Hari ini setelah sholat shubuh, Naila membantu sang sang bunda bersih bersih rumah dan pergi ke pasar untuk membeli bahan bahan dapur yang sudah habis. Setelah itu, ia pun memasak sendiri sedangkan bundannya sibuk mencatat sesuatu di atas kertas. Mungkin itu adalah keperluan resto yang harus ia beli berangkat ke resto.
Setelah selesai memasak, Naila menatanya di atas meja lalu ia pun pergi mandi dan berpakaian rapi. Dan setelah itu, ia memanggil sang bunda untuk makan bersama.
Selesai makan, Naila segera membereskan piring piring yang kotor dan mencucinya.
"Bun, bunda mau aku antar atau gimana?" tanya Naila.
"Bunda naik taxi online sayang. Kamu berangkat duluan aja nanti telat." Jawab Ibu Ila tersenyum.
"Baiklah. Kalau gitu aku berangkat sekolah dulu ya bun."
"Iya sayang. Oh ya nak, nanti kamu ke resto lagi kan?" tanya ILa.
"Iya bun, pasti aku akan kesana. Bunda fokus aja sama resto barunya biar yang itu aku yang tangani." Jawab Naila.
"Katanya kemaren ada sedikit masalah ya?" tanya Ila.
"Iya bun tapi gak papa kog. Aku masih bisa mengatasinya."
"Syukurlah, iya sudah sana berangkat. Hati hati di jalan. Jangan ngebut ngebut. Gak usah nyalip sana sini. Mending milih terlambat dari pada kecelakaan. Ingat bunda cuma punya kamu doang di dunia ini. Bunda gak mau kamu kenapa napa."
"Iya bunda, aku pasti akan hati hati. Iya sudah ya bun. Assalamu'alaikum."
"Waalaikum salam."
Setelah mencium tangan sang bunda, Naila segera menghidupkan sepeda motornya dan pergi ke sekolah.
Sesampai di sekolah, ia sudah di tunggu oleh sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Rani.
Naila segera memarkirkan sepeda motornya sedangkan Rani mencoba untuk menghampirinya.
"Ada apa? Jangan bilang mau pinjem bukuku lagi karena kamu lupa ngerjakan PR?" tanya Naila sambil melepaskan helm yang ia pakai dan menaruhnya di atas sepeda.
"Hehe kog tau?" tanya Rani.
"Udah kebiasaan soalnya. Iya udah ayo ke dalam, nanti tak ajarin sampai selesai." Jawab Naila.
Mereka pun pergi ke ke kelas yang ada di lantari dua.
"Nai, katanya hari ini ada guru baru lho." Ucap Rani.
"Benarkah, cewek apa cowok?" tanya Naila.
"Cowok." Jawab Rani.
"Tua apa muda?" tanya Naila lebih lanjut.
"Muda."
"Umur berapa?" Tanya Naila.
"Mana aku tau." Jawab Rani kesal.
"Tumben gak tau, biasanya juga selalu tau kalo cuma masalah kayak gini."
"Yee emang aku paranormal apa yang bisa tau semuanya. Aku tau ini aja dari temen temen yang bahas guru baru di kelas."
"Siapa namanya?" tanya Naila.
"Aku gak tau NAILA KU sayang." Ucap Rani.
"Hemm gak usah gitu aja kali kalo gak tau. Santai aja, gak usah emosi. Masih pagi." Ucap Naila santai.
"Kamu sih pagi pagi udah nyebelin." Ujar Rani.
"Lho aku cuma nanya doang kog. Aku fikir kamu tau nama dan umurnya biar jelas sekalian kalau perlu lengkap tentang semua pribadinya." Ucap Naila yang ingin mengerjain Rani.
"Kamu tuh ya. Mending kamu tanya sendiri deh pas nanti dia ngajar. Biar puas." Ucap Rani sewot.
"Kog ngambek sih. Nanti gak aku ajarin lho. Mau?" tanya Naila tersenyum.
"Jangan gitu dong. Nanti kalau aku gak di ajarin. Bisa bisa nilaiku anjlok lho."
"Makanya jangan sewot gitu. Minta maaf dulu." Ujar Naila
"Iya ya aku minta maaf." Ucap Rani terpaksa.
"Ih gak ikhlas minta maafnya." Ucap Naila, geli sendiri rasanya mengerjai sahabatnya. Tapi kapan lagi ia bisa mengerjai Rani sampai puas hehe.
"Aku ikhlas kog. Naila aku minta maaf ya." Ujar Rani.
"Hehe iya deh aku maafin." Ucap Naila.
Mereka pun sampai di kelas. Rani segera membuka bukunya dan Naila pun mengajari Rani sampai ia bisa dan semua tugas pun di kerjakan dalam waktu singkat karena emang sebenarnya Rani itu pintar hanya saja pemalas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments