Satu minggu kemudian...
Sheryl duduk di kantin kampusnya bersama Tisha, mereka baru selesai dengan kelas mereka dan memilih duduk di kantin sembari mengobrol. Karena mereka masih ada kelas nanti. Sheryl menceritakan kejadian kemarin kepada Tisha.
"Jadi, kau tidak berani ke sana lagi??" Tisha menatapnya dengan mencemooh. 'Kau menjanjikan sesuatu pada seseorang, lalu kau mengingkarinya. Loser..!!" Ejek Tisha.
Sheryl memalingkan muka, tidak kuat menanggung rasa bersalah, Memang dia pengecut. Sangat pengecut. Ini sudah satu bulan sejak pertemuannya dengan lelaki bernama Niall yang sangat mirip Alex itu, dan Sheryl sama sekali tidak berani menginjakkan kakinya ke kedai kopi itu. Dia... takut, entah kenapa.
"Untuk apa aku ke sana Tisha??? toh aku hanya memandang lelaki itu sebagai pengganti Alex, sebagai orang yang entah kenapa mirip dengan Alex. Itu saja."
"Tetapi dia bukan Alex mu, kau sendiri yang bilang kalau penampilan mereka berbeda."
"Dia tetap mirip Alex. Bukan dari segi fisik, dia mirip dengan cara yang berbeda, entahlah." Dan Jantungku berdebar setiap ada di dekatnya. Sheryl mendesaah, putus asa.
Tisha menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sheryl. Kau tahu, aku sedih melihatmu terpuruk seperti ini. Sudah setengah tahun sejak kematian Alex, dan kau seharusnya sudah melangkah. Kau masih muda, jalanmu masih panjang. Mungkin Tuhan punya misteri dan rencana tersendiri mempertemukanmu dengan lelaki yang mirip Alex, mungkin. Dan kau tidak akan mengetahui rencana apa itu, kalau kau takut melangkah."
"Jadi menurutmu aku harus menemui laki-laki itu??? Kau ini ada-ada saja."
Tisha mengangkat bahunya. "Mirip atau tidak dengan Alex. Setahuku, laki-laki itu adalah satu-satunya yang kau pikirkan selain Alex. Temuilah dia."
Sheryl terdiam memikirkan setiap ucapan Tisha. Selama ini dia memang tidak ingin dekat dengan lelaki manapun karena hatinya masih untuk Alex. Meski lelaki itu sudah tidak ada di dunia ini tetapi Cinta Sheryl untuknya masih hidup sampai detik ini. Sheryl tidak bisa melupakan setiap moment indahnya bersama dengan Alex. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama dan berbahagia. Hal itu membuat Sheryl menutup hatinya untuk laki-laki manapun.
Dan setelah melihat dan bertemu Niall, entah kenapa Sheryl selalu terbayang dengan lelaki itu. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya sehingga membuat Sheryl merasa bingung sekali. Seperti ada magnet di dalam dirinya untuk bisa dekat dengan Niall. Dan dia akhir-akhir ini jadi terus terpikirkan dengan laki-laki bernama Niall itu. Sheryl tidak tahu kenapa. Dan karena tidak ingin terlalu jatuh semakin dalam, beberapa hari ini dia tidak datang ke kedai kopi itu lagi untuk menghindari bertemu dengan Niall. Sheryl tidak ingin semakin jauh melangkah. Hatinya hanya untuk Alex semata.
***
Sore harinya setelah menyelesaikan kelasnya. Sheryl memilih untuk datag lagi ke kedai kopi itu dan ingin bertemu dengan Niall.
"Hai." Sheryl berdiri gugup, di depan laki-laki itu yang sedang menundukkan kepala, tenggelam dalam bacannya.
Niall mendongakkan kepalanya. Sekejap dia mengerjapkan matanya, seolah terkejut, tetapi kemudian senyumnya mengembang.
"Sheryl.??? Kau..???" senyumnya makin melebar. "Duduklah!!!"
"Kau ada di sini setiap sore???" Sheryl mengalihkan pandangan ke luar. Entah kenapa Sheryl tidak kuat menghadapi pandangan tajam laki-laki itu.
"Setiap sore." Niall meletakkan bukunya. "Sepertinya kau sangat sibuk ya???" Tanya Niall.
Sheryl menganggukkan kepalanya gugup. Dia tidak sibuk apa-apa. Dia cuma tidak berani datang dan menemui Niall, tetapi kebohongan itu sudah meluncur mulus di bibirnya.
"Aku sibuk dengan kuliah dan pekerjaan ku, biasanya aku membantu Mama ku di toko nya jadi tidak sempat keluar-keluar,"
Niall menatapnya memaklumi. Meskipun Sheryl sadar, Niall jelas-jelas mengerti bahwa Sheryl sudah berbohong kepadanya.
"Aku senang pada akhirnya kau bebas dan bisa datang." Lelaki itu menunjukkan sampul buku yang dibacanya, "Lihat aku sudah selesai membaca buku ini sambil duduk di sini setiap sore."
Sheryl melirik ke sana. Bacaan itu tidak dikenalnya, bukan tipe bacaan yang di senangi oleh Sheryl. Novel horor.
"Kau tahu, novel ini berasal dari Instagram dan di jadikan Novel, diambil dari kisah nyata followersnya, ini adalah nama akun itu, merangkum beberapa cerita narasumber yang pernah di muat di instagram mereka, lalu di jadikan buku, aku sudah pernah membaca kisahnya di instagram tetapi ada yang tidak berlanjut dan kelanjutannya ada di buku ini, terpaksa aku membeli nya hehehe" Niall tetap menjelaskannya meskipun judul buku itu sudah tertera jelas di halaman depannya, membuat Sheryl tertawa.
"Kenapa kau tertawa???" Tanya Niall.
"Tidak." Sheryl menahan kekehan gelinya. "Hanya saja buku itu bukan tipeku, aku tidak suka cerita horor, itu membuatku tidak bisa tidur."
"Ah ya tentu saja. Kau penggemar bacaan romantis, laki-laki kaya raya jatuh cinta pada gadis biasa, perempuan kaya raya jatuh cinta pada Bodyguardnya, laki-laki yang jatuh cinta dengan anak konglomerat, cerita percintaan yang romantis dan menggebu-gebu." Niall mencibir. "Tipikal bacaan perempuan."
"Tapi kau tahu semua isi karya Golden Watermelon Sugar, berarti kau membacanya.???" Tanya Sheryl.
Niall memutar bola matanya. "I'm just curious, hehehe ketika melihat seorang perempuan meninggalkannya di meja sebuah cafe, jadi aku mencari tahu dan membacanya, dan aku membaca semua nya karya nya. So good. Not bad."
Sheryl terpana, lalu tersenyum. Hatinya terasa hangat, entah kenapa. Sudah lama sekali dia tidak merasakan kehangatan ini. Sama seperti dulu, ketika bersama Alex, berdebat masalah buku, perasaannya sama. Dan meskipun secara fisik Niall berbeda jauh, lelaki ini mengingatkannya kepada Alex. Mengingatkannya kepada masa-masa bersama Alex.
"Kau belum memesan. Aku rekomendasikan kau membeli choux sebagai teman minum cokelat hangat mu." Lelaki itu mengedipkan matanya ke arah buku menu.
Sheryl mengernyit. Biasanya dia hanya memesan bakso bakar standar sebagai teman minum kopinya di sini. "Apakah enak???"
"Of course, kalau kau sambil minum kopi atau cokelat hangat, sembari menyantap kue kering imut sederhana yang di adi dalamnya ada krim nya dan taburan berbagai rasa dia atasnya dengan aroma harum yang khas."
"Kau membuat air liurku keluar." Sheryl tertawa, lalu memesan itu, dan secangkir cokelat hangat. "Sampai di mana kita tadi???"
"Sampai ketika aku bilang bahwa perempuan selalu menyukai kisah Romantis di buku-buku mereka."
Sheryl tersenyum. "Perempuan menyukai novel romantis, membaca nya dan membayangkan jika kisah romantis itu terjadi pada mereka, meskipun mereka tahu bahwa hal itu sangatlah tidak mungkin terjadi, tetapi membayangkannya selalu membuat mereka merasa lebih baik." Ujar Sheryl.
"Girls are very strange indeed, aku sangat tidak mengerti apa yang mereka pikirkan sebenarnya. Sangat aneh."
Sheryl terkekeh. "Lelaki selalu bertanya tentang kebingungannya menghadapi sikap perempuan, padahal yang di inginkan perempuan hanyalah perhatian saja. Cintai mereka dan semua nya akan berjalan sangat bahagia dan penuh cinta."
Dan percakapan itu berlanjutlah. Di tengah harumnya uap beraroma kopi dan cokelat harumnya roti yang baru keluar dari pemanggangan. Sheryl terlarut bersama Niall, di sebuah kedai kopi yang temaram.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments