Kiyara mengerutkan keningnya, dari awal kemunculannya memang Kiyara selalu waspada dengan Anton. Terlebih Anton adalah bintang besar yang kebetulan berteman dengan Arkatama. Tentu saja Kiyara langsung menolak tawaran Anton untuk masuk ke dalam mobilnya, tentunya dengan sopan dan tidak menyinggung.
Kiyara pun menyuruh Mery untuk segera mengambil mobilnya namun hal yang tak terduga terjadi. Mery menelepon bahwa mobilnya terparkir cukup jauh dan mobilnya tidak bisa keluar.
“Kenapa? Ada apa? Mobilmu tidak bisa keluar?” Anton menyeringai seakan rencananya telah berhasil.
Anton yang terlalu malas menunggu, langsung menarik Kiyara ke dalam mobilnya dan segera menutup pintu kaca mobilnya. Pada saat itu, Kiyara sudah terlambat untuk keluar dari mobil jadi ia hanya bisa duduk manis di samping Anton.
Mobil berjalan dengan cepat. Dalam waktu singkat mereka sudah berada di depan restoran mewah. Berdiri di depan restoran, tiba-tiba Kiyara teringat akan makanan yang dikirim Arkatama untuk para kru. Itu dari restoran yang sama.
Mereka masuk dan ternyata Anton sudah melakukan reservasi sebelumnya. Mereka berada di dalam ruangan privat.
“Yaya, makanlah.”
“Tolong jangan panggil seperti itu. Itu membuatku tidak nyaman.”
“Tapi aku menyukainya. Itu terlihat kita akrab.”
Kiyara hanya duduk di kursinya dan bahkan tidak menyentuh sendoknya. Anton telah memesan sederetan hidangan luar biasa tapi Kiyara tidak mempunyai selera makan.
“Apakah kamu tidak menyukai makanannya? Kenapa tidak makan?” Anton meletakkan sendoknya kemudian menatap Kiyara.
“Aku ingin tahu, bagaimana bisa kamu berteman dengan Arkatama?” Tanya Kiyara lalu mengambil sendoknya dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Melihat Kiyara mulai makan, Anton kemudian mengambil sendoknya dan melanjutkan makan dengan santai.
“Kami tidak berteman hanya tidak punya pilihan selain mengenal.”
“Kenapa seperti itu?”
“Kamu sepertinya tertarik dengan Arkatama?” Anton tersenyum, matanya tajam menatap ke arah Kiyara karena penasaran.
Kiyara hanya tersenyum tipis. “Tidak.”
Anton tiba-tiba merasakan nafsu makannya menurun drastis. Ia kembali meletakkan sendoknya dan meraih serbet.
“Bagi orang-orang sepertiku dan Arkatama, banyak hal yang tidak bisa dikendalikan sendiri. Seperti memilih teman atau memiliki istri. Keluargaku dan keluarga Arkatama adalah rekan bisnis oleh karena itu, aku dan Arkatama adalah teman.”
“Aku tidak menganggu apa pun kan?”
Secara mengejutkan Arkatama muncul dari balik pintu. Matanya tajam mengawasi Anton dan juga Kiyara. Dia kemudian berjalan duduk di sisi Kiyara.
“Mengapa kamu duduk di sana?” Protes Anton.
“Jelas aku memilih duduk dengan wanita cantik.”
“Sayang sekali, rencanaku untuk menghabiskan sisa waktuku bersama Kiyara harus gagal karena kemunculan seseorang yang tak terduga.”
Arkatama hanya tersenyum. “Bukankah kamu seharusnya sudah berada si luar negeri sekarang. Apa yang kamu lakukan di sini?”
“Aku di sini untuk makan malam bersama Yaya,” ucap Anton lalu menatap ke arah Kiyara. Pria itu tampak bertekad untuk menjadikan Kiyara miliknya.
Arkatama langsung menegak anggur di tangannya lalu memiringkan kepalanya untuk melihat Kiyara. Sangat jelas ada nyala api di mata Arkatama. Sisa makan malam itu diisi dengan percakapan antara kedua pria itu. Mereka lebih mendiskusikan masalah bisnis yang Kiyara tidak mengerti.
“Yaya, jangan hanya diam. Makanlah ini.”
Anton menaruh beberapa makanan di piring Kiyara. Kiyara hanya menatap makanan yang ada di piringnya.
“Dia tidak suka udang,” ucap Arkatama.
Memang benar, Kiyara tidak menyukai udang karena ia mempunyai alergi dan Kiyara baru menyadari bahwa makanan yang diletakkan Anton adalah udang.
“Bagaimana kamu tahu bahwa dia tidak menyukai udang?”
“Aku kenal nona Kiyara lebih lama darimu.”
Suasana di dalam ruangan menjadi awkward. Kiyara berdiri dengan tiba-tiba.
“Aku harus pergi sekarang. Terima kasih atas makan malamnya.”
Kedua pria itu tampak melihat Kiyara yang pergi. Sepeninggal Kiyara, kedua pria itu tidak berbicara untuk beberapa menit.
“Apa pendapatmu tentang Kiyara?”
“Seperti yang aku katakan sebelumnya, kamu tidak cocok dengannya.”
“Cocok atau tidak itu terserah aku,” ucap Anton kesal. “Sudah waktunya aku harus pergi. Selamat tinggal teman, mari bertemu ketika aku sudah kembali,” lanjut Anton.
…
Kiyara baru saja mandi dan mengenakan pakaian rumah yang nyaman. Ia tidak pergi ke Hera Castle melainkan ke apartemennya sendiri. Rambutnya masih basah, ia ingin segera tidur namun ia berakhir duduk sambil memainkan ponselnya.
Lalu suara pin pintu terdengar tak lama kemudian pintu terbuka. Awalnya, Kiyara mengira itu Mery namun saat ia berdiri untuk menyambutnya tanpa sadar Kiyara langsung mundur.
Arkatama sangat berbau alkohol jelas pria itu minum banyak.
“Kenapa kamu tidak langsung pukang dan lebih memilih masuk mobil Anton? Kalian bahkan makan malam bersama.”
“Kamu sedang membuntuti Anton?”
Arkatama tertawa kecil dan tidak menyangkal tuduhan Kiyara.
“Kenapa?”
“Karena dia memiliki pikiran yang seharusnya tidak dia miliki dan berani mendekati seseorang yang tidak seharusnya didekati.”
“Siapa yang kamu maksud?”
“Kamu.”
“Jangan bercanda. Itu tidak mungkin.”
Tiba-Tiba Arkatama mencium bibir Kiyara dengan begitu dalam. Karena ciuman yang begitu dalam dan panjang, napas Kiyara masih berpacu.
“Dua hari lagi perusahaanku akan merayakan hari jadi, di sana aku akan mengumumkan mau sebagai istriku.”
“Tidak! Apakah kamu gila?”
“Tidak! Apakah kamu sudah gila? Aku tidak akan memaafkanmu jika kamu mengumumkan pernikahan kita.”
...…...
Keesokan harinya, Kiyara masih tertidur nyenyak dalam pelukan Arkatama. Malam kemarin, mereka menghabiskan waktu bersama dalam suasana yang panas. Kiyara terbangun kaget oleh teriakan Mery.
“Kiyara!!!! Yakkkkk. bangunlah. Aaaaaaaa……..aku tidak tahu….” Teriakan Mery begitu nyaring saat memasuki kamar Kiyara dan melihat Kiyara dengan Arkatama satu ranjang tanpa busana. Mery langsung menutup kamar Kiyara dan berlari ke ruang tamu dengan sangat malu.
“Mery….aku akan mengubah kode sandi.”
Kiyara yang ingin bangun langsung ditarik kembali oleh Arkatama. Pria itu lantas menguasai bibirnya. Butuh berapa lama bagi Kiyara untuk mulai mengangkat tangan dan mendorongnya.
“Ritual pagi, Yaya.” Ringis Arkatama sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Mery sudah menungguku di luar.”
“Biarkan saja,” ucap Arkatama semakin intens menggoda Kiyara.
“Dia pasti datang ke sini karena ada sesuatu yang penting,” ucap Kiyara menutup mata saat Arkatama mulai bergerak lebih cepat.
“Tanggung.”
Arkatama semakin menghentak keras hingga akhirnya ia ambruk di atas Kiyara.
Setelah membersihkan tubuhnya, Kiyara menemui Mery yang sudah menunggunya lama.
“Ada apa?”
Mery langsung membuka ponselnya dan membuka emailnya. “Lihatlah, perusahaan tas mewah menawarkan kerja sama denganmu. Mereka menawarkan dirimu sebagai brand ambasadornya..”
Kiyara langsung memutar bola matanya, “Kamu datang sepagi ini karena ini?”
Mery melihatnya tidak percaya. “Bukankah ini kesempatan kita agar kamu terkenal. Dan ini bukan lagi pagi tapi sudah jam sebelas siang.”
“Apakah sesiang itu? Ahhh ini semua Arkatama!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenti
oohh macam tu too
2024-02-11
0
💞Amie🍂🍃
drama Mulu🤭
2023-12-30
0
Vincar
makan malam yang penuh dengan drama 🤣
2023-12-15
0