Kiyara dan Mery pun berniat untuk pulang. Namun Kiyara pergi ke toilet sebentar karena ada panggilan alam yang mendesak. Saat tiba di toilet, Kiyara langsung masuk ke dalam bilik yang kosong.
Tanpa sengaja ia mendengar dua wanita yang masuk. Sudah dipastikan dari suaranya, mereka adalah Inez dan juga Kaya.
“Kak, kamu sangat cantik.”
“Benarkah?”
“Aku yakin kakak pasti mendapatkan peran utama.”
“Tentu saja aku akan mendapatkan peran utama karena memang itu tempatku. Ayahku sudah banyak menyumbang dana untuk film ini, jika aku tidak mendapatkan peran utama bukankah aku rugi.”
“Wah kakak sangat hebat. Jalur orang dalam memang luar biasa.”
Kiyara yang mendengarnya langsung terkejut. Ia merapatkan tubuhnya ke arah pintu, merasa mereka sudah keluar baru Kiyara berani untuk keluar.
“Jadi dia ingin berbuat curang. Film ini rupanya sudah di tentukan sebelumnya.”
Kiyara buru-buru keluar dari toilet dan langsung berlari menuju ke arah Mery. Kiyara langsung menceritakan apa yang ia dengar di toilet tadi dan Mery sungguh mengutuk Inez dan Kaya.
“Tidak ada harapan untukku.”
“Siapa bilang tidak ada harapan,” ucap Mery sambil tersenyum misterius.
“Apa maksudmu?”
“Gunakan kekuatan kartu as mu.”
Mata Kiyara langsung menyipit. Ia langsung tahu arah bicara Mery lalu Kiyara menggeleng pelan.
“Tidak!”
“Kenapa tidak? Jika dia bisa melakukannya kenapa kamu tidak.”
“Aku hanya akan menggunakan kemampuanku saja.”
“Persetan dengan kemampuanmu. Seberapa besar usahamu, pada akhirnya kamu akan kalah dengan orang-orang dengan privelege bagus. Apakah kamu berpikir keterampilan akting dan kecantikan cukup untuk mendukungmu?”
Kiyara cukup berpikir sampai-sampai otaknya ingin pecah. Kepalanya pusing dan ia ingin pulang segera.
“Aku ingin pulang,” ucap Kiyara berjalan keluar namun sesampai di luar gedung sebuah mobil mahal berhenti tepat di depannya.
Kiyara menyipitkan matanya untuk melihat siapa orang dibalik kursi penumpang. Kaca pintu penumpang belakang tiba-tiba membuka sedikit dan orang yang ada di dalam memberi tanda agar ia masuk.
Melihat siapa orang itu, Kiyara langsung masuk ke dalam mobil. Kiyara duduk di samping Arkatama yang sejak tadi hanya diam. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam.
Sesekali Kiyara melirik ke arah Arkatama. Pembicaraannya bersama Mery beberapa menit yang lalu menggema di otaknya.
“Ada yang ingin kamu katakan?” Tanya Arkatama tiba-tiba, membuat Kiyara langsung terjungkat kaget.
“Tidak.”
Arkatama sedikit mengernyitkan keningnya. Jelas ada yang aneh dari sikap Kiyara. Wanita itu tidak membantah dan tidak bertanya ke mana dia membawanya. Bahkan saat sampai di tempat tujuan, Hera Castle. Kiyara patuh dan masuk ke dalam kamar.
Menjelang makan malam pun begitu, Kiyara dengan patuh memakan makanannya. Setelah makan, Kiyara kembali ke kamarnya sementara Arkatama pergi ke ruang kerjanya.
“Haruskah aku meminta bantuan pada Arka?”
Kiyara berjalan bolak-balik dalam kamarnya. Memikirkan tindakannya. Cukup lama berpikir pada akhirnya Kiyara bergegas ke ruang kerja Arkatama. Namun sesampai di depan pintu, nyalinya langsung ciut.
Ia tidak berani mengetuk pintu.
“Aku pasti sudah gila meminta bantuannya,” ucap Kiyara.
Kiyara langsung membuka pintu dengan kasar, “Arka, aku…” Kiyara langsung menutup bibirnya begitu ia melihat Arkatama tidak sendirian di ruang kerjanya. Rupanya di sana ada Dipta, asisten Arkatama.
“Aku akan keluar,” ucap Kiyara malu.
“Berhenti di sana,” perintah Arkatama. Kiyara pun berhenti di tempatnya.
“Urus sisanya, kamu boleh pergi,” ucap Arkatama pada Dipta. Dipta pun berjalan keluar. Pria itu menyapa Kiyara begitu ia melewati wanita itu.
“Apa yang kamu lakukan di sana? Kemari!” Titah Arkatama.
Kiyara pun berjalan dengan lambat menuju ke Arkatama. Begitu wanita itu tepat berada di depan Arkatama yang hanya dibatasi oleh meja, Kiyara membisu sambil menundukkan kepala.
“Jadi apa yang kamu inginkan dariku?” Tanya Arkatama namun Kiyara masih bungkam seribu bahasa. Arkatama yang merasa jengkel.
“Apakah kamu akan diam selamanya? Baiklah, kamu boleh keluar sekarang.”
“Bantu aku mendapatkan peran utama,” ucap Kiyara dengan cepat.
Salah satu alis Arkatama langsung naik. “Jika aku membantumu apa yang akan aku dapatkan?”
Kiyara tidak memikirkan bahwa Arkatama akan meminta sebuah imbalan.
“Aku akan menjadi istri yang patuh. Ah, aku akan memasak makanan jika aku ada waktu. Aku akan….” Ucapan Kiyara berhenti begitu melihat Arkatama menggelengkan kepalanya. Itu bertanda tawarannya kurang menarik.
Kiyara menatap Arkatama, ia mengigit bibirnya berpikir dengan keras bagaimana cara berkompromi dengan orang macam Arkatama. Pada akhirnya, Kiyara membuang rasa malunya dan berjalan kecil mengitari meja dan duduk di pangkuan Arkatama dan langsung mendaratkan ciuman di pipi kanan Arkatama. Pria itu langsung diam, jelas perbuatan Kiyara yang di luar kebiasaannya membuatnya sedikit membeku.
“Apakah itu cukup?” Tanya Kiyara.
Arkatama langsung kembali dari sikap keterkejutannya. Pria itu lantas menggeleng.
Kiyara pun kembali mendaratkan ciuman di bibir Arkatama. Namun itu tidak bisa dikatakan sebagai ciuman karena Kiyara hanya mendaratkan bibirnya di atas bibir
“Apakah sudah cukup?”
Arkatama tanpa kata langsung mengulurkan tangannya ke tengkuk Kiyara. Pria itu mencium Kiyara dengan dalam. Kiyara hanya bisa membalas dan mengikuti permainan Arkatama.
Kiyara tidak tahu bagaimana ia bisa berakhir di atas ranjang bersama Arkatama. Pria itu telah mengisinya, bergerak dalam ritme yang membuat seluruh dunia Kiyara berputar. Ia tidak bisa berfokus pada gerakan di dalam tubuhnya.
Ia menangkap gerangan lalu hunjaman yang semakin cepat. Wanita itu memejamkan matanya dan menahan kepalanya keras saat gelombang itu mendekatinya. Terasa begitu luar biasa dan disusul Arkatama yang menyemburkan benihnya ke dalam tubuh Kiyara yang berdenyut keras.
Ketika tubuh pria itu jatuh menindih tubuhnya, Kiyara memeluk punggung Arkatama yang basah lalu mengusapnya. Mereka saling mengatur napas cukup lama. Pada akhirnya, Arkatama berguling turun dari tubuh Kiyara untuk berbaring di sebelahnya.
Kiyara mengangkat tubuhnya pelan sementara matanya mencari-cari pakaiannya yang masih tergeletak di tengah kamar. Tepat ketika, ia akan bangkit, tangan kekar Arkatama terulur untuk menahannya. Kiyara menoleh cepat dan menatap heran Arkatama yang masih berbaring terlentang.
“Mau ke mana?”
“Ingat kesepakatan kita.”
Keesokan harinya, Kiyara mendapatkan kabar dari Mery bahwa dirinya lolos seleksi pertama. Kiyara sungguh luar biasa senangnya. Bahkan wanita itu sampai meloncat kegirangan.
Kiyara mempersiapkan dirinya untuk melakukan seleksi selanjutnya. Dan hari putaran kedua tiba.
Rupanya di sama, Inez dan Freya masuk ke dalam babak kedua. Ia juga melihat adik tirinya yang selalu mengekor pada Inez.
“Jangan pedulikan mereka. Fokus saja dengan seleksinya,” ucap Mery.
Kiyara mengangguk.
Saat namamu dipanggil, Kiyara langsung berdiri dengan percaya diri.
“Kiyara, semangat.”
Kiyara berdiri di tengah bersiap-siap dengan aktingnya namun tiba-tiba pintu aula terbuka dan sosok tubuh tinggi berjalan dengan cepat. Orang yang masuk tidak lain dan tidak bukan adalah Arkatama.
“Astaga, bukankah dia Arkatama.”
Beberapa aktris tidak bisa menahan kegembiraannya mereka dan hampir menjerit. Apalagi penampilan Arkatama begitu tampan.
“Pak Arkatama, saya tidak tahu anda akan datang,” Saddam langsung bergegas menyambut Arkatama begitu pula Gentala.
“Apa yang dilakukannya di sini? Apakah dia tidak mempunyai hal lain yang dilakukan?”
Mata Arkamata menatap Kiyara yang berdiri mematung. Tindakan Arkatama membigungkan orang-orang di sana tapi wajah Kaya menunjukkan kegembiraan. Ia beringsut dekat dengan Inez.
“Kak Inez, apakah kamu melihatnya? Presdir Arkatama ada di sini untuk membantumu.”
“Apa maksudmu?” Inez tidak begitu mengerti.
“Aku mengirim pesan pada asisten Arkamata sebelumnya, mengatakan bahwa kamu sedang audisi. Lihat, ia segera datang.”
Inez menatap Arkatama yang tepat berdiri di depannya hanya saja ia terhalang Kiyara yang berdiri di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenti
makin seru 👍👍👍
2024-01-22
0
Fenti
makin seru aja👍👍
2024-01-22
0
Ilona Edeline 🦋
semangat thooor, bagus deh ceritanya 💓. Kalau berkenan bisa mampir yuk ke novel aku, terimakasih 🌷
2023-12-30
0