Ketika kembali ke rumah setelah menghabiskan waktu dua malam di kapal pesiar milik Martin, Arumi masih merasa heran karena Jolie yang masih berada di rumah ini. Padahal jelas sekali jika dirinya itu sudah tidak dipedulikan lagi oleh Martin. Tapi masih saja betah tinggal di rumah pria itu.
Martin langsung merangkul bahu Arumi ketika melihat tatapan tidak suka pada Jolie. "Sudah, jangan hiraukan dia. Nanti akan aku segera suruh dia pergi"
Arumi menoleh pada Martin dengan wajah cemberut kesal. Tapi dia menurut saja ketika Martin membawanya naik ke lantai atas. Namun sebelum mereka hampir sampai di tangga, suara Jolie membuat mereka menghentikan langkahnya.
"Martin, tega sekali kamu pergi meninggalkan aku sendirian disini dan malah bersenang-senang bersama dia" ucap Jolie, terdengar suara yang tidak suka dari nada bicaranya.
Arumi langsung menoleh dengan tatapan tidak suka pada Jolie, namun Martin segera kembali memeluknya untuk meredam amarah wanitanya. Martin tidak mau kalau sampai Arumi malah celaka karena tidak bisa menahan emosinya pada Jolie. Jelas, Martin tahu bagaimana peringai Jolie yang sebenarnya.
"Sudah aku katakan, aku hanya membantumu karena kau pernah hadir dalam hidupku. Selebihnya, aku tidak peduli lagi padamu. Oh ya, kalau memang kau tidak suka melihat kemesraan aku dan Flower, kau bisa pergi dari sini sekarang juga" tekan Martin.
Jolie langsung cemberut kesal mendengar ucapan Martin barusan. Harga dirinya sendiri seolah sedang terkoyak dengan ucapan Martin barusan, apalagi saat berada di depan Arumi sekarang. Sungguh, merasa sangat direndahkan.
"Martin, apa si yang kamu lihat dari perempuan itu? Jelas dia sangat tidak seperti type mu"
Martin tersenyum mengerikan, dia menatap Jolie dengan tajam. "Memangnya seperti apa type aku yang kau bicarakan itu? Apa seperti kau?! Tentu saja bukan, aku tidak suka dengan perempuan yang tidak setia!"
"Lalu apa bedanya dengan seorang wanita malam? Bukannya dia hanya menjual tubuhnya untuk dicicipi oleh beberapa laki-laki. Mungkin lebih murahan dia daripada aku" ucap Jolie, menatap rendah pada Arumi.
Arumi mendongak dan menatap Jolie dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Yang jelas dia tidak suka dan merasa sakit hati dengan apa yang diucapkan oleh Jolie barusan. Arumi melepaskan tangan Martin yang merangkul bahunya, lalu dia berjalan ke arah Jolie.
"Kamu tidak tahu apa yang terjadi dalam hidupku dan kenapa sampai aku menjadi seperti ini. Memangnya ada yang mau seperti ini? Tidak! Aku hanya tidak bisa menolak takdir dan keadaan yang membawaku ke dunia ini" tekan Arumi.
Rasanya dadanya begitu sesak ketika dia mengatakan hal itu. Semua bayangan tentang awal dirinya terjun pada dunia malam ini, sungguh membuat Arumi sesak dan ingin menangis sejadi-jadinya. Arumi tidak bisa untuk terus menahan segala sakit dalam dirinya. Seolah dia baik-baik saja, padahal kenyataannya dia sangat terluka dengan keadaan ini.
"Sayang sudah, jangan ladeni dia" ucap Martin yang langsung merangkul Arumi. Dia menatap Jolie dengan tajam. "...Kau bisa pergi sekarang dari rumahku. Jangan lagi mengganggu hidupku dan Flower, kalau tidak mau aku bertindak kasar"
Jolie hanya terdiam mendengar itu, tentu dia tidak mungkin melawan Martin yang memang sudah sangat kesal dan marah padanya. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dengan hembusan nafas kasar. Sungguh dia tidak akan pernah bisa mendapatkan lagi hati Martin yang sebenarnya.
*******
Arumi yang sedang tidur tiba-tiba terkejut dan langsung terbangun ketika dia mendengar suara keributan dan suara tembakan yang begitu keras. Arumi terkejut dan langsung bngun, melirik jam dinding yang ternyata sudah tengah malam.
Arumi keluar dari kamar dan melihat di lantai bawah banyak sekali orang-orang berpakaian hitam dengan senjata api di tangan masing-masing. Tubuh Arumi terguncang hebat, dia sangat takut melihat semua itu. Apalagi ketika melihat sudah cukup banyak darah di atas lantai. Artinya sudah ada yang terluka.
"Apa yang terjadi ini?"
Arumi berlari kembali ke dalam kamar, karena dia sangat takut dengan keadaan saat ini.
Sementara di lantai bawah, Martin juga tidak menyangka akan ada penyerangan secara tiba-tiba seperti ini kesini. Dia memang sudah menduga akan ada masalah besar ketika Jolie yang tiba-tiba kembali muncul dalam kehidupannya dengan menceritakan semuanya dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Namun tidak pernah menyangka jika Cammora Of Naples akan melakukan penyerangan malam ini secara tiba-tiba. Martin dan anak buahnya, jelas belum menyiapkan apapun. Karena memang dirinya juga tidak tahu akan ada penyerangan di malam ini. Meski begitu, mereka sudah terlatih untuk selalu siap siaga jika ada penyerangan tiba-tiba seperti ini.
"Cosa Nostra, aku tidak menyangka kalau bos kalian ini terlalu pengecut sampai merebut kembali wanita yang sudah berpaling darinya dan sudah menjadi milikku sekarang. Sungguh bodoh sekali" ucap Michael sambil memutar pistol di tangannya dan berjalan ke arah Martin.
Martin hanya tersenyum mendengar itu, tidak sedikit pun dia merasa gentar dengan jumlah anak buah Michael yang di bawa cukup banyak untuk menyerangnya.
"Aku sama sekali tidak peduli dengan wanita yang sudah berpaling dariku. Tapi, dia sendiri yang datang padaku untuk meminta bantuan, karena pria yang menjadi tempatnya berpaling ternyata hanya seorang pria pecundang yang berani menyiksa seorang wanita" tekan Martin dengan tatapan begitu tajam.
Mendengar ucapan Martin barusan, membuat Michael semakin kesal dan marah. Hingga akhirnya dia langsung menodongkan pistol yang di pegangnya ke arah Martin.
Martin hanya tersenyum tipis melihat apa yang dilakukan oleh Michael padanya. "Kau ingin mencoba membunuhku? Sudah banyak orang ingin mencoba itu, tapi tidak ada satupun yang berhasil membunuhku sampai saat ini"
Martin langsung menepis kasar tangan Michael yang memegang pistol itu hingga pistol di tangannya terpental cukup jauh.
Perkelahian tidak bisa dihindari lagi, semua anak buah Martin dan juga anak buah Michael saling melawan. Hingga suara tembakan pun terdengar dimana-mana.
"Sial, mereka membawa jumlah anggota cukup banyak"
Martin menatap Marco yang baru saja berbicara. Lalu dia menatap ke arah orang-orang yang baru saja masuk. Benar, jika Michael memang sudah merencakan semua ini dari jauh-jauh hari. Hingga dia mendatangkan banyak anak buahnya itu.
Sementara Martin dan anak buahnya juga cukup kewalahan karena memang mereka kalah jumlah. Tidak semua anak buah Martin ada di rumah ini dan tinggal disini. Dan hal ini yang di manfaatkan oleh Michael dengan melakukan penyerangan dadakan seperti ini. Agar Martin tidak sempat menyusun strategi dengan anak buahnya yang lain.
Suara tembakan yang terdengar sangat keras sekali di ruangan ini. Martin yang sedang lengah, hingga akhirnya dia tidak sadar jika sudah ada yang mengincarnya dari jarak cukup jauh dan peluru itu tepat mengenai perutnya.
Darah yang bercucuran dari perutnya dan Martin yang langsung jatuh tersungkur ke atas lantai. Matanya yang masih setengah terbuka dan kesadarannya yang masih ada, membuatnya bergumam nama Arumi.
"Flower..."
Kedua matanya pun langsung tertutup rapat.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Sarah Harona
nampung mantan hanya bikin msalh walau niatnya cuma nolong ada dua hati yg tersakiti akankah Martin mati
2023-08-27
0
Becky D'lafonte
tisu joly ini ngapain sih masih drmh martin,, bikin orang celaka aja
2023-08-27
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lanjut kak...penasaran...
2023-08-27
0