Flower langsung mengampiri Martin yang sedang membersihkan tubuhnya dari busa sabun di bawa shower. Ingin melakukan protes atas apa yang dilakukan pria itu.
"Bukannya Tuan janji akan melepaskan aku setelah anda sembuh. Aku tidak papa kalau harus melayani anda dulu, sebelum pergi. Tidak di bayar juga tidak papa, asalkan lepaskan aku" ucap Flower.
"Kau pikir aku menahan kamu disini karena penolakanmu malam itu?" tanya Martin yang berbalik menatap Flower. Air dari shower yang mebasahi tubuhnya malah semakin menambah kesan gagah bagi Martin dengan tubuhnya yang begitu di idam-idamkan wanita.
Flower hanya diam saja, menatap Martin dengan lekat. Sungguh dia hanya ingin segera lepas dari sini, karena kastil mewah ini hanya membuatnya takut. Semua orang yang berada disini begitu menyeramkan bagi Flower. Dia tahu kalau Martin adalah ketua gengster atau mafia yang terkenal kejam. Kalau sampai Flower tidak cepat bisa lepas darinya. Maka mungkin dia akan segera mati di kastil mewah ini.
Martin berjalan mendekat pada Flower yang masih berdiri di tempatnya. Menarik tangannya hingga Flower ikut masuk ke bawah air shower itu. Cup.. Martin yang langsung mencium habis bibir Flower tanpa memberinya ampun. Dia bawah guyuran air, keduanya saling berciuman.
Ya Tuhan, Arumi sadar. Kenapa bisa-bisanya jantungmu berdebar saat ini.
Rasanya dia ingin memaki dirinya sendiri, bagaimana jantungnya yang bahkan berdebar dengan ciuman yang diberikan oleh Martin. Padahal bukan sekali saja dia melayani pria dengan tubuhnya. Namun ciuman pertamanya memang di ambil oleh Martin. Mungkin hal itu yang membuatku berdebar sekarang. Gumamnya dalam hati.
Martin mengangkat tubuh Arumi tanpa melepaskan ciumannya. Langsung membawanya masuk ke dalam kamar dengan tubuh yang sama-sama polos. Arumi hanya melngkarkan tangannya di leher Martin dan kedua kakinya yang juga melingkar di pinggangnya. Tahu apa yang Martin inginkan saat ini.
Menjatuhkan tubuh Arumi di atas tempat tidur, lalu dia merangkak ke atas tubuh gadis itu dengan nafas yang terengah-engah. Seolah memang dirinya sudah termakan dengan gairah dan tidak bisa menahan diri lagi.
"Aku akan melakukannya, tapi bukan berarti aku menyetujui tentang keinginanmu untuk pergi dari sini" tekan Martin dengan menatap Arumi sangat tajam.
Arumi hanya memejamkan matanya pelan, entah harus bagaimana sekarang dirinya mencoba untuk bisa pergi dari tempat ini. Sungguh Arumi tidak akan pernah bisa jika dia harus tetap berada disini sekarang.
Kecupan-kecupan dari Martin yang mulai membuat Arumi tidak tahan. Martin yang seolah bisa tahu dimana pusat sensitif dalam tubuhnya, hingga Arumi muli terangsang sekarang. Tangannya yang bermain di atas dada, yang perlahan turun ke bagian bawah dan bermain di lembah sana. Membuat Arumi tidak tahan untuk tidak mengeluarkan suara-suara kenikmatan.
"Ah..."
Suara yang lolos begitu saja membuat Martin tersenyum, dia akan membuat wanitanya ini untuk puas dulu. Karena dia ingin Arumi tidak akan lagi lepas darinya.
"Flower, aku suka tubuh kamu ini" ucap Martin.
Arumi tidak menjawab, dia hanya terus bergelinjang dengan suara kenikmatan saat Martin yang terus bermain di bagian bawah sana. Membuat tubuh Arumi bergetar dan tangannya yang mencengkram sprei dengan kuat.
"Kau sudah mencapai puncakmu?" ucap Martin sambil tersenyum puas karena sudah bisa membuat wanitanya mencapai puncak kenikmatan.
Arumi menatap Martin dengan lekat, rasanya dia ingin sekali menanyakan kenapa Martin sekarang malah menahan dirinya di rumah besar ini. Arumi yang tidak pernah mengenal Martin, dia hanya tahu ceritanya dari beberapa teman wanita malam yang pernah melayani Martin. Namun masalah Martin yang terkena disfungsi ereksi, sama sekali tidak Arumi ketahui.
"Sebenarnya apa yang Tuan ingnkan dariku? Kenapa harus menahan aku disini?" ucap Arumi, menatap lekat mata setajam elang milik Martin.
Martin tersenyum sambil mengelus lembut pipi wanitanya. "Memangnya kau tidak kenal denganku, Sayang?"
Arumi memalingkan wajahnya saat Martin lagi-lagi akan mencium bibirnya. Hal itu membuat Martin menghela nafas pelan.
"Aku tahu jika Tuan adalah ketua mafia di negara ini yang cukup terkenal. Tapi selebihnya aku tidak kenal dengan Tuan" ucap Arumi, masih dengan memalingkan wajahnya karena tidak ingin bersitatap dengan Martin yang mengukung tubuhnya itu.
"Aku hanya ingin dirimu dan hatimu menjadi milikku. Seutuhnya" tekan Martin.
Arumi langsung menoleh kembali pada Martin. "Aku tidak pernah mau di miliki siapapun, apalagi oleh Tuan. Jadi cari saja kupu-kupu malam lain yang mau anda pelihara disini"
Mendengar itu, membuat Martin sangat emosi. Dia mencengkram dagu Arumi dengan kuat.Menatapnya sangat tajam. Dan bagian bawahnya mulai melakukan tugasnya, Arumi mengerang sakit, karena Martin yang melakukannya dengan sangat kasar.
"Sekali lagi kau bicara seperti itu, maka aku tidak akan memberikanmu ampun sedikit pun!"
Martin yang terus bergerak untuk mencapai puncak kenikmatan bersama wanita yang dia inginkan sejak dulu. Wanita yang berhasil membuatnya normal kembali. Dan memang Martin tidak akan pernah mau menyia-nyiakan Arumi, sampai kapanpun.
"Ah, perlahan Tuan" racau Arumi dengan sedikit menjerit penuh nikmat, namun juga rasa sakit karena Martin yang melakukannya dengan sedikit kasar.
"Diamlah, aku sedang marah padamu, jadi ini adalah sebuah bentuk hukuman untuk kamu!" tekan Martin yang bergerak semakin cepat.
"Ahhh.."
Erangan panjang yang keluar dari mulut Martin setelah mencapai puncaknya. Martin langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Arumi dengan nafasnya yang masih terengah-engah.
"Aku ingin kau mencintaiku!"
Deg,, tubuh Arumi langsung tegang seketika. Jelas sekali dia mendengar ucapan Martin barusan. Namun apa maksudnya dia berbicara seperti itu.
"Tuan, aku tidak bisa mencintai Tuan. Karena aku hanya tidak pantas untuk merasakan cinta" ucap Arumi.
Selama ini dirinya hanya harus menerima setiap tamu yang diberikan oleh Mami. Hidupnya sudah terjerumus ke dunia malam, jadi Arumi tidak akan pernah bisa memikirkan tentang cinta lagi. Rasanya dia tidak akan pernah bisa merasakan hal itu, karena dirinya sendiri yang sudah menahan diri dan hatinya untuk tidak pernah mengenal kata cinta.
Martin menjatuhkan tubuhnya disamping Arumi, menatap gadis itu dengan lekat. "Aku tidak yakin kalau kau tidak akan bisa jatuh cinta padaku. Karena memang tidak akan ada yang bisa menang dari pesonaku"
Arumi hanya diam saja, meski dia kesal dengan ucapan Martin yang begitu menyebalkan. "Tuan, cepat lepaskan aku. Jangan terus menyekap aku disini"
"Jangan harap!" takan Martin yang langsung bangun dan berlalu ke kamar mandi.
Arumi hanya menghela nafas pelan, pria itu memang benar-benar ingin menjadikannya sebagai tahanan. Hingga membuat Arumi kebingungan sendiri harus melakukan apa agar bisa pergi dan lepas dari pria menyeramkan itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Metro Kdw
semoga sampai akhir nggak bosan cerita nya
2023-09-25
0
Sarah Harona
semangat Arumi seiring brjalnya wktu rasa cinta psti ada ..lanjut thor
2023-08-11
0