Beberapa hari setelahnya.
Niall saat ini sedang bertemu dengan Pamella di sebuah cafe. Niall ingin membicarakan hal yang penting pada Pamella. Dia harus segera mengakhiri hubungannya dengan perempuan itu. Niall tidak bisa lagi bersama dengan Pamella. Perasaan cintanya sudah mati untuk Pamella. Niall tidak bisa mencintai Pamella lagi. Sudah tidak bisa sama sekali.
"Aku harus pergi, Im so sorry Pamella." Niall menatap sedih ke arah Pamella, yang ada di depannya.
Jemari Pamella berhenti sejenak, kemudian meletakkan gelas berisi minuman, kali ini jemari itu bergetar.
"Pergi untuk menncari perempuan itu???" Tanya Pamella yang sebenarnya sudah tahu jawaban dari Niall.
Niall menghela napas panjang, "I'm so sorry Pamella."
"No...." Suara Pamella pecah oleh tangis. "Bagaimana mungkin aku memaafkanmu??? Kau meninggalkan aku untuk mengejar perempuan lain, seorang perempuan yang bahkan belum pernah kau temui hanya karena mimpi-mimpi konyol mu itu??? No Niall, please don't hurt me???"
"Mimpi-mimpi itu nyata Pamella, dan perempuan itu juga, begitu juga jantung yang sekarang berdetak di dadaku saat ini. And I'm so sorry."
Pamella mengusap air matanya dan menatap Niall dengan pilu. "Don't you love me anymore Niall???? Tidakkah kau mengenang masa kita bersama dulu??? Aku selalu mencintaimu, bahkan sejak kita kecil. Aku selalu mendampingimu, di saat-saat sulit sekalipun, percaya bahwa masih ada masa depan untuk kita.... Lalu sekarang apakah kau tega membuang itu semua???" suara Pamella terisak-isak tak kuasa menahan perasaannya.
Hal itu membuat Niall mengernyitkan dahi, mencoba menekan rasa bersalahnya. Perempuan ini tidak terbantahkan adalah pasangan yang sempurna, sangat tulus mencintainya dan selalu bersamanya di saat dia sakit. Tentu saja Niall merasakan rasa bersalah yang luar biasa karena mencampakkannya seperti ini, dia bukannya tidak punya perasaan, masalahnya, jantung ini, jantung ini tidak menginginkan Pamella lagi dan selalu memanggil-manggil perempuan lain, perempuan itu, yang selalu muncul di dalam mimpinya akhir-akhir ini.
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa." Niall meremas rambutnya frustrasi. "Aku tidak bisaengatakan apapun selain sorry. Aku berharap kau mau mengerti hal itu Pamella."
"Katakan kalau kau mencintaiku Niall...???" tatapan Pamella penuh permohonan, penuh air mata. "Please???" Pamella tampak memohon.
Niall tahu setidaknya kalimat itu akan membuat Pamella tenang. Tetapi dia tidak bisa mengatakannya. Dia tidak bisa mengatakannya.
Pamella tahu itu, matanya terpejam berusaha menahankan rasa sakit yang memenuhi dada nya. Tidak pernah di sangkanya, dia dan Niall akan berujung seperti ini.
"Setiap malam, ketika menggenggam tanganmu di rumah sakit, aku selalu berdoa semoga Allab memberikan jantung baru untukmu, supaya kau bisa sehat, supaya kita punya masa depan bersama, supaya kita bisa menua bersama, menatap anak-anak kita nanti dengan bahagia." Rasa sakit di suara Pamella terdengar nyata. "Aku sangat bahagia ketika kau mendapatkan donor jantung itu. I'm so happy but I was wrong. Aku sangat salah."
Pamella meraih tas nya dan beranjak dari kursi kemudia melangkah mundur, menatap Niall yang hanya bisa diam membatu.
"Kalau saja aku tahu bahwa jantung itu akan merenggutmu dariku, lebih baik kau tidak pernah mendapatkan donor jantung. Lebih baik kau mati saja di hadapanku saat cinamunitu masih untukku." Dan dengan kata-katanya yang penuh dengan kesakitan, Pamella berbalik badan dan melangkah pergi, berurai air mata meninggalkan cafe itu.
***
Ketika malam mulai temaram dan senja beranjak menjadi gelap. Niall duduk menghadap mamanya dan menceritakan semuanya. "Mama, Papa, aku sudah tidak bisa mencintai Pamella, aku memutuskan untuk meninggalakannya, ini memang terdengar jahat dan tidak berperasaan tetapi sungguh Ma, Pa, aku tidak bisa lagi bersamanya." Ucap Niall dengan sedih di depan Mama nya.
Chika hanya menatapnya dengan sedih putranya itu "Jadi begitu saja??? Kau tinggalkan Pamella begitu saja???"
Niall mendesah sedih. "Aku tahu semua orang akan menyalahkanku karena perlakuan jahatku kepada Pamella... tapi kuharap mama bisa mengerti aku. Aku... jantung ini.. jantung ini menginginkan perempuan lain."
"Bagaimana mungkin Niall??? Apa yang kau rasakan itu tidak bisa dijelaskan dengan logika, Mama bingung dengan sikapmu. Mama sedih melihat Pamella, Niall. Dia sangat kecewa, dia hancur, dan bukan hanya itu, persahabatan Mama dan Papa dengan kedua orangtua Pamella menjadi rusak karena masalah ini, mereka tidak mengerti." Chika menghela napas sedih. "Tetapi Mama percaya kepadamu nak. Mama sudah melalui saat-saat dimana Mama hampir kehilanganmu, berkali-kali." Perempuan itu menyusut air matanya. "Jantung itu membuat Mama tidak akan cemas kehilanganmu lagi, dan......kalau kau bilang jantung itu mencintai perempuan lain, Mama akan berusaha mendukungmu, karena kalau yang kau bilang itu benar, Mama berhutang budi kepada perempuan itu. Perempuan yang jantung kekasihnya didonorkan untukmu."
Niall langsung memeluk mamanya. Erat. Menahan resapan air mata yang sedari tadi berusaha menyeruak keluar. Semua orang boleh membencinya, tetapi asalkan Papa dan Mama nya mendukung, Niall bisa melangkah maju.
"Terimakasih Mama." Suara Niall serak oleh emosi, dipeluknya mamanya, wanita bertubuh kecil yang begitu tegar berjuang untuk anak kesayangannya yang sakit. Niall sangat menyayangi Mama dan Papa nya.
"Jadi, kemana kau akan mencari perempuan itu???" Tanya Adri.
"Surabaya, aku sudah mendaftar untuk mengambil magisterku di sana."
"Surabaya???" Seru Adri.
"Iya Pa, Surabaya."
"Kenapa tidak bilang pada Papa sebelumnya???'
Niall tersenyum. "Aku sudah mendaftar dan akan mengikuti beberapa test, jika di terima aku akan langsung mencari tempat tinggal disana. Ya sekaligus bekerja juga untuk mengisi waktu kosongku."
"Kau bekerja saja di kantor kita yang disana, Papa akan memberitahu kak Aditya supaya dia bisa menyuruh orang disana untuk menyiapkan meja untuku."
"Iya Pa."
***
Sementara itu, Pamella duduk di atas tempat tidurnya dan menangis terisak dengan pilu memeluk bantalnya. Niall sangat keterlaluan sekali memperlakukannya seperti ini. Niall jelas tahu bahwa dia sangat mencintai lelaki itu, tetapi hanya karena mimpi konyol itu Niall dengan tega meninggalkannya begitu saja.
Pamella adalah seorang gadis cantik yang selama ini selalu memberikan cintanya untuk Niall seorang. Sahabat sekaligus kekasihnya. Tetapi hati Pamella di hancurkan seketika oleh Niall. Setelah lelaki itu menjalani operasi pencakokkan jantung, Niall menjadi pribadi yang berbeda bahkan sudah tidak lagi Pamella melihat cinta di mata Niall untuknya. setiap hari yang di bahas Niall adalah perempuan iti, perempuan yang katanya muncul di mimpi mya yanv tidak di ketahui siapa sevenarnya perempuan itu. Meski belum pernah bertemu tetapi Pamella sudah sangat membenci nya. Benar-benar membenci nya. Perempuan itu secara tidak langsung merenggut kebahagiaan nya yaitu Niall.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments