Inez sedang sibuk melemparkan senyumannya ke sana mari. Sementara itu, ayahnya sedang berbincang-bincang dengan Byakta ayah Arkatama. Ayah Ine memang gelas dengan sombong seolah ia adalah tuan rumahnya.
“Inez, kamu sangat cantik.” Ibu Arkatama memuji.
“Terima kasih, tante.
Tiba-tiba suasana menjadi gaduh karena kedatangan Nyonya Tua bersama seorang wanita cantik. Inez langsung menoleh dan ekspresinya langsung berubah. Dari yang terlihat semringah menjadi terlihat cemberut.
“Kenapa dia bisa ada di sini? Terlebih dia bersama Nyonya Tua,” bisik Freya.
Keluarga Inez juga terlihat tidak senang begitu melihat Kiyara. Ayah Ines menatap tajam ke arah Ayah Kiyara yang kebetulan berada di belakang.
Tak hanya keluarga Inez yang terkejut. Keluarga Arkatama juga terkejut begitu ibu mereka memegang tangan seorang wanita. Terlebih wanita itu sangat cantik. Lebih cantik dari pada Inez. Inez memang cantik namun kecantikan mereka sangat berbeda.
“Apakah kamu kenal dia?” Tanya Dewi, ibu Arkatama.
Inez menatap Kiyara, seolah-olah ia ingin mencakar wajah Kiyara. Tangan Inez mengepal dan langsung cemberut. Ibu Inez langsung memperingatkan putrinya agar menahan ekspresinya.
“Kontrol emosimu,” bisiknya.
Tiba-tiba semua orang bertepuk tangan saat Presiden utama datang. Siapa lagi kalau bukan Arkatama Akhilendra. Mengenakan tuksedo warna hitam, pesona Arkatama begitu kuat dan mendominasi. Pria itu berjalan dengan kaki panjangnya. Menyedot semua perhatian orang-orang.
Arkatama mengedarkan matanya untuk menemukan wanitanya. Siapa sangka wanitanya bersama dengan neneknya dan terlihat akrab. Arkatama langsung berpura- pura membuang muka.
“Nona Kiyara lihatlah cucuku. Bukankah dia tampan?”
“Ya?”
Semua lampu langsung redup dan hanya menyorot pada sosok Arkatama. Arkatama naik ke panggung di tengah gemuruh tepuk tangan. Pria itu memulai pidatonya.
“Selamat datang semua.”
Suaranya begitu dalam sampai menenggelamkan orang yang mendengarnya. Terlaku memikat dan begitu berkarisma.
Inez menatapnya sampai air liurnya keluar. Ia sangat senang, pada akhirnya pria itu adalah tunangannya. Inez lantas melirik ke arah Kiyara dan merasa jijik. Ia sama sekali tidak menyukainya.
Begitu pidato Arkatama selesai, semua orang bertepuk tangan kembali. Ayah Arakatama naik ke langsung bersama istrinya. Ayah Arkatama juga berpidato.
“Apakah mereka akan mengumumkannya segera?” Tanya Inez.
Inez benar-benar gugup. Mimpinya yang sudah bertahun-tahun akhirnya terwujud. Telapak tangannya bahkan berkeringat saking gugurnya. Ibu Inez meraih tangan putrinya untuk memberinya semangat.
“Keluarga Akhilendra akan mengakhiri sebagai menantu di masa depan.”
Di atas panggung, ayah Arkatama terus berbicara.
“Hari ini bukan hanya ulang tahun Kilh Corporation. Hari ini juga, putraku akan—“
“Ayah, biar aku saja yang mengatakannya.” Suara Arkatama menginterupsi.
Ayah Arkatama mengangguk setuju dengan tersenyum.
Arkatama langsung turun panggung. Semua orang membuka jalan untuk Arkatama dan mata mereka tidak pernah lepas dari sosoknya.
Inez merasakan jarak antara mereka semakin menyusut. Hatinya berdentum dengan keras. Matanya penuh dengan harapan yang luar biasa. Tepat saat ia tersenyum lebar, senyum itu langsung membeku begitu Arkatama berjalan terus dan mengabaikan dirinya.
Inez yang panik langsung berbalik menatap punggung Arkatama. “Arkatama.”
Arkatama langsung berjalan menuju ke arah ayah Kiyara.
“Paman, bolehkah aku meminta restumu untuk menikah dengan putrimu?”
Seluruh ruangan langsung sunyi kemudian menjadi gempar untuk beberapa detik. Seluruh ruangan terkejut. Inez tidak percaya bahwa Arkatama berjalan melewatinya begitu saja. Inez merasa semua orang mengejeknya.
“Byakta, apa yang terjadi?”
Ayah Arkatama tidak yakin dengan apa yang terjadi. “Jangan khawatir, biarkan aku bertanya.”
Ayah Arkatama langsung menuju ke arah putranya.
“Arkatama, apa yang terjadi?”
Arkatama langsung menatap ayahnya. “Aku setuju untuk bertunangan haru ini tapi aku tidak mengatakan pada siapa aku berencana bertunangan.”
“Siapa orang itu selain Inez?”
Mata Byakta Akhilendra penuh dengan ancaman. Byakta Akhilendra terkenal dengan tegas dan kejam.
“Aku sedang meminta izin ayah wanita itu.”
Ayah Arkatama menatap Yodha dengan mata yang mengancam sehingga Yodha tidak berani menatapnya. Ia sendiri juga tidak mengerti. Bagaimana ia bisa menjadi target semua orang.
Secara tidak sadar, Yodha memandang Kaya. Kaya pun langsung merasakan hatinya senang. Ia mempunyai harapan. Kaya hampir tidak bisa mengendalikan ekspresinya, ia menatap ayah tirinya. Mata Kaya langsung bersinar dan ia menghampiri ayah tirinya.
“Ini terlalu mendadak,” ucap Kaya.
Wajah Inez langsung pucat. Hari ini dalam hari yang paling memalukan untuknya.
“Kaya, bagaimana kamu bisa melakukan ini? Aku menganggapmu sebagai saudaraku. Dasar ******!” Tangan Inez berusaha untuk menampar Kaya namun ayah Kaya menghalanginya.
Kiyara bingung ketika ia melihat seluruh kekacauan yang terjadi.
“Apa yang Arkatama coba lakukan?”
Tamparan mendarat ke pipi Kaya. Wajahnya kini berubah merah.
Kaya langsung mencoba untuk berakting. “Arkatama, aku tahu mungkin dia tidak bisa menerima hubungan batu kita yang dalam sesingkat ini.”
“Hubungan? Siapa kamu?” Arkatama menarik tangannya dari genggamannya dan menatapnya tajam.
“Aku Kaya, putri dari….” Kaya tidak berani melanjutkan ucapannya karena tatapannya langsung mengarah pada Kiyara.
Semua orang bingung jika bukan Kaya lalu?
“Kiyara, aku akan mengatakannya di sini. Aku mencintaimu. Sebenarnya kami sudah —“
Kiyara langsung berlari ke arah Arkatama dan langsung membungkam mulut pria itu.
“Apa yang coba kamu mainkan di sini?”
Arkatama langsung memegang tangan Kiyara yang mencoba membungkam bibirnya.
“Aku bersumpah akan membencimu jika kamu berani bermain-main di sini.” Kiyara mencoba memberi gertakan pada Arkatama.
Ruangan itu menjadi perpaduan emosi kejutan, kebingungan, kecemburuan dan kebencian.
Arkatama langsung menggendong Kiyara ala bridal style.
“Arka!!! Lepaskan aku!! Apakah kamu sudah gila?”
Kiyara berjuang agar Arkatama melepaskannya.
“Berhenti memukulku atau aku akan menghukummu di sini.”
Arkatama membawa keluar dari ruangan tersebut. Keluarga Akhilendra, keluarga Kiyara dan keluarga Inez sangat terkejut. Satu-satunya orang yang terlihat bahagia adalah nenek Arkatama.
“Cucuku! Sebaiknya kamu mendapatkan Nona Kiyara. Jangan pulang sampai kamu mendapatkan hatinya.” Nyonya Tua tiba-tiba berteriak kegirangan.
“Bu, berhentilah membuat masalah.”
Inez yang tidak percaya dengan semua ini langsung jatuh pingsan.
...…...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Arkatama langsung melemparkan Kiyara ke dalam mobil. Begitu ia masuk ke dalam mobil, Kiyara mencoba untuk kabur namun tangan Arkamata sudah lebih dulu mencengkalnya.
“Kenapa kamu tidak menjadi wanita yang penurut? Haruskah aku menghukummu?”
“Jika kamu menginginkan wanita yang penurut maka carilah wanita lain.”
Sudut bibir Arkatama berubah menjadi dingin. “Kiyara, berpikirlah sebelum berbicara.”
Mobil itu kemudian melaju dalam kebisuan. Kiyara bergerak resah, ruangan di dalam mobil itu terlalu sunyi. Tidak terdengar suara kendaraan di luar walaupun jalanan terlihat padat.
Kiyara melirik Arkatama. “Kenapa kamu melakukan ini?”
“Kamu bisa menganggapnya sebagai act of service dariku.”
Kiyara langsung cemberut. Kiyara menghela napas panjang seakan waktu berputar sangat lamban. Mobil hanya berkeliling dalam waktu yang lama. Apakah Dipta hanya mengukur jalanan?
“Presdir, kemana kita akan pergi?”
“Hera Castle.”
“Apartemenku.”
Arkatama dan Kiyara berbicara bersamaan membuat Dipta kebingungan.
“Jadi kemana kita?”
“Hera Castle,” ucap Arkatama.
“Arka! Apakah kamu masih mencoba membuatku menjadi tahanan rumah?”
“Jangan berpikir aneh dengan mengunakan otak cantikmu itu.”
Pada saat itu, ponsel Kiyara berdering. Nama penelepon jelas tidak tampak dari sana hanya ada nomor yang tak dikenal. Kiyara hendak mengangkatnya namun Arkatama sudah lebih dulu merebut ponsel Kiyara.
“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Kiyara. Arkatama membuat tanda agar Kiyara diam.
Pria itu mengangkat panggilan telepon tersebut dengan mode pengeras.
“Kiyara dasar rubah betina. Apalah kamu jala*ng yang tidak tahu malu. Kamu berani merayu calon suami Inez?”
Teriakan dan makian ibu Inez menggema di dalam mobil.
“Halo, ini aku Arkatama.” Suara dingin Arkatama membekukan segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenti
tamat riwayat inez😂
2024-02-19
0
💞Amie🍂🍃
Insaf news🤭🤭✌️
2023-12-30
0
Vincar
mawar meluncur 🌹
2023-12-25
0