Sekuat apapun dia mencoba untuk berlari dari rumah ini. Tapi tetap tidak mungkin bisa keluar, Martin tentu membuat penjagaan yang begitu ketat. Meski Flower mencoba untuk keluar dengan mengendap-ngendap menuju pintu belakang, tapi langkahnya langsung terhenti karena Martin yang langsung memeluk pinggangnya dan langsung mengangkat tubuhnya. Menjatuhkan tubuh Flower ke atas sofa bed disana, hingga tubuh Flower sedikit terpental.
Seperti sebelumnya, Martin langsung mengukung tubuh Flower di atas sofa bed itu. "Sudah ku bilang, jangan membuat aku kesal dan marah karena aku tidak bisa bersikap lembut"
Flower memalingkan wajahnya, rasanya sangat tidak ingin melihat wajah Martin dalam jarak begitu dekat seperti ini. Karena memang dirinya juga tidak tahu harus melakukan apa. Dia yang begitu takut pria ini dan selalu menghindarinya, tapi sekarang malah harus terjebak dengan pria itu.
"Aku tahu jika Tuan marah karena semalam sudah menolak ajakan anda. Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah mempunyai pelanggan lain. Begini saja, hari ini aku layani Tuan sampai puas, tapi setelah itu Tuan harus lepaskan saya dan biarkan saya pergi dari sini" ucap Flower dengan suara bergetar.
Martin tersenyum tipis, dia menatap Flower dengan lekat. "Lakukanlah kalau ka bisa"
Flower menghela nafas pelan, setidaknya dia bisa bebas kalau dia sudah memuaskan pria menyeramkan ini. Setelah dia melakukan tugasnya, maka dia bisa segera keluar dari kastil mewah ini.
Martin langsung bangun dari atas tubuh Flower, dia duduk di sofa bed lain disana dengan tangan yang di rentangkan kesandaran sofa. Flower menghembuskan nafas pelan, dia sudah harus kembali pada kenyataan jika dirinya hanya seorang wanita malam yang tidak mempunyai harga diri lagi di negeri orang ini.
"Tapi Tuan, saya punya sebuah prisip untuk setiap pelanggan saya. Tidak ada ciuman bibir dan bermain dengan bibir saja. Hanya gunakan tangan dan bagian tubuh saya yang lainnya" ucap Flower sambil berjalan dengan elegan ke arah Martin.
Martin terkekeh sinis, merasa heran dan aneh saat seorang wanita malam mempunyai prinsip seperti itu. Tapi yasudahlah, dia berharap dia yang akan mendapatkan ciuman pertama wanita itu jika memang benar dia belum pernah berciuman.
"Baiklah, lakukan saja apa yang akan kamu lakukan kalau memang kamu bisa membuatku puas" ucap Martin.
Flower yang perlahan merangkak naik ke atas tubuh Martin, duduk di bagian pahanya dan mneggoyangkan tubuhnya dengan tangan yang mengelus leher Martin dengan jemari lentiknya. Membuka kemeja yang Martin gunakan, mengusap dadanya dengan lembut. Jarinya menari-nari di atas tubuh Martin dengan tubuh yang terus bergerak agar membuat jagoan Martin segera bangkit.
Namun hampir satu jam, tapi Flower tidak melihat itu, bahkan dia sudah mulai bermain dengan tangannya. Memberi rangsangan agar pria itu segera ereksi. Namun benar-benar tidak bisa. Flower langsung menatap ke arah Martin dengan penuh tanya.
Martin tersenyum tipis, merasa lucu melihat wajah bingung Flower. "Kau tidak bisa 'kan? Jadi sekarang kau tetap disini dan menjadi milikku"
Deg, tubuh Flower langsung membeku mendengar ucapan Martin barusan. Sekarang dia mengerti kenapa Martin terus berkata jika kau bisa, ternyata memang dia mengidap disfungsi ereksi. Dimana sebuah gairah pada seorang wanita menurun.
Lalu apa yang dia lakukan selama ini? Dia selalu memesan banyak wanita malam, tapi kalau dia memang tidak bisa melakukannya, lalu dia ngapain saja bersama mereka?
Tiba-tiba saja semua pertanyaan dengan segala kebingungan itu hadir dalam pikiran Flower. Ternyata pria sangar yang dia takuti itu ternyata mengalami gangguan disfungsi ereksi.
"Selama ini aku memanggil banyak wanita untuk menggoda aku dan berharap aku bisa sembuh dan ada wanita yang bisa menyembuhkan ku. Tapi sampai saat ini memang belum ada yang bisa menyembuhkan ku" ucap Martin, seolah tahu kebingungan yang dialami Flower saat ini.
Flower hanya terdiam, dia menatap Martin dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu dia menatap ke sekelilingnya ini, sebuah kastil mewah dengan segala barang mewah dan fasilitas yang mewah juga. Rumah bak istana yang diidamkan banyak orang. Tapi kenapa Flower malah merasa takut sendiri berada disini.
"Lalu untuk apa Tuan Martin menahan saya? Buktinya saya juga tidak bisa menyembuhkannya. Jadi sekarang biarkan saya pergi" ucap Flower.
Martin langsung menarik tangan Flower dan menariknya hingga dia jatuh ke atas tubuh pria itu. Dada bidang dengan sedikit bulu-bulu halus itu, sungguh terlihat sangat eksotic. Namun Flower tidak tergoda, karena selama ini dia tidak pernah tergoda dengan laki-laki, meskipun tubuhnya sangat bagus. Kebanyakan laki-laki yang tergoda olehnya.
"Kau ingin kembali pada dunia malam itu, dan menggoda banyak laki-laki, melayaninya dan di beri uang, lalu kau melupakan semua kejadian malam itu. Seterusnya akan seperti itu. Kau ingin kembali pada dunia malam itu?" tanya Martin dengan penuh penekanan dan suaranya yang terdengar begitu dingin.
Flower terdiam, sebenarnya dia tidak pernah ingin mneggeluti dunia ini. Namun apa yang bisa dia lakukan saat dirinya sudah terlanjur terjerumus pada dunia malam.
"Tuan, apa yang sebenarnya Tuan inginkan dari saya?" tanya Flower, merasa aneh karena Martin yang terus menahannya seperti ini, padahal jelas dia tidak bisa menyembukannya.
"Aku ingin kau menjadi milikku!"
Flower langsung bangun dan menjauhkan tubuhnya dari Martin. Menatap pria itu dengan lekat, memikirkan bagaimana cara agar dia bisa lepas dari Martin. Karena memang dirinya tidak bisa jika harus terus bersama dengan pria yang menyeramkan seperti Martin ini.
"Begini saja Tuan, saya akan berusaha membantu Tuan untuk sembuh. Kalau nanti Tuan sudah sembuh, maka Tuan harus biarkan saya pergi dari sini" ucap Flower.
Lagi, Martin hanya tersenyum dan tidak menjawab ucapan Flower itu. Dia kembali menarik tangan Folwer sampai jatuh kembali ke atas tubuhnya. Membuat Flower kaget, tapi setelahnya dia manfaatkan posisi ini untuk mulai membuat Martin bisa ereksi dengan caranya sendiri. Meraba tubuhnya dengan jemarinya, mulai menuju ke bawah dan bermain lagi dengan tangannya. Tapi memang sepertinya Martin sudah tidak bisa ereksi.
Aku harus cari semua cara terbaik untuk membuat Tuan Martin bisa ereksi dan segera sembuh. Aku tidak mau selamanya berada disini.
Mulai saat ini takadnya yang sudah bulat untuk segera menyembuhkan Martin dari gangguan disfungsi ereksi. Meski rumah ini mewah dan dengan fasilitas yang baik. Tapi Flower tetap tidak nyaman dan merasa takut jika berada di rumah ini. Jadi dia ingin segera pergi dari rumah ini dan tidak lagi terikat denga Martin. Pria menyeramkan itu.
Kau tidak akan pernah lepas dariku lagi, Sayang.
Martin tersenyum puas karena sekarang dia bisa menemukan gadis yang dicarinya selama ini. Meski sudah 10 tahun berlalu, tapi dia jelas masih ingat wajah gadis remaja yang menolongnya waktu itu. Sampai kapanpun tidak akan pernah bisa melupakan wajahnya.
Flower mengelus pelan bekas luka di bagian kanan perut Martin, lalu dia mendongak dan menatap Martin dengan wajah penuh tanya.
"Bekas luka tusukan 10 tahun lalu, sebuah tragedi yang cukup menyeramkan" ucap Martin.
Flower hanya mengangguk mengerti saja. Membayangkan dunia seperti apa yang dijalani pria yang memeluknya saat ini.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments