Seumur hidup Kiyara ia belum pernah minum minuman beralkohol. Ia sama sekali tidak bisa men tolerir alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya. Hanya dengan menyesapnya saja, Kiyara pasti sudah mabuk.
Kiyara menatap beberapa botol yang ada di meja. Banyak selebritas yang hadir dan ikut minum. Sementara Inez terlihat tidak nyaman, ia memiringkan kepalanya dan menatap Arkatama. Ia mengigit bibirnya sendiri menatap Kiyara yang berada di sisi lain Arkatama. Tubuh mereka tanpa celah dan terlihat dekat.
“Nona Kiyara, satu gelas bukan masalah kan?”
“Aku tidak bisa minum,” ucap Kiyara.
Orang-orang yang mendengar ucapan Kiyara langsung berbisik-bisik menganggap Kiyara tidak sopan dan tidak menghormati aktor terkenal, Anton.
Bintang hari ini adalah Anton dan juga Arkatama, tidak ada yang lebih penting dari pada memastikan mereka senang. Bahkan meskipun, Gentala adalah seorang sutradara ia tidak banyak berbicara, takut menyinggung.
Meski begitu, Gentala menatap Kiyara dengan wajah cemas.
“Jika kamu menolak itu berarti kamu tidak hormat padaku,” ucap Anton.
Kiyara hanya melihat gelas yang dipegang oleh Anton tanpa minat untuk mengambilnya. Anton melihatnya dengan tatapan mengancam. Pada akhirnya Gentala berdiri dan mengambil gelas tersebut namun segera Anton langsung mengangkat tangannya ke udara.
“Aku akan menggantikannya.”
Anton langsung menatap tajam ke arah Gentala, “Pak Gentala, itu tidak adil namanya.”
“Tapi dia bilang, dia tidak bisa meminumnya.” Gentala menggertakkan giginya saat ia sekali mencoba membantu Kiyara.
Situasi berubah canggung, Kiyara menatap Gentala. Ia tahu bahwa dia melakukannya untuk membantunya tapi itu juga membuta orang berpikir macan-macam dan akan menjadi kesalahpahaman.
“Aku pikir satu gelas tidaklah cukup. Bagaimana jika dua gelas?”
Suara Arkatama terdengar sangat ringan. Anton tersenyum saat menuangkan segelas lagi.
“Itu benar, minumlah semuanya.”
Mata semua terpaku pada Kiyara dan minuman yang berada di tangan Anton. Sementara Inez hanya duduk. Ia tidak berniat untuk turun tangan.
Kiyara hanya tersenyum menggoda dan langsung mengambil kedua gelas tersebut dan menegaknya sampai tandas.
“Wah sangat luar biasa.”
Anton begitu puas, bertepuk tangan dua kali sebelum duduk.
Kiyara hanya bisa menghela napas panjang dan mencoba untuk tidak kehilangan kesadarannya. Tak lama kemudian ia pamit untuk pergi ke kamar mandi. Kiyara langsung memuntahkan semua isi perutnya. Begitu dirasa sudah agak mendingin ia keluar dari bilik untuk mencuci tangannya. Di sana rupanya ada Inez.
“Kiyara, apa pendapatmu tentang Arkatama?”
Kiyara tidak bereaksi tentang pertanyaan itu. Ia fokus mencuci tangannya dan segera mengeringkannya.
“Mengapa kamu bertanya?”
“Apakah kamu akan jatuh cinta padanya?” Tanya Inez menatap Kiyara sungguh-sungguh.
Kiyara berpikir pasti ada yang salah dengan kepala Inez.
“Mengapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu? Pertanyaan apa itu?”
Setelah itu Kiyara mengabaikan Inez.
Di sisi lain, Arkatama dan Anton sedang menikmati waktunya.
“Apakah kamu menyukai Kiyara?”
“Kenapa?”
“Aku lihat kamu hampir saja mengambil minuman untuk menyelamatkannya,” ucap Anton.
“Gunakan matamu dengan benar.”
Ruangan itu sunyi sekali lalu Anton memecahkan keheningan.
“Aku pikir aku menyukainya.”
Arkatama yang menuangkan sebotol whiski kini ia meletakkan botol itu dengan keras.
“Kamu baru saja bertemu dengannya hari ini.”
“Kamu tahu aku. Aku percaya dengan cinta pandangan pertama.”
“Kalian tidak cocok.”
“Bagaimana aku tahu kalau aku tidak mencoba?”
“Anton, ada begitu banyak wanita lain di luar sana. Jika kamu membutuhkan wanita, aku dapat memperkenalkanmu beberapa wanita cantik dari keluarga yang terpandang.”
Anton langsung mengerutkan keningnya. “Apakah aku perlu kenalan wanita?”
“Apakah kamu lupa kenapa ayahmu memukulmu?”
“Itu tidak masalah selama bukan pernikahan. Orang tuaku tidak akan peduli.”
Kiyara memberikan kesan yang baik dan Anton akan mencoba bersenang-senang dengannya. Lebih tepat akan mempermainkannya. Arkatama langsung meremas gelas yang ada di tangannya. Ia tampak sangat kesal.
“Jadi, Yaya adalah milikku.”
Lalu tiba-tiba pintu terbuka dan hanya menampilkan wajah Inez tanpa Kiyara di sampingnya atau setelahnya.
“Dimana Kiyara?” Tanya Anton.
“Dia pamit pulang karena ia merasa tidak enak badan.”
Kiyara benar-benar lelah pada hari ini. Ia syuting penuh, pergi ke jamuan makan malam dan berakhir kepalanya pening. Ia segera menelepon Mery agar menjemputnya segera.
….
Keesokan harinya, Kiyara tiba di lokasi syuting. Semua kru sudah berada di sana dan beberapa pemain sudah melakukan beberapa adegan, termasuk Inez yang rupanya datang dari awal.
Suasana yang nyaman berubah menjadi kepanikan. Seluruh kru menjadi panik terutama sang sutradara. Bagaimana tidak, pemeran utama pria, Anton tiba-tiba membatalkan kontrak dengan alasan tidak mempunyai waktu berhari-hari untuk melakukan syuting karena ada masalah mendadak.
Padahal baru sehari Anton diperkenalkan menjadi pemeran utama dan mengadakan pesta namun keesokan harinya tiba-tiba pemain pria utama harus pergi.
Saat itu di kantor Arkatama, Dipta baru saja melaporkan berita yang baru saja ia terima.
“Presdir, masalahnya tidak akan bisa diselesaikan secepat itu. Jadi Tuan Anton akan terjebak di sana selama beberapa waktu.”
“Baik,” ucap Arkatama. Mata elang pria itu tidak pernah meninggalkan layar komputernya.
“Presdir, pemeran utama mereka sudah pergi dan ini akan menyusahkan sutradara dan juga produser.”
Arkatama mengangkat kepalanya menatap Dipta. “Tidak bisakah kamu menanganinya sendiri?”
“Iya, Presdir.”
Dipta langsung mengangguk. Dipta semakin tidak bisa memahami Arkatama, bukankah ia berteman baik dengan Anton? Namun secara tidak terduga, dia tiba-tiba membuat masalah untuk Anton. Arkatama telah mengirimnya ke kota H, menjabak pria itu di sana untuk beberapa waktu.
Satu alasan yang tidak diketahui oleh Dipta adalah ini semua karena Anton secara terbuka menyukai Kiyara dan Arkatama akan menyingkirkan orang-orang yang berani ingin merebut Kiyara darinya.
Tanpa pemeran utama tentu saja pembuatan film akan terganggu apalagi beberapa pemeran lain mempunyai adegan dengan pemeran utama.
“Ada lagi?” Tanya Arkatama karena Dipta tak kunjung segera pergi.
“Ulang tahun perusahaan semakin dekat dan departemen humas telah menyusun daftar tamu. Mereka ingin saya bertanya, apakah ada orang yang ingin anda undang secara khusus?”
“Bawa undangan padaku tanpa nama.”
“Baik.”
...…...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Karena tidak ada pemeran utama jadi syuting dilakukan hanya untuk beberapa adegan saja. Sehingga Kiyara bisa pulang dengan cepat.
“Bagaimana?” Tanya Mery.
“Apanya?”
“Apakah mereka sudah mendapatkan pemeran utama lagi”
“Aku tidak tahu, sepertinya akan susah. Sudah dua kali pemeran utama pria selalu ganti.”
“Ya, lagi pula kenapa Anton tiba-tiba mengundurkan diri.”
Kiyara mengedikkan bahunya. Saat ia akan masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Kiyara melemparkan pandangannya kemudian pintu penumpang mobil tersebut terbuka.
“Little Yaya, masuklah.”
Kiyara mengangkat alisnya.
“Bukankah dia adalah Anton. Bukankah kru mengatakan dia mengundurkan diri dan pergi ke luar kota. Kenapa dia ada di sini?” Tanya Mery, setengah berbisik di telinga Kiyara.
“Apa yang kamu tunggu?”
Suara Anton kembali menginterupsi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Vincar
pemaksaan mah namanya...
2023-12-07
0
Lee
Keren Kiyara ih, pasti Arkatama mkin cinta tpi Anton nyebelin..
2023-11-29
0
FT. Zira
cerdas juga lho kiyara😲
2023-11-02
0