Akhirnya malam ini Arumi bisa melihat sisi lain dari Martin yang terkenal kejam dan tidak mempunyai belas kasihan itu. Namun malam tadi, dia bahkan melihat Martin yang tertawa dengan lepas.
Dia juga memperlakukan Arumi dengan begitu baik dan lembut. Namun Arumi juga tidak mungkin terus berada di rumah ini dan bersama Martin. Meski dia mulai nyaman dengan pria itu, tapi sudah hampir 2 minggu, rasanya Arumi tetap tidak mau terus terjebak dengan pria seperti Martin.
Pagi ini Arumi terbangun dalam pelukan Martin. Rasanya nyaman sekali saat dia tertidur dengan Martin yang memeluknya. Meski sebenarnya Arumi juga tidak tahu kenapa perasaannya saat ini yang terus merasakan kenyamanan dan debaran dalam hatinya setiap berdekatan dengan Martin.
Setiap malam tidur bersama dan entah sudah berapa kali mereka melakukannya. Namun hari ini Arumi sedang mencoba untuk mengatur strategi baru. Melihat Martin yang selalu bersikap baik padanya, membuat Arumi sedikit berani untuk sedikit saja meminta kebebasan dari Martin.
"Aku mau lagi" ucap Martin yang semakin mengeratkan pelukannya.
Arumi tersenyum, padahal semalam saja mereka hanya tidur beberapa jam saja. Karena Martin yang sulit sekali mengakhiri permainan. "Sayang, aku lelah. Nanti lagi saja ya. Sekarang aku ingin pergi jalan-jalan, boleh ya?"
Sejak malam dimana Martin mengerjai Arumi untuk membunuhnya, maka Arumi yang mengatakan jika dirinya akan menuruti apapun asal Martin tidak membunuhnya. Padahal saat itu Martin hanya sedang bercanda saja. Dan hal ini malah di manfaatkan oleh Martin untuk meminta Arumi selalu memanggilnya Sayang sejak saat itu. Dan Arumi tidak bisa membantah lagi selain menurutinya.
Martin langsung membuka matanya dan melihat Arumi dengan tajam. "Jangan macam-macam kau! Mau pergi kemana?!"
Arumi menghela nafas pelan melihat wajah Martin yang langsung berubah dingin dan tatapannya yang tidak suka melihat Arumi yang baru saja mengatakan jika dia ingin pergi jalan.
"Sayang, aku bosan berada disini. Kalau memang kamu ingin aku tetap berada disini dan bersama dengamu. Jangan sampai membuat aku bosan, karena kehidupan aku dan kamu berbeda. Aku butuh udara segar dan ingin melihat dunia luar juga selain ada di rumah ini" ucap Arumi dengan tangan mengelus pipi Martin dengan lembut.
Entahlah apa yang terjadi, padahal hubungan mereka juga tidak jelas. Tapi entah apa yang mereka lakukan saat ini. Sudah saling memberikan kenyamanan, sementara mereka tidak mempunyai kejelasan dalam hubungan ini.
Martin menghela nafas pelan, dia melihat wajah Arumi yang memelas membuatnya tidak tega juga. Mungkin Martin memang harus mulai mengerti tentang keinginan Arumi. Mungkin memang Arumi tidak bisa terus banyak diam di rumah seperti ini.
"Boleh ya, hanya sebentar kok" ucap Arumi menatap Martin dengan tatapan memohon.
Martin mengelus kepala Arumi dengan lembut. "Tapi aku ada pekerjaan saat ini"
"Tidak papa Sayang, aku bisa pergi sendiri" Kalau kamu ikut, malah akan membuat aku susah.
"Tapi kau jangan macam-macam ya, aku izinkan hanya untuk hari ini saja. Lain kali kalau mau pergi harus denganku" tekan Martin.
Arumi tersenyum dengan begitu bersemangat. Dia langsung bangun dan menyingkap selimut, lupa kalau keadaan tubuhnya yang masih polos setelah permainan semalam. Hal itu membuat Martin langsung tersenyum penuh arti. Melihat wajah terkejut Arumi yang membuat Martin gemas.
"Ayo bermain satu ronde lagi Sayang, aku belum puas" ucap Martin.
Arumi menatap Martin dengan hembusan nafas pelan. Akhirnya pagi ini dia menunda satu jam sebelum bersiap untuk pergi jalan-jalan.
Tidak papa Arumi, layani saja sampai kamu bisa menemukan kebebasan kamu.
*******
Akhirnya setelah banyak drama, Arumi sudah bisa pergi ke mal bersama Marco. Tetap harus pergi di bawah pengawasan Martin, yaitu dengan menyuruh Marco untuk menemaninya. Arumi berjalan ke beberapa toko dan melihat beberapa pakaian dan barang lainnya, namun dia tidak jadi beli dan terus berganti-ganti toko dan butik hanya untuk melihat-lihat saja, tanpa berniat untuk membeli.
"Nona, ambilah apa yang anda inginkan. Tuan Martin meminta saya membelikan apa saja yang anda inginkan" ucapan Marco.
Aruma menatap Marco sambil tersenyum, lalu dia menengadahkan tangannya di depan Marco. "Aku minta uang dong, mau beli minum dulu. Aku maunya pegang uang cash"
Marco menghela nafas pelan, tapi dia menuruti. Memberikan beberapa lembar uang pada Arumi. "Belilah apa yang anda inginkan Nona"
"Oke"
Arumi terus berjalan, hingga dia melihat beberapa orang yang berkerumun di sebuah toko yang mengadakan diskon besar-besaran. Arumi tersenyum penuh arti, segera dia berlari ke arah kerumunan orang-orang itu dan masuk ke dalam kerumunan. Mengecoh Marco agar tidak terus mengikutinya.
Marco yang kebingungan mencari-cari Arumi di tengah kerumunan banyak orang. Ponselnya yang bergetar membuat dia segera mengambil dari dalam saku jasnya. Mengangkat telepon dari Bosnya itu.
"Hallo Tuan" ucap Marco sambil terus menatap ke kiri dan kanan diantara orang-orang yang berkerumun itu, mencoba menemukan keberadaaan Arumi disana.
"Dimana dia? Aku ingin berbicara dengannya"
Marco mengusap wajah kasar, sekarang dia yakin kalau dirinya sudah kehilangan jejak Arumi di tengah orang-orang yang berkerumun ini. Membuat dia mengumpat kesal dengan kecerobohannya sendiri.
"Marco, katakan dimana dia?"
Suara rendah penuh penekanan itu, membuat Marco semakin frustrasi. "Maafkan saya Tuan, sepertinya saya kehilangan jejaknya saat Nona masuk ke kerumunan banyak orang"
Suara pukulan keras seperti meja yang di pukul langsung terdengar di telinga Marco. "Sial, sudah ku duga kalau dia memang merencanakan hal ini. Makanya terus membujuk ku untuk mengizinkannya pergi"
"Maaf Tuan, saya akan langsung mencarinya sekarang" ucap Marco.
"Tidak perlu, biarkan saja dia bersenang-senang dulu untuk malam ini. Aku sudah memasang alat pelacak di tasnya"
Marco menghela nafas pelan, setidaknya dia tidak akan mendapatkan hukuman besar dari Martin. Karena sepertinya Martin juga sudah mengira kalau Arumi akan melakukan hal ini sekarang. Makanya dia memasang alat pelacak di tasnya.
Sementara Arumi berteriak senang saat dia sudah berada di dalam taksi. Sudah mendapatkan uang untuk membayar uang taksi ini. Karena semua uang dan kartu yang dia punya berada di tasnya yang sampai saat ini Arumi sendiri tidak tahu dimana tasnya berada.
"Akhirnya aku bebas dari Martin, ah aku tetap tidak bisa bersama dengan ketua Mafia seperti dia. Mau dia lembut atau bagaimana, mungkin nanti juga akan tetap membunuhku juga. Aaa.. Aku masih ingin hidup dan pulang ke Indonesia"
Arumi bersemangat sekali saat ini, karena akhirnya dia bisa bebas dari sekapan Martin. Meski sebenarnya dia tidak yakin kalau hatinya juga menginginkan ini. Karena sebenarnya dirinya juga tidak tahu apa yang sedang dia rasakan saat ini. Setiap sikap Martin yang terkadang lembut, membuat Arumi juga merasa nyaman. Tapi dia tetap tidak bisa terus berada disana, Arumi tetap takut karena Martin juga tidak memberikan alasan yang jelas kenapa dia menahan Arumi di rumah mewahnya itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
arumi ini aneh, seharusnya seneng kan bisa hidup mewah sm marco drpd capek kerja di club
2023-08-25
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lanjut terus Kak...🥰🥰
semakin penasaran...
2023-08-19
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Arumi seorang wanita club dan lebih suka berpetualang, sedangkan Martin seorang Mafia...jadi Martin harus extra sabar...
2023-08-19
0