Bantuan Dari Orang Yang Tak Terduga

Sepulang sekolah, Naila pun segera pergi ke resto dengan naik sepeda motor sedangkan Rani sudah pulang menggunakan angkot. Sebenarnya Naila sudah menawari Rani untuk pulang bersama dan Naila bersedia untuk mengantarkan Rani sampai depan rumahnya tapi Rani menolak dengan alasan, ia masih ingin mampir ke suatu tempat. Naila pun tak bisa memaksa dan hanya bisa bilang hati hati.

Saat di perjalanan, tiba tiba ban sepeda motor Naila kempes kena paku. Naila pun bingung harus bagaimana. Ia ingin menelvon bundannya tapi gak mungkin, Naila gak ingin membuat bundannya hawatir. Naila pun terpaksa mendorong sepedanya untuk mencari bengkel namun sudah berjalan sekitar 50 meter namun tak ada bengkel yang ia temui sedangkan matahari begitu panas menyengat tubuhnya.

Naila hanya bisa beristigfar dan berharap ada orang yang mau menolongnya. Dan tiba tiba saja ada mobil yang berhenti di sampingnya, dan orang itupun keluar dari dalam mobil menghampiri Naila.

"Kenapa sepeda motornya?" tanya laki laki itu yang ternayata adalah Marfel.

"Kempos kena paku." Jawab Naila berusaha ramah karena bagaimanapun laki laki ini kini telah menjadi gurunya, walau tak bisa di bohongi ada rasa kesal di hati Naila.

"Iya sudah kamu masuk aja ke dalam mobilku." Ujar Marfel dingin.

"Gak usah pak, terima kasih." Jawab Naila tersenyum.

"Saya gak suka penolakan. Masuk." Ucap Marfel sambil membuka pintu depan mobilnya.

"Tapi gimana dengan sepeda motor saya?" tanya Naila.

"Nanti akan ada seseorang yang mengambilnya." Jawab Marfel sambil mengirim pesan kepada seseorang.

"Iya sudah nunggu orang itu mengambilnya dulu. Saya takut sepeda motor saya hilang." Ujar Naila yang merasa takut sepeda satu satunya dan kesayangannya itu akan di ambil oleh orang lain.

"Gak akan. Saya jamin itu. Jikapun hilang, saya akan menggantikannya." Ucap Marfel sambil mendorong Naila masuk ke dalam mobilnya dan menutup pintu mobil itu.

Naila pun hanya bisa pasrah dan berdoa agar sepeda motornya itu gak hilang alias di curi orang.

Marfel segera masuk ke dalam mobil dan mengemudikan mobilnya dengan pelan.

"Rumahmu di mana?" tanya Marfel tanpa menoleh ke arah Naila. Ia tetep fokus ke depan.

"Saya gak mau pulang ke rumah dulu. Saya harus ke resto." Jawab Naila

"Resto yang kemaren?" tanya Marfel.

"Iya." Jawab Naila

Marfel hanya menganggukkan kepala dan ia pun mengemudi mobilnya menuju resto. Selama dalam perjalanan Marfel dan Naila pun saling diam hingga membuat suasana menjadi canggung.

"Pak, saya minta maaf atas kejadian kemaren karena sudah membuat baju bapak kotor dan juga saya minta maaf atas kejadian tadi pagi karena sudah menabrak bapak. Saya minta maaf yang sebesar besarnya." Ujar Naila setelah beberapa menit mereka diam dan kini Naila mencoba untuk membuka suara dan berharap tak ada lagi kecanggungan di antara mereka.

"Saya sudah maafkan, lain jangan di ulangi lagi. Dan berusahalah untuk lebih berhati hati lagi agar tidak merugikan orang lain." Ucap Marfel dingin

"Terima kasih, sudah mau memaafkan saya. Saya berjanji akan lebih berhati hati lagi." Ucap Naila senang.

"Mulai sekarang jika di luar sekolah, jangan panggil saya bapak karena saya bukan bapak kamu." Ucap Marfel yang terus menatap ke arah depan tanpa sedikitpun menoleh ke arah Naila.

"Terus saya harus memanggil apa dong?" tanya Naila.

"Terserah." Jawab Marfel cuek.

"Mas aja ya?" tanya Naila.

"Iya." Jawab Marfel yang masih aja cuek n jutek.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di depan resto.

"Mas, ikut turun ya. Aku akan buatkan mas makanan dan minuman yang spesial dan hari ini gratis untuk mas." Ujar Marfel.

"Tidak, terima kasih. Saya masih ada urusan." Jawab Marfel

"Oh gitu, iya sudah. Lain kali kalau mas ke sini. Saya akan masakin mas masakan spesial sebagai ucapan terima kasih karena mas sudah mengantarkan saya sampai resto." Ujar Naila.

"Iya. Nanti jika sepeda motornya sudah beres, akan ada seseorang yang mengantarkannya ke sini." Ucap Marfel.

"Berapa yang harus saya bayar?" tanya Naila.

"Tidak perlu, saya ikhlas membantu kamu." Jawab Marfel.

"Kalau gitu, terima kasih. Saya turun dulu. Assalamu'alaikum." Ucap Naila.

"Waalaikumsalam." Ujar Marfel.

Naila pun turun dari mobil dan ketika Naila memasuki resto, Marfel mencoba untuk melihatnya sebentar dan setelah itu, ia pun melanjutkan perjalanannya menuju kantor.

Episodes
1 Perkenalan Pertama
2 Di Sekolah
3 Membantu Bunda di Resto
4 Mengerjakan tugas sekolah
5 Guru Baru
6 Guru Baru itu Bernama Marfel
7 Pertemuan Yang Tak Menyenangkan
8 Bantuan Dari Orang Yang Tak Terduga
9 Saran dan Kritik Dari Pelanggan
10 Hujan Di Malam Hari
11 Nasihat Dari Bunda
12 Mengerjakan rumah sendiri
13 Hukuman dari Pak Marfel
14 Hati Yang Berbunga Bunga
15 Ucapan cinta dan kasih sayang
16 Di Antar Pulang Fahmi
17 Masak bareng Bunda
18 Gak Bisa Ikut Jalan Jalan
19 Menyanyikan Sebuah Lagu
20 Debat di Kantin
21 Iri dan Cemburu
22 Pegawai Judes
23 Pesan Dari Kak Fahmi
24 Hujan
25 Fahmi Ingkar Janji
26 Minta Maaf
27 Fahmi Sakit
28 Pergi Ke Kantor Marfel
29 Kejutan Dari Teman Teman
30 Surat Dari Fahmi
31 Pergi ke Rumah Sakit
32 Fahmi Sadar
33 Makan Bersama Fahmi
34 Menjenguk Fahmi Di Kosan
35 Aku sayang kamu
36 Fahmi Meninggal
37 Kesedihan Naila
38 Pelukan Marfel
39 Marfel Menghibur Naila
40 Naila dan Rani
41 Makam Fahmi
42 Alfa dan Naila
43 Bertemu Alfa
44 Rani Aneh
45 Stefan
46 Nasihat Ayu Untuk Naila
47 Bertemu Alfa di depan sekolah
48 Visual
49 Kesedihan Rani
50 Kedatangan Marfel Ke Kafe
51 Marfel dan Naila
52 Pertanyaan Pak Atmaja Untuk Marfel
53 Nemenin Masak
54 Sarapan Pagi Bersama
55 Ajakan Main Ke Rumah
56 Minta Maaf
57 Naila Kesel Karena Marfel Keterlaluan
58 Bertemu Mamanya Marfel
59 Kedekatan Naila dan Marfel
60 Ketidak Pedulian Naila
61 Kecelakaan
62 Debar-debar Cinta
63 Pura-Pura Lemah
64 Naila Marah. Kenapa?
65 Keisengan Naila Mengerjai Marfel
66 Keromantisan Di Pagi Hari
67 Cekcok Naila dan Stefan
68 Kemarahan Naila Terhadap Teman Baiknya
69 Kekecewaan Alfa Terhadap Sikap Naila Padanya
70 Ketakutan Naila Karena Ditelfon Ibunya.
71 Kemarahan Naila Terhadap Marfel
72 Keadaan Yang Di luar Prediksi
73 Pilihan Yang Sulit
74 Kejutan Yang Membuat Shok
75 Lagi Caper Depan Calmer
76 Hadiah Besar Dari Marfel
77 Orang Yang Mengikuti Naila
78 Sarapan Pagi dari Camer
79 Api Cemburu Yang Menggelora
80 Naila Pingsan. Kenapa?
81 Melamar?
82 Perhatian Calon Mertua
83 Tidur Di Kamar Calon Suami? Emang Boleh?
84 Meminta Tanpa Izin
85 Pujian Buat Seorang Ibu
86 Tujuan Hidup Naila
87 Marahan
88 Saling Diam
89 Marfel Cemburu pada Stefan
90 Marfel vs Alfa
91 Curahan Hati Alfa
92 Kegundahan Naila Menghadapi Marfel
93 Hubungan Yang Mulai Renggang
94 Lampu Hijau Buat Marfel
95 Keadaan Yang Semakin Kacau
96 Curiga Dengan Kedekatan Marfel dan Naila
97 Kasih Sayang Marfel Untuk Naila
98 Kedatangan Orang tua Marfel di Rumah Naila
99 Kedatangan Tamu Tak Terduga
100 Calon Mantu dan Calon Mertua
101 Menghabiskan Waktu Berdua
102 Sidang Dadakan Dari Bunda Ila
103 Kegelisahan Itu Masih Ada
104 Keberadaan Alfa
105 Kondisi Alfa Saat Ini
106 Mencoba Untuk Membangunkan Alfa Dari Tidur Panjangnya
107 Gagal Lagi
108 Merasa Terkekang
109 Kekonyolan Naila di Depan Keluarga Alfa
110 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi
111 Rani Bertemu Alfa Di Rumah Sakit
112 Bentakan Marfel Yang Terlanjur Emosi
113 Mengakhiri Hubungan
114 Patah Hati Yang Paling Menyakitkan
115 Nasihat dari Para Sahabat Buat Naila
116 Aktivitas Naila Setelah Putus Dengan Marfel
117 Waktu Berjalan Begitu Cepat
118 Di jodohin oleh teman? Apakah Naila Mau?
119 Membeli Hadiah
120 Menjadi Pusat Perhatian
121 Curhat Ala Naila
122 Kedekatan Adrian dengan Naila
123 Sungkan Untuk Menolak
124 Akankah Naila dan Marfel Akan Kembali Lagi?
125 Menolak Laramarannya
126 Cemburu Buta
127 Penyesalan Marfel dan Tindakan Tegas Dari Naila
128 Ibu Maria Tak Akan Memihak Pada Putranya
129 Pertemuan Terakhir
130 Meninggal
131 Ayo Menikah!
132 Kebahagiaan Marfel dan Naila
133 Bersatu Dalam Ikatan Yang Halal
134 Kehidupan Setelah Menikah
135 Surga Dunia
136 Marfel Suka Bikin Ulah
137 Memimpin Permainan
138 Menjadi Sopir Naila
139 Punya Pasangan Masing-Masing
140 Menuju Ending
141 Ending Atau TAMAT
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Perkenalan Pertama
2
Di Sekolah
3
Membantu Bunda di Resto
4
Mengerjakan tugas sekolah
5
Guru Baru
6
Guru Baru itu Bernama Marfel
7
Pertemuan Yang Tak Menyenangkan
8
Bantuan Dari Orang Yang Tak Terduga
9
Saran dan Kritik Dari Pelanggan
10
Hujan Di Malam Hari
11
Nasihat Dari Bunda
12
Mengerjakan rumah sendiri
13
Hukuman dari Pak Marfel
14
Hati Yang Berbunga Bunga
15
Ucapan cinta dan kasih sayang
16
Di Antar Pulang Fahmi
17
Masak bareng Bunda
18
Gak Bisa Ikut Jalan Jalan
19
Menyanyikan Sebuah Lagu
20
Debat di Kantin
21
Iri dan Cemburu
22
Pegawai Judes
23
Pesan Dari Kak Fahmi
24
Hujan
25
Fahmi Ingkar Janji
26
Minta Maaf
27
Fahmi Sakit
28
Pergi Ke Kantor Marfel
29
Kejutan Dari Teman Teman
30
Surat Dari Fahmi
31
Pergi ke Rumah Sakit
32
Fahmi Sadar
33
Makan Bersama Fahmi
34
Menjenguk Fahmi Di Kosan
35
Aku sayang kamu
36
Fahmi Meninggal
37
Kesedihan Naila
38
Pelukan Marfel
39
Marfel Menghibur Naila
40
Naila dan Rani
41
Makam Fahmi
42
Alfa dan Naila
43
Bertemu Alfa
44
Rani Aneh
45
Stefan
46
Nasihat Ayu Untuk Naila
47
Bertemu Alfa di depan sekolah
48
Visual
49
Kesedihan Rani
50
Kedatangan Marfel Ke Kafe
51
Marfel dan Naila
52
Pertanyaan Pak Atmaja Untuk Marfel
53
Nemenin Masak
54
Sarapan Pagi Bersama
55
Ajakan Main Ke Rumah
56
Minta Maaf
57
Naila Kesel Karena Marfel Keterlaluan
58
Bertemu Mamanya Marfel
59
Kedekatan Naila dan Marfel
60
Ketidak Pedulian Naila
61
Kecelakaan
62
Debar-debar Cinta
63
Pura-Pura Lemah
64
Naila Marah. Kenapa?
65
Keisengan Naila Mengerjai Marfel
66
Keromantisan Di Pagi Hari
67
Cekcok Naila dan Stefan
68
Kemarahan Naila Terhadap Teman Baiknya
69
Kekecewaan Alfa Terhadap Sikap Naila Padanya
70
Ketakutan Naila Karena Ditelfon Ibunya.
71
Kemarahan Naila Terhadap Marfel
72
Keadaan Yang Di luar Prediksi
73
Pilihan Yang Sulit
74
Kejutan Yang Membuat Shok
75
Lagi Caper Depan Calmer
76
Hadiah Besar Dari Marfel
77
Orang Yang Mengikuti Naila
78
Sarapan Pagi dari Camer
79
Api Cemburu Yang Menggelora
80
Naila Pingsan. Kenapa?
81
Melamar?
82
Perhatian Calon Mertua
83
Tidur Di Kamar Calon Suami? Emang Boleh?
84
Meminta Tanpa Izin
85
Pujian Buat Seorang Ibu
86
Tujuan Hidup Naila
87
Marahan
88
Saling Diam
89
Marfel Cemburu pada Stefan
90
Marfel vs Alfa
91
Curahan Hati Alfa
92
Kegundahan Naila Menghadapi Marfel
93
Hubungan Yang Mulai Renggang
94
Lampu Hijau Buat Marfel
95
Keadaan Yang Semakin Kacau
96
Curiga Dengan Kedekatan Marfel dan Naila
97
Kasih Sayang Marfel Untuk Naila
98
Kedatangan Orang tua Marfel di Rumah Naila
99
Kedatangan Tamu Tak Terduga
100
Calon Mantu dan Calon Mertua
101
Menghabiskan Waktu Berdua
102
Sidang Dadakan Dari Bunda Ila
103
Kegelisahan Itu Masih Ada
104
Keberadaan Alfa
105
Kondisi Alfa Saat Ini
106
Mencoba Untuk Membangunkan Alfa Dari Tidur Panjangnya
107
Gagal Lagi
108
Merasa Terkekang
109
Kekonyolan Naila di Depan Keluarga Alfa
110
Masalah Yang Datang Bertubi-tubi
111
Rani Bertemu Alfa Di Rumah Sakit
112
Bentakan Marfel Yang Terlanjur Emosi
113
Mengakhiri Hubungan
114
Patah Hati Yang Paling Menyakitkan
115
Nasihat dari Para Sahabat Buat Naila
116
Aktivitas Naila Setelah Putus Dengan Marfel
117
Waktu Berjalan Begitu Cepat
118
Di jodohin oleh teman? Apakah Naila Mau?
119
Membeli Hadiah
120
Menjadi Pusat Perhatian
121
Curhat Ala Naila
122
Kedekatan Adrian dengan Naila
123
Sungkan Untuk Menolak
124
Akankah Naila dan Marfel Akan Kembali Lagi?
125
Menolak Laramarannya
126
Cemburu Buta
127
Penyesalan Marfel dan Tindakan Tegas Dari Naila
128
Ibu Maria Tak Akan Memihak Pada Putranya
129
Pertemuan Terakhir
130
Meninggal
131
Ayo Menikah!
132
Kebahagiaan Marfel dan Naila
133
Bersatu Dalam Ikatan Yang Halal
134
Kehidupan Setelah Menikah
135
Surga Dunia
136
Marfel Suka Bikin Ulah
137
Memimpin Permainan
138
Menjadi Sopir Naila
139
Punya Pasangan Masing-Masing
140
Menuju Ending
141
Ending Atau TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!