Nasihat Dari Bunda

Sesampai di rumah, Naila langsung menaruh sepedanya di samping rumah khusus tempat parkir sepeda. Setelah itu, ia pun berjalan menuju pintu ruang tamu. Sebelum masuk, ia membuka mantel yang ia pakai. Setelah membuka mantel dan menjemurnya di sampaian, ia pun menekan bell rumah. Dan tak lama kemudian pintu rumahpun terbuka lebar.

"Assalamu'alaikum bunda." Ujar Naila tersenyum ramah saat melihat wajah bundanya yang kini ada di hadapannya.

"Waalaikumsalam, bentar ya bunda ambilkan handuk dulu." Ucap Ila melihat baju putrinya yang basah kuyup.

"Iya bunda." Jawab Naila sambil membuka jaketnya dan juga menaruhnya di sampaian.

"Ini kamu ganti baju dulu ya lewat samping rumah aja biar lantainya gak kotor." Ujar Ila sambil memberikan handuk yang ia pegang.

"Iya bunda." Ucap Naila sambil mengambil handuk itu lalu pergi ke samping rumah yang tembus ke kamar mandi.

Naila membersihkan dirinya di kamar mandi dan menaruh baju yang basah itu di mesin cuci. Setelah membersihkan diri, ia pun pergi  ke kamarnya untuk ganti baju agar tubuhnya yang kedinginan bisa sedikit hangat. Setelah ganti baju, ia merebahkan dirinya di kasur sekitar 10 menit setelah rasa capeknya hilang dan ia merasa sudah baikan, ia pun pergi ke kamar mandi lagi untuk ambil wudhu dan sholat isya' dan mengaji sekitar 2 lembar.

Saat mengaji itulah, bundanya datang mengetok pintu kamarnya.

"Nak, keluar dulu ya. Bunda sudah buatkan teh hangat untukmu." Ujar Ila dari luar kamar.

"Iya bunda, sebentar." Ucap Naila sambil menaruh Al Quran di tempatnya lalu membuka mukenah nya dan melipatnya dan setelah itu di taruh di atas meja.

Setelah selesai, ia segera keluar kamar dan menghampiri sang bunda.

"Ini minum dulu biar tubuhmu hangat." Ucap Ila.

"Iya bunda." Naila pun meminum segelas teh hangat yang di campur dengan jahe sedikit. Setelah selesai minum, ia pun menaruh gelas itu di meja lagi.

"Kenapa pulangnya malem banget sayang?" tanya Ila.

"Maaf bunda, tadi pas mau pulang tiba tiba hujan tapi aku tetep mengemudikan sepeda karena pengen cepet buru buru pulang namun saat melewati taman Love, aku melihat banyak orang di sana. Jadi aku memarkirkan sepedaku dan menikmati hujan sama mereka." Jawab Naila.

"Terus mantel dan jaket yang kamu pakek itu punya siapa? Perasaan kamu gak punya jaket cowok ataupun mantel yang seperti itu?" tanya Ila yang tadi sempat melihat putrinya menjemur mantel yang ia pakai dan juga jaket yang masih melekat di tubunya sebelum Naila membukannya dan menjemurnya juga di deket mantel.

"Oh itu punya Ka Fahmi bunda." Jawab Naila tersenyum.

"Fahmi? Siapa itu sayang?" tanya Ila

"Orang yang tadi menolongku bunda. Pas aku main hujan, dia datang membawakan payung untukku. Terus dia nawarin aku teh hangat mengingat tubuhku yang tadi sempat kedinginan. Terus dia juga meminjamkan aku mantel serta jaketnya agar tubuhku tak kedinginan lagi. Dan dia yang menyuruhku agar segera pulang agar orang rumah tak khawatir." Jawab Naila.

"Apakah menurutmu dia orang baik?" tanya Ila.

"Entahlah bunda tapi kayaknya ia. Karena pas dia melihat ada mata liar yang melihat ke arahku, dia langsung menghampiriku karena dia tak ingin aku menjadi santapan orang orang di sana. Dia juga menasehatiku panjang lebar agar aku jadi wanita lebih berhati hati karena tidak semua orang yang ada di sekitarku itu baik semua." Jawab Naila sambil mengingat apa aja yang tadi di ucapkan oleh orang yang bernama Fahmi itu.

"Dia udah tua apa masih muda?" tanya Ila

"Masih muda bun, kalau gak salah tadi dia bilang kalau dia itu masih umur 20 tahun." Jawab Naila.

"Dia sudah kerja apa masih kuliyah?" tanya Ila

"Dia masih kuliah tapi sambil kerja juga bun." Jawab Naila.

"Kenapa kamu bisa tau?" tanya Ila.

"Kan dia sempet cerita ke aku bun. Makanya aku tau." Jawab Naila.

"Apakah itu berarti dia tau nomer Hp mu?" tanya Ila.

"Enggak bun, yang ada akulah yang tau nomer dia." Jawab Naila.

"Kog bisa?" tanya Ila tak percaya.

"Kan aku yang minta bun. Kalau aku gak punya nomer dia lalu bagaimana aku bisa mengembalikan jaket dan mantel yang ia pinjamkan buat aku." Jawab Naila.

"Hemmm nak, hati hatilah sama orang baru walau kau menilah dia itu baik karena kita tak pernah tau apa yang ada di balik itu semua. Dan bunda mohon janganlah kau bermain hati sayang, fokuslah untuk belajar dan kejarlah impianmu. Tak perlu kau pusing dan memikirkan jodohmu. Toh masalah jodoh sudah ada yang ngatur jadi kau tak perlu menyibukkan diri dengan yang namanya pacaran. Bunda gak mau kamu salah jalan nak, kamu itu putri bunda satu satunya. Kamu itu adalah harta terindah yang bunda punya. Bunda gak mau kamu di manfaatkan oleh laki laki di luar sana, bunda juga gak mau kamu di rusak oleh laki laki yang tak bertanggung jawab. Jadi, bunda harap kamu sebagai perempuan harus bisa jaga diri, harus pintar pintar merawat diri. Dan jangan suka baper apalagi main hati. Jika memang kamu menyukai seseorang, kamu harus bisa membuang rasa itu jauh jauh. Karena orang yang berhak atas cinta dan hati kamu itu adalah suamimu bukan laki laki yang hanya datang lalu pergi." Ujar Ila menasehati.

"Iya bunda, aku mengerti." Jawab Naila

"Iya sudah, lebih baik kamu tidur aja. Ini juga sudah tengah malam. Jangan lupa sholat isya' dulu." Ujar Ila.

"Aku tadi udah sholat bun." Jawab Naila.

"Iya sudah kalau memang udah selesai sholat, tinggal tidur jangan main hp."

"Iya bunda." Ucap Naila sambil berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Ila ia juga pergi menuju kamarnya karna ia merasa tubuhnya sangat lelah setelah seharian kerja. Apalagi tadi ia sempat panik karena pas pulang kerja, ia tak melihat putrinya di rumah sedangkan di luar hujan turun begitu derasnya. Tapi setelah melihat putrinya baik baik saja, ia merasa tenang. Ya beginilah kalau sudah jadi seorang ibu, melihat putrinya yang tak ada di rumah saat tengah malam rasanya dag dig dug dar. Karena biasanya Naila paling malam jam setengah 11 sudah ada di rumah dan tadi jam setengah 12 malam tapi Naila masih belum nyampek nyampek juga di rumah. Orang tua mana yang bisa duduk tenang tanpa memikirkan putrinya yang entah lagi apa dan kenapa di luar sana.

Dan sekarang ia bisa tidur dengan nyenyak setelah ia menasehati putrinya.

 

\=====================

Jangan lupa like, komen dan vote nya ya.....Kalau perlu jadikan ini cerita favorite kalian agar aku tambah bersemangat dalam bikin cerita..............

 

Dan aku juga minta maaf jika banyak typo soalnya aku males baca ulang hehe..............

 

 

 

 

 

Episodes
1 Perkenalan Pertama
2 Di Sekolah
3 Membantu Bunda di Resto
4 Mengerjakan tugas sekolah
5 Guru Baru
6 Guru Baru itu Bernama Marfel
7 Pertemuan Yang Tak Menyenangkan
8 Bantuan Dari Orang Yang Tak Terduga
9 Saran dan Kritik Dari Pelanggan
10 Hujan Di Malam Hari
11 Nasihat Dari Bunda
12 Mengerjakan rumah sendiri
13 Hukuman dari Pak Marfel
14 Hati Yang Berbunga Bunga
15 Ucapan cinta dan kasih sayang
16 Di Antar Pulang Fahmi
17 Masak bareng Bunda
18 Gak Bisa Ikut Jalan Jalan
19 Menyanyikan Sebuah Lagu
20 Debat di Kantin
21 Iri dan Cemburu
22 Pegawai Judes
23 Pesan Dari Kak Fahmi
24 Hujan
25 Fahmi Ingkar Janji
26 Minta Maaf
27 Fahmi Sakit
28 Pergi Ke Kantor Marfel
29 Kejutan Dari Teman Teman
30 Surat Dari Fahmi
31 Pergi ke Rumah Sakit
32 Fahmi Sadar
33 Makan Bersama Fahmi
34 Menjenguk Fahmi Di Kosan
35 Aku sayang kamu
36 Fahmi Meninggal
37 Kesedihan Naila
38 Pelukan Marfel
39 Marfel Menghibur Naila
40 Naila dan Rani
41 Makam Fahmi
42 Alfa dan Naila
43 Bertemu Alfa
44 Rani Aneh
45 Stefan
46 Nasihat Ayu Untuk Naila
47 Bertemu Alfa di depan sekolah
48 Visual
49 Kesedihan Rani
50 Kedatangan Marfel Ke Kafe
51 Marfel dan Naila
52 Pertanyaan Pak Atmaja Untuk Marfel
53 Nemenin Masak
54 Sarapan Pagi Bersama
55 Ajakan Main Ke Rumah
56 Minta Maaf
57 Naila Kesel Karena Marfel Keterlaluan
58 Bertemu Mamanya Marfel
59 Kedekatan Naila dan Marfel
60 Ketidak Pedulian Naila
61 Kecelakaan
62 Debar-debar Cinta
63 Pura-Pura Lemah
64 Naila Marah. Kenapa?
65 Keisengan Naila Mengerjai Marfel
66 Keromantisan Di Pagi Hari
67 Cekcok Naila dan Stefan
68 Kemarahan Naila Terhadap Teman Baiknya
69 Kekecewaan Alfa Terhadap Sikap Naila Padanya
70 Ketakutan Naila Karena Ditelfon Ibunya.
71 Kemarahan Naila Terhadap Marfel
72 Keadaan Yang Di luar Prediksi
73 Pilihan Yang Sulit
74 Kejutan Yang Membuat Shok
75 Lagi Caper Depan Calmer
76 Hadiah Besar Dari Marfel
77 Orang Yang Mengikuti Naila
78 Sarapan Pagi dari Camer
79 Api Cemburu Yang Menggelora
80 Naila Pingsan. Kenapa?
81 Melamar?
82 Perhatian Calon Mertua
83 Tidur Di Kamar Calon Suami? Emang Boleh?
84 Meminta Tanpa Izin
85 Pujian Buat Seorang Ibu
86 Tujuan Hidup Naila
87 Marahan
88 Saling Diam
89 Marfel Cemburu pada Stefan
90 Marfel vs Alfa
91 Curahan Hati Alfa
92 Kegundahan Naila Menghadapi Marfel
93 Hubungan Yang Mulai Renggang
94 Lampu Hijau Buat Marfel
95 Keadaan Yang Semakin Kacau
96 Curiga Dengan Kedekatan Marfel dan Naila
97 Kasih Sayang Marfel Untuk Naila
98 Kedatangan Orang tua Marfel di Rumah Naila
99 Kedatangan Tamu Tak Terduga
100 Calon Mantu dan Calon Mertua
101 Menghabiskan Waktu Berdua
102 Sidang Dadakan Dari Bunda Ila
103 Kegelisahan Itu Masih Ada
104 Keberadaan Alfa
105 Kondisi Alfa Saat Ini
106 Mencoba Untuk Membangunkan Alfa Dari Tidur Panjangnya
107 Gagal Lagi
108 Merasa Terkekang
109 Kekonyolan Naila di Depan Keluarga Alfa
110 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi
111 Rani Bertemu Alfa Di Rumah Sakit
112 Bentakan Marfel Yang Terlanjur Emosi
113 Mengakhiri Hubungan
114 Patah Hati Yang Paling Menyakitkan
115 Nasihat dari Para Sahabat Buat Naila
116 Aktivitas Naila Setelah Putus Dengan Marfel
117 Waktu Berjalan Begitu Cepat
118 Di jodohin oleh teman? Apakah Naila Mau?
119 Membeli Hadiah
120 Menjadi Pusat Perhatian
121 Curhat Ala Naila
122 Kedekatan Adrian dengan Naila
123 Sungkan Untuk Menolak
124 Akankah Naila dan Marfel Akan Kembali Lagi?
125 Menolak Laramarannya
126 Cemburu Buta
127 Penyesalan Marfel dan Tindakan Tegas Dari Naila
128 Ibu Maria Tak Akan Memihak Pada Putranya
129 Pertemuan Terakhir
130 Meninggal
131 Ayo Menikah!
132 Kebahagiaan Marfel dan Naila
133 Bersatu Dalam Ikatan Yang Halal
134 Kehidupan Setelah Menikah
135 Surga Dunia
136 Marfel Suka Bikin Ulah
137 Memimpin Permainan
138 Menjadi Sopir Naila
139 Punya Pasangan Masing-Masing
140 Menuju Ending
141 Ending Atau TAMAT
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Perkenalan Pertama
2
Di Sekolah
3
Membantu Bunda di Resto
4
Mengerjakan tugas sekolah
5
Guru Baru
6
Guru Baru itu Bernama Marfel
7
Pertemuan Yang Tak Menyenangkan
8
Bantuan Dari Orang Yang Tak Terduga
9
Saran dan Kritik Dari Pelanggan
10
Hujan Di Malam Hari
11
Nasihat Dari Bunda
12
Mengerjakan rumah sendiri
13
Hukuman dari Pak Marfel
14
Hati Yang Berbunga Bunga
15
Ucapan cinta dan kasih sayang
16
Di Antar Pulang Fahmi
17
Masak bareng Bunda
18
Gak Bisa Ikut Jalan Jalan
19
Menyanyikan Sebuah Lagu
20
Debat di Kantin
21
Iri dan Cemburu
22
Pegawai Judes
23
Pesan Dari Kak Fahmi
24
Hujan
25
Fahmi Ingkar Janji
26
Minta Maaf
27
Fahmi Sakit
28
Pergi Ke Kantor Marfel
29
Kejutan Dari Teman Teman
30
Surat Dari Fahmi
31
Pergi ke Rumah Sakit
32
Fahmi Sadar
33
Makan Bersama Fahmi
34
Menjenguk Fahmi Di Kosan
35
Aku sayang kamu
36
Fahmi Meninggal
37
Kesedihan Naila
38
Pelukan Marfel
39
Marfel Menghibur Naila
40
Naila dan Rani
41
Makam Fahmi
42
Alfa dan Naila
43
Bertemu Alfa
44
Rani Aneh
45
Stefan
46
Nasihat Ayu Untuk Naila
47
Bertemu Alfa di depan sekolah
48
Visual
49
Kesedihan Rani
50
Kedatangan Marfel Ke Kafe
51
Marfel dan Naila
52
Pertanyaan Pak Atmaja Untuk Marfel
53
Nemenin Masak
54
Sarapan Pagi Bersama
55
Ajakan Main Ke Rumah
56
Minta Maaf
57
Naila Kesel Karena Marfel Keterlaluan
58
Bertemu Mamanya Marfel
59
Kedekatan Naila dan Marfel
60
Ketidak Pedulian Naila
61
Kecelakaan
62
Debar-debar Cinta
63
Pura-Pura Lemah
64
Naila Marah. Kenapa?
65
Keisengan Naila Mengerjai Marfel
66
Keromantisan Di Pagi Hari
67
Cekcok Naila dan Stefan
68
Kemarahan Naila Terhadap Teman Baiknya
69
Kekecewaan Alfa Terhadap Sikap Naila Padanya
70
Ketakutan Naila Karena Ditelfon Ibunya.
71
Kemarahan Naila Terhadap Marfel
72
Keadaan Yang Di luar Prediksi
73
Pilihan Yang Sulit
74
Kejutan Yang Membuat Shok
75
Lagi Caper Depan Calmer
76
Hadiah Besar Dari Marfel
77
Orang Yang Mengikuti Naila
78
Sarapan Pagi dari Camer
79
Api Cemburu Yang Menggelora
80
Naila Pingsan. Kenapa?
81
Melamar?
82
Perhatian Calon Mertua
83
Tidur Di Kamar Calon Suami? Emang Boleh?
84
Meminta Tanpa Izin
85
Pujian Buat Seorang Ibu
86
Tujuan Hidup Naila
87
Marahan
88
Saling Diam
89
Marfel Cemburu pada Stefan
90
Marfel vs Alfa
91
Curahan Hati Alfa
92
Kegundahan Naila Menghadapi Marfel
93
Hubungan Yang Mulai Renggang
94
Lampu Hijau Buat Marfel
95
Keadaan Yang Semakin Kacau
96
Curiga Dengan Kedekatan Marfel dan Naila
97
Kasih Sayang Marfel Untuk Naila
98
Kedatangan Orang tua Marfel di Rumah Naila
99
Kedatangan Tamu Tak Terduga
100
Calon Mantu dan Calon Mertua
101
Menghabiskan Waktu Berdua
102
Sidang Dadakan Dari Bunda Ila
103
Kegelisahan Itu Masih Ada
104
Keberadaan Alfa
105
Kondisi Alfa Saat Ini
106
Mencoba Untuk Membangunkan Alfa Dari Tidur Panjangnya
107
Gagal Lagi
108
Merasa Terkekang
109
Kekonyolan Naila di Depan Keluarga Alfa
110
Masalah Yang Datang Bertubi-tubi
111
Rani Bertemu Alfa Di Rumah Sakit
112
Bentakan Marfel Yang Terlanjur Emosi
113
Mengakhiri Hubungan
114
Patah Hati Yang Paling Menyakitkan
115
Nasihat dari Para Sahabat Buat Naila
116
Aktivitas Naila Setelah Putus Dengan Marfel
117
Waktu Berjalan Begitu Cepat
118
Di jodohin oleh teman? Apakah Naila Mau?
119
Membeli Hadiah
120
Menjadi Pusat Perhatian
121
Curhat Ala Naila
122
Kedekatan Adrian dengan Naila
123
Sungkan Untuk Menolak
124
Akankah Naila dan Marfel Akan Kembali Lagi?
125
Menolak Laramarannya
126
Cemburu Buta
127
Penyesalan Marfel dan Tindakan Tegas Dari Naila
128
Ibu Maria Tak Akan Memihak Pada Putranya
129
Pertemuan Terakhir
130
Meninggal
131
Ayo Menikah!
132
Kebahagiaan Marfel dan Naila
133
Bersatu Dalam Ikatan Yang Halal
134
Kehidupan Setelah Menikah
135
Surga Dunia
136
Marfel Suka Bikin Ulah
137
Memimpin Permainan
138
Menjadi Sopir Naila
139
Punya Pasangan Masing-Masing
140
Menuju Ending
141
Ending Atau TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!