Setelah bersih bersih dan menutup jendela serta pintu restoan, Naila pun bersiap siap untuk pulang. Namun saat ia menghidupkan sepeda motornya, ada seseorang yang memanggil dirinya.
"Hei..."
Naila pun menoleh ke arah suara tersebut dan betapa kagetnya dia ketika ia melihat Fahmi ada di belakangnya.
"Kak Fahmi, ngapain di sini?" tanya Naila bingung.
"Nungguin kamu." Jawab Fahmi tersenyum.
"Nungguin aku? Emang mau ngapain?" tanya Naila heran.
"Nganterin kamu pulang sampai depan rumah." Jawab dia santai.
"Hah! Jangan bercanda." Ucap Naila yang gak mengerti dengan jalan fikiran Fahmi.
"Aku gak bercanda, aku serius. Ini udah jam 10 lewat bahkan sudah hampir jam setengah 11 malam. Gak baik seorang wanita pulang sendirian. Bagaimana jika ada orang jahat yang mau berbuat buruk. Sedangkan kamu tak mungkin bisa melawan." Ujar Fahmi.
"Tapi kak, aku sudah terbiasa pulang jam segini." Ucap Naila yang merasa gak enak hati jika Fahmi mengantarkan dia pulang sampai depan rumah.
"Nai, kita tak pernah tau kapan kapan musibah itu akan datang sama kita. Kita tak pernah tau ada apa di sepanjang jalan saat kita mengendarai sepeda motor? Memang ada Allah yang akan selalu menjaga dan melindungi kita. Tapi alangkah baiknya jika ada seorang laki laki yang mendampinginya. Aku gak akan berbuat macam macam, aku hanya ingin menjaga kamu dari jauh. Aku cuma akan mengikuti kamu dari belakang dan memastikan kamu sampai dengan selamat. Setelah itu aku akan pulang. Aku cuma takut kamu kenapa napa, boleh kan aku ngikutin kamu dari belakang?" tanya Fahmi minta izin.
"Iya deh gak papa. Tapi sebelumnya terima kasih karena kakak sudah mau meluangkan waktu untuk mengantarkan aku pulang." Ucap Naila tersenyum.
"Aku hanya tak ingin orang yang aku suka kenapa kenapa."
"Maksud kaka?" tanya Naila yang gak faham dengan apa yang di ucapkan oleh Fahmi.
"Sudahlah jangan di bahas. Lebih baik kamu cepetan pulang, biar sampai rumah gak terlalu larut malam." Ucap Fahmi.
Naila pun mengangguk, ia segera menstater sepeda motornya dan pergi meninggalkan resto. Fahmi sendiri juga segera menstrater sepeda motornya dan mengikuti Naila dari belakang.
Sepanjang jalan Naila benar benar tak habis fikir, bagaimana mungkin ada orang yang rela mengantarkan dirinya sampai depan rumah. Naila juga gak faham, kenapa Fahmi begitu perhatian padanya? Akan dia suka padaku? tanya Naila dalam hati. Tapi tak mungkin, mana mungkin dia suka sama aku yang berpenampilan biasa.
Naila melihat dari kaca spion, Fahmi mengikutinya dari belakang. Naila tersenyum, ia seperti merasa ada kehangatan yang menjalar di hatinya.
Hingga sampai depan rumah, Naila pun menghentikan sepeda motornya.
"Ka, gak masuk dulu?" tanya Naila.
"Enggak Nai, mungkin lain kali aja. Gak enak bertamu ke rumah orang di tengah malam seperti ini. Aku pulang dulu ya. Kamu jaga diri baik baik, setelah ini langsung istirahat biar gak capek." Ucap Fahmi.
"Iya kak."
"Aku pamit pulang dulu. Assalamu'alaikum." Ujar Fahmi.
"Waalaikumsalam."
Setelah kepergian Fahmi, Naila segera mesukkan sepeda motornya dan setelah itu ia segera masuk ke dalam rumah. Namun sesampai di ruang tamu, ia melihat bundannya yang bersedekap dada.
"Assalamu'alaikum bunda." Ujar Naila sambil mencium tangan bundannya.
"Waalaikumsalam. Pulang sama siapa tadi Nai?" tanya Ila, bundannya Naila
"Pulang sama Kak Fahmi bunda. Dia itu yang nolong aku pas kemaren hujan hujanan itu, yang minjemin aku jaket dan mantel. Tadi pas aku mau pulang, dia tiba tiba nongol gitu aja. Terus dia bilang mau nganterin aku. Awalnya aku nolak tapi karena dia maksa, ya aku terima aja. Katanya Kak Fahmi, takut jika aku kenapa napa soalnya kan udah malem juga bun. Jadi tadi sepanjang jalan, dia nganterin aku tapi naik sepeda sendiri sendiri, Kak Fahmi juga jaga jarak gak terlalu dekat bahkan di sepanjang jalan, aku dan dia gak sempat ngoborl. Ngobrolnya pas tadi depan rumah ama di resto." Jawab Naila sambil duduk di kursi di depan bundannya.
"Lalu kenapa tadi dia pergi ke resto?" tanya Ila, Naila tau pasti bundannya itu liat CCTV. Emang di resto itu ada CCTV nya dan bundannya bisa lewat atau mantau CCTV itu dari Hp. Jadi Ila bisa tau apa aja yang di lakukan putrinyaa di sana sekaligus jika ada masalah. Tapi Ila gak pernah membahas masalah apapun kecuali jika putrinya sendiri yang mengeluh atau minta tolong tapi sejauh ini baik baik aja. Jikapun sekarang Ila mengintrogasai putrinya, itu karena Ila gak mau jika putrinya salah jalan dan di manfaatkan oleh laki laki. Ila gak mau jika putri semata wayangnya itu kenapa napa, bagaimanapun di dunia ini Ila hanya mempunyai Naila. Bagi Ila, Naila adalah segalanya. Untuk itu, Ila harus menjaganya dan mengintrogasinya jika sudah ada hal hal yang bikin hatinya resah.
"Oh itu karena aku yang nyuruh dia bun. Soalnya kan aku gak tau rumahnya, jadi aku minta dia ke resto aja karena aku mau mengembalikan jaket dan mantel yang aku pinjem dari dia bun." Ucap Naila.
"Sayang, kamu tau kan. Kamu itu perempuan, kamu harus jaga diri baik baik. Gak boleh lemah sama cowok dan juga jangan sampai kamu di manfaatin ama cowok. Kamu juga kan baru kenal dia, kamu belum tau sifat aslinya, jadi bunda mohon kamu harus pintar pintar jaga diri. Kamu juga kan udah janji sama bunda, gak akan menjalani hubungan dengan cowok lain. Kamu akan fokus ngejar cita cita kamu." Ujar Ila.
"Gak berhubungan bukan berarti gak berteman kan bun. Aku ma dia cuma statusnya teman bukan pacar.. Jadi bunda tenang aja, aku janji akan selalu inget janji aku dan pesan bunda. Aku akan fokus ngejar cita cita aku untuk jadi orang yang sukses. Aku gak akan bikin bunda kecewa." Ucap Naila sungguh sungguh.
"Bunda cuma takut nak, bunda takut kamu salah jalan. Apalagi jika kamu sampai punya rasa sama cowok itu, bunda takut kamu akan di perbudak oleh cinta. Karena kadangkala cinta itu membutakan hati. Bunda takut kamu jadi bucin yang rela melakukan apapun demi orang yang di cintainya." Ujar Ila.
"Bunda tenang aja, aku bisa jaga diri baik baik dan aku tau batasan batasannya. Jadi bunda gak perlu hawatir." Ucap Naila.
"Iya, bunda percaya sama kamu. Sekarang kamu ganti baju, sholat, makan dan setelah itu istirahat." Ujar Ila.
"Iya bunda, kalau gitu aku ke kamar dulu ya bun." Ucap Naila.
Naila segera masuk ke dalam kamarnya untuk buka baju dan segera masuk ke kamar mandi. Entah kenapa ia ingin sekali mandi agar tubuhnya segar. Setelah mandi sekitar 10 menit, ia pun segera keluar dari kamar mandi, tak lupa ia mengambil wudhu.
Naila membuka lemari baju dan mengambil baju dan rok lipat berwarna hitam. Setelah selesai memakai baju, ia segera mengambil mukenah untuk sholat isya. Selesai sholat, ia segera pergi ke ruang makan untuk makan malam. Di sana sudah ada bubur kacang hijau, Naila pun memakannya sampai habis tak tersisa. Selesai makan, ia kembali ke kamar untuk istirahat. Tiba tiba ia ingat dengan hukuman dari Pak Marfel.
Dengan tubuh yang rasanya sudah lelah, ia mengambil buku dan pulpen lalu mengerjakan apa yang di tugaskan oleh Pak Marfel. Ia mengerjakan tugas itu sampai jam setengah satu malam dan setelah itu, ia mengerjakan tugas yang lainnya sampai jam 1 malam.
Setelah memastikan semua PR sekolah selesai, ia langsung pergi ke tempat tidur untuk bobok cantik dan mimpi indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments