Ucapan cinta dan kasih sayang

Saat lagi asyik asyiknya bekerja. Tiba tiba Adzan Mahgrib berkumandang. Aku pun secara bergegas mengambil wudhu untuk sholat Maghrib karena sholat di awal waktu itu sangat baik. Selesai sholat, aku kembali bekerja. Namun tiba tiba saja mataku tertuju dengan seorang laki laki yang duduk di kursi paling pojok dan dia tersenyum ke arahku. Aku pun segera menghampiri dirinya.

"Assalamu'alaikum." Ucapku.

"Waalaikumsalam, duduk." Ujar dia. Aku pun duduk di kursi yang ada di depannya.

"Kog gak bilang bilan kalau sudah sampai?" tanyaku sambil melihat ke arah dirinya yang terus saja tersenyum ke arahku.

"Pengen buat kejutan aja." Jawab dia santai.

"Oh, mau pesen apa biar nanti tak ambilkan. Hari ini gratis buat kamu." Ucapku sok imut.

"Juz Tomat campur Apel aja deh. Makanannya gak usah dulu soalnya aku baru aja selesai makan bareng temen." Jawab dia.

"Iya udah tunggu bentar ya." Aku langsung pergi untuk membuatkan juz Tomat campur Apel untuk dia. Jika biasanya orang lain, kini aku sendiri yang turun tangan untuk membuat juz dan memberikannya ke Kak Fahmi.

"Minum kak." Ucapku setelah menaruh Juz Tomat + Apel di meja di depan kak Fahmi.

"Iya, makasih ya." Ujar dia sambil meminum Juz buatanku.

"Enak banget, manisnya pas." Ucap Kak Fahmi setelah meminum Jus itu hingga hampir setengah gelas.

"Oh ya Kak Fahmi ke sini untuk ambil jaket dan mantel (Jas Hujan) kan? Bentar ya aku ambilin dulu. Soalnya ada di tas." Tanpa menunggu jawaban Kak Fahmi, aku pun langsung pergi untuk mengambil jaket dan mantel yang ada di ruang kantor karena memang tas ku tak taruh di kantor biar aman. Setelah mendapatkan jaket + mantelnya, aku pun kembali ke kursi yang aku duduki tadi.

"Ini ka, makasih ya kak atas pertolongannya. Kalau gak ada kakak, aku gak tau apa yang akan terjadi." Ucapku sambil menaruh jaket dan mantel itu di meja.

"Sama sama. Sebenarnya aku ke sini bukan untuk mengambil jaket dan mantel tapi karena ingin ketemu kamu dan ngobrol bareng seperti ini." Ujar Kak Fahmi yang membuat jantungku berdetak lebih cepat.

"Emang kenapa kakak ingin ketemu aku?" tanya aku dengan polosnya.

"Karena kangen." Jawab dia tersenyum.

"Hehe kakak ada ada aja deh. Kita kan baru ketemu satu kali itupun cuma sebentar masa udah kangen. Padahal kan aku ini orang asing buat kakak." Ucapku padahal sebenarnya aku juga merasa kangen setelah bertemu dengannya. Entahlah, padahal aku sudah berjanji gak akan pacaran tapi aku juga tidak tau kenapa rasa ini bisa hadir begitu aja tanpa bisa aku cegah.

"Ya memang kamu orang asing tapi sebelum kita ketemu tapi setelah ketemu, kamu jadi orang yang spesial di hati aku." Ucap Kak Fahmi serius membuatku jadi panas dingin. "Seperti ini kah rasanya jatuh cinta?" tanyaku dalam hati.

"Haha kakak pinter gombal juga ya." Ucapku sok ngelawak padahal aku berusaha menutupi apa yang aku rasakan sekarang.

"Aku gak gombal, aku serius." Ujar dia membuatku yang tadi ketawa langsung diam seketika.

"Apa yang membuat aku jadi orang spesial di hati kakak?" tanyaku.

"Karena menurutku kamu berbeda dengan yang lain." Jawab Kak Fahmi.

"Emang aku hantu sampai kakak bilang aku beda ma yang lain. Hehe sudahlah jangan di bahas. Aku geli dengernya. Oh ya kak, aku gak bisa lama lama soalnya aku masih harus kerja." Ucapku yang memang gak bisa lama lama selain karena pekerjaan yang menanti, aku juga gak nyaman dengan obrolan seperti ini karena itu membuat hatiku cenat cenut.

"Oh gitu, maaf mengganggu. Kalau gitu aku permisi dulu. Semoga lain waktu bisa ketemu lagi. Ini uangnya, aku gak suka gratisan." Ucap dia sambil memberikan uang 20 ribu di atas meja.

"Assalamu'alaikum." Lanjutnya dan setelah itu dia pergi meninggalkan aku yang masih bengong dan bingung harus bagaimana.

"Waalaikumsalam." Ujar dalam hati. Aku terus saja melihat ke arah dia hingga seseorang menyadarkanku.

"Kenapa kamu Nai?" tanya Rina.

"Gak papa, ayo kerja lagi." Jawabku sambil mengambil uang dua puluh ribu padahal jus itu harganya cuma 15 ribu doang. Sudahlah nanti kembaliannya akan aku berikan jika memang tuhan mempertemukan aku kembali dengan dia.