Martin kembali ke dalam kamarnya, berbaring disamping Arumi yang tertidur. Dia memeluk wanitanya itu dengan lembut. Memberikan kecupan di kepala Arumi.
"Sayang, maafkan aku karena sudah membuat kejutan kamu gagal" bisik Martin.
Arumi yang memang tidak tidur, dia hanya sedang mencoba menghindari Martin dengan berpura-pura tidur. Padahal sebenarnya dia tidak bisa tidur sama sekali, apalagi saat melihat Jolie dan Martin di pantai tadi. Di meja yang dia siapkan hanya untuk makan malam romantis bersama dengan Martin. Namun semuanya gagal dan malah Jolie dan Martin yang duduk disana.
Seandainya dia tidak mengungkapkan cinta dan membuat aku jatuh cinta padanya. Mungkin aku tidak akan sesakit ini ketika melihatnya bersama wanita lain.
Arumi yang semakin sadar dengan perasaannya pada Martin yang sudah terlalu besar. Apalagi ketika dirinya yang sudah mengetahui tentang alasan Martin menahan dirinya di rumah mewah ini. Karena ternyata dia adalah seorang remaja yang dia tolong 10 tahun lalu. Penampilan Martin yang memang terlihat sangat berbeda dan Arumi yang juga tidak terlalu mengingat wajahnya saat dulu, karena memang mereka bertemu terlalu singkat.
Keduanya hanya tidur dengan Martin yang memeluknya dari belakang. Hingga pagi ini, Arumi bangun dan segera mandi dan pergi keluar kamar. Arumi pergi ke arah pantai, dia menatap meja dan segala hiasan yang masih ada disana. Hanya saja semua lilinnya sudah habis dan padam.
Arumi duduk di atas pasir tanpa alas, menekuk kakinya dan memeluk lututnya sendiri. Menatap hembusan ombak yang terlihat besar dengan udara yang masih sangat dingin di pagi ini.
Arumi menatap matahari yang mulai terbit di ufuk barat. Bola besar berwarna jingga itu seperti baru saja muncul dari bawah laut. Sinarnya yang menghangatkan di pagi ini. Namun, semuanya tidak lantas membuat Arumi senang. Bayangan Martin yang merangkul Jolie dan juga mereka yang semalam ada di pantai ini. Duduk di meja yang sengaja Arumi siapkan untuk makan malam romantis yang gagal.
"Seharusnya memang aku tidak perlu berharap apapun sama dia. Lagian mana ada pria yang benar-benar mau menerima dan mencintai wanita malam sepertiku. Tubuhku sudah disentuh banyak pria yang memberikan bayaran padaku atas kepuasan mereka"
Arumi menghembuskan nafas kasar mengingat semua itu. Dia hanya diam memandang matahari terbit yang terlihat indah, namun tetap tidak membuatnya tersenyum. Sampai seseorang datang menghampirinya dan ikut duduk di atas pasir disampingnya.
"Hai, apa aku boleh tahu namamu?" tanya Jolie sambil mengulurkan tangannya pada Arumi. Meski sebenarnya dia sudah pernah mendengar Martin menyebut nama Arumi dengan sebutan Flower, namun dia hanya berbasa-basi saja.
Arumi menghela nafas pelan, dia menerima uluran tangan dari Jolie. "Flower"
"Aku Jolie, nama yang cantik ya nama kamu itu sesuai dengan wajahmu. Tapi sepertinya kau bukan orang Itali?" ucap Jolie sambil tersenyum cerah.
Arumi menatap Jolie dengan lekat, gadis cantik dengan bentuk tubuh yang pastinya akan sangat didambakan setiap pria. Rasanya pantas saja kalau dulu Martin menyukainya, memang Jolie bisa dibilang sebagai perempuan sempurna. Meski sekarang ada bekas lebam di pipi.
"Ya, aku dari Indonesia"
Jolie mengangguk mengerti mendengar jawaban Arumi barusan. "Apa satu kota dengan Neneknya Martin disana?"
Arumi hanya mengangguk saja, dia sedang memperhatikan lebam di wajah Jolie yang cukup parah. Sepertinya bukan hanya bekas satu pukulan. Tapi seperti sudah terkena pukulan beberapa kali.
Jolie yang sadar akan tatapan Arumi padanya, langsung memegang pipinya yang lebam bekas pukulan Michael. "Ah ini, luka pukulan dari Mike. Sekarang aku lagi menyesal karena dulu sempat terpengaruh oleh Mike, hingga sekarang aku harus terjebak dengannya dan menerima perilaku kasar darinya. Aku ingin kembali mendapatkan Martin, karena aku yakin kalau dia masih menyimpan perasaan cinta untukku"
Arumi terdiam mendengar ucapan Jolie barusan. Rasanya dadanya kembali terasa begitu sesak. Mungkin memang dirinya hanya menjadi pelampiasan Martin saja yang saat itu sedang terluka karena Jolie. Disaat sekarang Jolie sudah kembali, pastinya Martin juga akan lebih memilih Jolie daripada Arumi yang hanya seorang wanita malam.
"Oh ya Flower, Martin tidak serius denganmu 'kan? Apalagi memang dia sering sekali memesan wanita malam sepertimu. Mungkin hanya untuk melampiaskan segala hasratnya saja. Jadi, kamu jangan terlalu berharap, takutnya akan kecewa" ucap Jolie lagi.
Arumi hanya tersenyum getir, dia menyadari posisinya sekarang. Bagaimana dirinya yang memang hanya seorang wanita malam. Dan sampai kapan pun, masa lalu kelam itu tidak akan pernah bisa hilang dari hidupnya. Arumi yang tidak akan pernah bisa dihargai seperti wanita lain dengan masa lalunya ini.
"Yaudah, kalau gitu aku pergi dulu ya"
Arumi tidak menjawab, dia membiarkan saja Jolie pergi. Saat ini Arumi hanya sedang ingin menenangkan perasaannya yang begitu kacau. Arumi menyembunyikan wajahnya diantara kaki dan tangannya. Air matanya yang menetes begitu saja.
Sungguh dirinya juga tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Sementara dirinya saja tidak bisa pergi dari Martin. Karena pria itu yang sudah membelinya dan menjadikan Arumi miliknya.
"Sayang, aku minta maaf"
Martin yang bangun tidur dan tidak menemukan Arumi disampingnya, langsung berlari mencari Arumi hingga dia melihat Arumi ada di pantai.
Martin segera berlari menghampirinya, namun ketika sudah semakin dekat, dia langsung memelankan langkahnya ketika mendengar isak tangis Arumi. Membuat Martin semakin merasa bersalah karena semalam sudah membuat kejutan yang disiapkan oleh Arumi itu gagal total. Martin langsung memeluk Arumi dari belakang.
"Maaf karena sudah membuat kejutan kamu ini gagal semalam. Aku minta maaf Sayang, jangan menangis terus seperti ini" ucap Martin yang merasa sesak mendengar isak tangis wanita yang dicintainya.
"Hiks..hiks.. Kamu jahat, kenapa melakukan ini sama aku"
Arumi mendongakan wajahnya dan melepaskan pelukan Martin. Dia sedang ingin meluapkan kemarahannya pada Martin. Semua rasa sesak di dadanya ini. Arumi berdiri dan menatap Martin yang masih terduduk di atas pasir.
"Bisa tidak kalau memang sudah tidak membutuhkan aku lagi, jangan terus menahan aku di rumah kamu ini. Aku hanya ingin bebas tanpa harus terjebak dengan ketidak jelasan seperti ini" ucap Arumi dengan isak tangis yang masih tersisa.
Martin malah jadi diam, dia merasa jadi pria lemah sekarang. Bahkan tidak bisa melawan Arumi yang jelas berbicara begitu keras padanya. Namun karena Martin menyadari kesalahannya membuat Martin hanya diam dan membiarkan Arumi meluapkan semua kekesalan di hatinya.
Saat ini, Martin benar-benar menjadi pria lemah. Jauh sekali dengan sikap sebenarnya selama memimpin Cosa Nostra.
"Kalau memang kamu mau kembali dengan Jolie, silahkan. Tapi lepaskan aku dan jangan membuat aku terlibat diantara kalian. Aku capek dengan semua ini!" Teriak Arumi dengan sedikit frustrasi.
Martin langsung berdiri dan memeluk Arumi. Meski Arumi terus memukul dada Martin agar pria itu melepaskab pelukannya. Namu Martin tidak peduli dan tetap memeluk Arumi dengan erat.
"Enggak Sayang, aku tidak akan pernah melepaskan kamu. Maafkan aku. Kalau kamu tidak suka, aku akan suruh Jolie pergi sekarang juga. Semalam aku hanya membantunya saja"
Arumi berhenti berontak, dan dia hanya menangis dalam pelukan Martin. Meluapkan segala beban dalam hidupnya selama ini.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Sarah Harona
jgn berprasangka buruk trus sm Martin Ar karena itu hnya memberi tempt utk joliey mrebut kmbli cinta martin ..hayo Arumi hrs bs bikin joley cemburu pelan tpi pasti jgn biarkn joley mndekati Martin
2023-08-25
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lanjut Kak...🥰🥰
Seru...penasaran...
2023-08-25
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Hayo Arumi jangan lembek, bikin Martin menyesal karena terlalu lemah...
Walaupun kamu mantan wanita malam, kamu masih punya harga diri...
2023-08-25
0