Naila pergi menuju kelasnya, di sana ternyata Rani sudah asyik bergosip dengan teman yang ada di belakangnya. Naila hanya tersenyum melihat sikap sahabatnya itu yang kadang barbar tapi kalau sudah cuek, cueknya minta ampun.
"Assalamu'alaikum." Ucap Naila mengagetkan mereka. Naila duduk di dekat Rani, ia menaruh tas yang ia gendong ke dalam rak meja.
"Waalaikumsalam." Jawab mereka serempak.
"Eh Nai, nanti kamu ikut gak?" tanya Ayu.
"Kemana?" tanya Naila.
"Jalan jalan setelah pulang sekolah." Jawab Firoh.
"Gak ah, nanti aku sibuk." Jawab Naila karena memang ia gak bisa kemana mana setelah pulang sekolah, ia harusa mengurus resto bundannya apalagi sekarang bundannya pergi keluar kota yang artinya ia harus mengurus dua resto sekaligus.
"Kamu selalu aja sibuk, kapan sih gak sibuknya?" taya Puput.
"Iya masak tiap hari sibuk melulu. Emang apa sih yang kamu lakukan setelah pulang sekolah?" tanya Rifa.
"Sudahlah, jika Naila gak mau jangan di paksa. Mungkin memang dia punya aktivitas yang gak bisa di tinggalkan." Bela Rahma yang memang selalu berfikir positif dan gak suka memaksa.
"Iya benar apa kata Rahma, kita tak boleh memaksa kehendak seseorang. Mungkin memang Naila benar benar sibuk makanya ia gak bisa ikut kita jalan jalan setelah pulang sekolah." Rani pun ikut ikutan bela sahabatnya.
"Tapi apa salahnya sih kalau keluar sekali kali. Biar kompak gitu lho." Ujar Ayu yang masih bersikeras agar Naila ikut jalan jalan nanti pulang sekolah.
"Gimana ya? Aku benar benar gak bisa. Aku benar benar sibuk banget hari ini dan selama seminggu ke depan." Naila sebenarnya juga pengen keluar dan jalan jalan tapi apalah daya, ia tak mungkin bisa mengabaikan pesan orang tuanya apalagi ia sudah berjanji kepada bundannya untuk mengaja ke dua resto sekaligus selama bundannya pergi keluar kota. Tapi ia juga gak enak kepada teman temannya karena ia selalu saja menolak jika di ajak keluar.
"Emang apa sih yang bikin kamu sibuk sampai gak bisa keluar?" tanya Firoh.
"Coba kamu jujur sama kita kita siapa tau kami bisa bantu sehingga pekerjaan kamu bisa selesai lebih cepat." Ujar Rifa.
"Iya, aku jadi penasaran apa yang kamu lakuan setelah pulang sekolah." Ucap Ayu tak mau kalah sedangkan Rahma dan Rani gak bisa berbuat apa apa dan hanya bisa pasrah karena ia juga bingung bagaimana cara membela Naila. Karena mereka tau betul bagaimana sifat Ayu, Firoh dan Rifa.
"Oke, oke. Aku akan jujur. Setiap pulang sekolah aku pergi ke Resto untuk bekerja." Ujar Naila.
"Kamu kerja?" tanya Firoh tak percaya.
"Iya aku kerja dari pulang sekolah sampai jam 10 malam." Jawab Naila.
"Ya tuhan, kenapa kamu harus kerja? Apa kamu kekurangan uang?" tanya Rifa.
"Enggak kog, aku cuma pengen kerja aja. Belajar mandiri." Ujar Naila tersenyum sedangkan Rani tersenyum ke arah sahabatnya itu. Mereka tak tau bahwa resto yang di maksud Naila adalah punya bundannya sendiri.
"Ya sudah deh, gak papa kamu gak ikut. Tapi lain kali harus ikut ya." Ucap Firoh.
"Iya lain kali harus bukan harus lagi. Tapi wajib ikut." Ujar Ayu.
"Iya, insyaAllah." Jawab Naila tersenyum.
"Kamu kerja di resto mana?" tanya Rahma.
"Lala's Restaurant." Jawab Naila.
"Oh ya aku tau, resto itu sering rame kan tiap hari. Bahkan dari pagi sampai malem selalu saja ful." Ujar Rifa yang memang tau tentang resto itu.
"Aku dulu beli di sana tapi kog gak ketemu kamu ya?" tanya Rifa.
"Kamu belinya pas kapan?" tanya balek Naila.
"Pas ketepatan dengan Adzan Maghrib. Soalnya waktu itu aku dan orang tuaku habis jalan jalan terus pulangnya mampir ke resto karena mama males mau masak malam." Jawab Rifa.
"Mungkin aku lagi sholat jadi gak ketemu." Ujar Naila tersenyum.
"Iya sudah gimana kalau nanti habis jalan jalan kita mampir ke resto itu biar bisa bertemu Naila." Ujar Ayu.
"Boleh." Ucap Firoh bersemangat.
"Iya aku juga setuju." Rifa pun ikut ikutan.
"Rahma sama Rani ikut gak mampir ke resto?" tanya Ayu.
"Boleh deh." Jawab Rahma dan Rani bersamaan.
"Kalian mau ke resto jam berapa?" tanya Naila.
"Ya aku belum tau pokoknya habis jalan jalan." Ujar Ayu.
"Hemmm masalahnya nanti jam 4 sore aku harus pergi." Ucap Naila.
"Pergi ke mana lagi?" tanya Firoh.
"Ke Resto juga tapi ke cabangnya. Lala's Restoran 2."
"Restoran itu bukannya jauh ya?" tanya Firoh yang pernah denger ada Lala's Restoran 2
"Gak juga sih, cuma beberapa jam saja dari sini. Toh masih satu kota kan?" ujar Naila.
"Emang ngapain kamu ke resto itu Nai?" tanya Rifa.
"Ada kerjaan." Jawab Naila santai.
"Emang tiap hari kamu kerja di dua tempat sekaligus?" tanya Rahma.
"Gak, biasanya cuma di Lala's Restaurant saja." Jawaab Naila.
"Terus kenapa sekarang harus kesana?" tanya Ayu.
"Gak ada buat cek n ricek doang hehe."
"Kamu tuh kayak bos aja sampai bilang cek n ricek segala." Ujar Firoh sambil tertawa. Sedangkan Naila hanya tersenyum menanggapi ucapan temannya itu. Rani sendiri hanya bisa tertawa dalam hati, andai saja mereka semua tau bahwa resto itu milik Naila mungkin mereka semua akan kaget dan tiap hari minta di traktir.
Saat mereka asyik ngobrol, tiba tiba guru datang dan sudah ada di kursi depan. Semua murid pun segera merapikan tempat duduknya dan merekapun duduk dengan sangat rapi. Suasana kelas yang tadinya sedikit ramai, sekarang langsung sepi seketika. Mereka diam sambil menunggu gurunya buka suara.
Tempat Naila sekolah
"Assalamu'alaikum." Ucap Pak Wiwik guru Matematika.
"Waalaikumsalam." Ucap semua murid.
"Sekarang keluarkan buku paket kalian masing masing. Saya akan menjelaskan bab 2 halaman 14. Saat saya menjelaskan tolong semua memperhatikan karena saya tak akan mengulanginya sampai dua kali. Jika ada yang tidak faham, silahkan bertanya ketika saya sudah selesai menjelaskan. Dan setelah itu saya akan memberikan soal yang harus di selesaikan saat ini juga. Kalian faham?" tanya Pak Wiwik.
"Faham pak." Jawab mereka serempak sambil mengeluarkan buku paket dan juga buku tulis biasa + pulpen untuk mencatat hal hal penting yang nantinya akan di jelaskan oleh Pak Wiwik.
Saat Pak Wiwik menjelaskan, semua muridpun mendengarkan dengan seksama begitupun dengan Naila. Ia mencatat point point pentingnya saja, untungya yang di jelaskan Pak Wiwik sedikit di fahami karena ia sudah mempelajarinya di rumah. Jadi ia agak faham dan gak seperti teman teman yang lain yang merasa kesulitan dan hanya bisa nanya ke teman sebelahnya jika tak memahami apa yang di jelaskan oleh Pak Wiwik. Beda dengan Naila yang begitu santai mencatat point point penting dan menyimak penjelasannya. Jika ada yang gak ia fahami, ia akan menulisnya dengan cepat. Dan pertanyaan ini akan ia ajukan setelah gurunya itu selesai menjelaskan.
Dan benar saja, saat Pak Wiwik sudah selesai, yang bertanya hanya Naila saja. Naila mengajukan 4 pertanyaan sekaligus yang langsung di jawab oleh Pak Wiwik sedangkan yang lain tak faham apa yang di tanyakan oleh Naila karena mereka memang tak bisa memahami apa yang di jelaskan oleh gurunya di depan barusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments