperti pasangan pada umumnya.
***
Sementara itu, Pamella sampai di rumah Neneknya dan di sambut hangat oleh keluarga nya. Selain neneknya ada juga tante dan Om nya yang adalah orang tua Elvin. Mereka terlihat senang dengan kedatangan Pamella setelah sekian lama. Terakhir adalah tahun lalu ketika lebaran.
"Nenek apa kabar???" Pamella memeluk Neneknya.
"Baik, kau sendiri???? Mama mu hilang kau baru keluar dari rumah sakit, kenapa memilih kesini??? Kau baik-baik saja???"
"Ya nenek, aku baik-baik saja."
"Nenek sudah membuat makanan kesukaanku kau duduk dan ayo kita makan siang bersama. Biar Elvin yang membawa koper mu ke kamar."
Nenek Pamella mengajak Pamella untuk ke ruang makan. Dan di meja makan sudah tersaji berbagai makanan kesukaan Pamella, termasuk sup hitam dengan aroma khas yang terbuat dari kaldu sapi dan campuran bumbu khas. Disajikan dengan potongan daging, sayur kecambah, kerupuk udang, dan telur asin. Ya, Pamella sangat menyukai rawon buatan neneknya.
"Rawon kesukaanku sudah nenek siapkan. Duduk dan kita makan bersama, setelah itu kau boleh istirahat, besok pergilah jalan-jalan juga boleh, Elvin akan mengantarmu.."
"Ya, aku siap mengantarmu." Sahut Elvin dari belakang. Dia baru saja membawa koper Pamella ke kamar yang sudah di siapkan. "Pamella, kau suka sekali kan belanja di Mall depan??? Kita kesana nanti, temanku baru saja membuka restoran disana, aku sudah janji akan kesana jadi aku akan mengajakmu, kau mau kan???" Tanya Elvin.
Pamella tersenyum. "Iya, mau.."
"Tapi Pamella kan baru sembuh dari sakitnya, masa kau ajak jalan-jalan???" Protes Mama Elvin.
"Tidak apa-apa tante, aku juga ingin menghilangkan suntuk, lagipula aku sudah sangat baik kok. Lagipula jalan-jalannya besok, aku akan istorahat sekarang." Sahut Pamella.
"Ya sudah kalau begitu, perginya besok saja, sekarang ayo di makan."
Mereka kemudian menikmati makan siang bersama. Pamella banyak tersenyum dan mulai sedikit mengurangi kesedihannya bisa bertemu dan berkumpul dengan keluarga nya disini. Di tambah lagi Elvin banyak mengeluarkan candaan yang membuat semua orang tertawa mendengarnya. Itulah Elvin, dia laki-laki yang senang bercanda dan banyak sekali hal yangenyenangkan untuk di obrolkan. Sejak dulu Elvin selalu jadi kakak yang baik untuk Pamella. dan menghabiskan waktu nya untuk bermain dengan Pamella.
"Bagaimana kabar Niall????" Tanya Papa Elvin yang membuat Pamella langsung tersedak dan batuk-batuk.
Pamella mengambil gelas dan langsung minum. "Baik Om, Niall baik."
"Dia tidak ikut???"
"Tidak, dia sibuk." Pamella berbohong. Dan sebenarnya tujuannya kesini selain bertemu keluarga nya juga ingin mencari informasi tentang Sheryl.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments