Arkatama menatap Kiyara, pergelangan tangannya masih digenggam oleh pria lain meskipun kini mereka sudah duduk. Saat itu seseorang menawarkan duduk untuk Arakatama. Arkatama langsung melangkah maju, auranya semakin gelap saat ia duduk. Ia bagaikan raja iblis.
Tatapan tajamnya langsung tertuju pada pria yang berada di samping Kiyara.
“Siapa namamu?”
“Aku…namaku Daniel.”
Daniel mencoba menjawab dengan tenang, meskipun ia bergidik ngeri dengan tatapan Arkatama yang ditujukan padanya. Ia menahan rasa takutnya. Ia lantas mencoba untuk menyenangkan Arkatama dengan menawarkan sebatang rokok untuknya.
“Tuan Arkatama, rokok untukmu….?”
Kiyara menyaksikan perubahan drastis pada diri Daniel. Pria yang awalnya sangat sombong dan angkuh kini tunduk dengan Arkatama. Memang status, kekuasaan dan uang adalah hal-hal yang bisa mengubah orang lain.
Arkatama tidak mengambilnya namun matanya masih menatap satu arah. Daniel menegikuti arah pandang Arkatama dan menyadari bahwa Arkatama sedang melihat pergelangan tangan Kiyara. Rokok yang berada di tangannya sudah dibakarnya dan abunya jatuh ke tangannya. Ia refleks membuangnya.
Daniel langsung merasa seluruh tubuhnya dingin dan kaku. Ia menoleh dan menatap takut ke arah Arkatama. Daniel menelan pahit salivanya.
Daniel mengambil inisiatif sendiri. Arkatama terus menatap Kiyara mungkin dia menyukai wanita itu. Dia bisa menyenangkan Arkatama dengan memberinya Kiyara, pikir Daniel.
“Tuan Arkatama, bagaimana menurutmu dengan wanita ini? Jika kamu ingin, aku bisa menawarkannya padamu.”
Kiyara langsung mengerutkan keningnya. Tatapan jijik langsung ditunjukkannya untuk Daniel.
Siapa yang tahu suasana hati Arkatama semakin gelap dan suram. Ia tertawa dengan menyeramkan. Ia menarik Kiyara dari sisi Daniel ke pelukannya sendiri.
“Sayang, kenapa kamu berada di tempat ini? Bukankah kamu izin denganku untuk mengikuti acara reuni kelas?”
Mendengar itu Daniel menyadari bahwa ia dalam masalah besar. Kakimu mulai bergetar, ia menyerah sepenuhnya dan langsung melorot ke lantai. Daniel tidak pernah berpikir bahwa wanita itu milik Arkatama.
Kaya hanya meminta bantuannya untuk menghancurkan masa dengan seorang wanita. Ia pikir itu adalah mudah apalagi melihat betapa cantiknya Kiyara namun segalanya telah berubah menjadi bencana.
“Tuan Arkatama….aku…”
Kiyara menatap Arkatama setelah ia ditarik begitu keras ke arahnya sehingga ia merasakan sakit. Dibandingkan perbuatan Daniel padanya, Arkamata jauh lebih menakutkan bagi Kiyara. Berpikir tentang itu Kiyara mencoba bergerak sedikit lebih jauh dari Arkatama dan akan kabur dari tempat itu.
Namun Arkatama yang kesal karena Kiyara yang terus menggeliat untuk membebaskan diri. Langsung memeluknya dengan erat. Pria itu bahkan berbisik dengan seksi, “Jangan ribut.”
Dari luar sikap Arkatama tampak penuh kasih sayang. Namun hanya Kiyara yang tahu betapa menyakitkannya tangannya dan udara di sekitar Arkatama.
“Tuan Arkatama, aku pikir ini adalah salah paham. Aku tidak tahu wanita ini milikmu. Aku…”
Melihat bahwa mata Arkatama semakin dingin, Daniel menelan ludah. Pria itu hampir menangis karena ketakutan. Daniel berasal dari keluarga kaya dan selalu dilindungi di bawah bayangan ayahnya.
Sisi melihat Daniel yang dari keluarga kaya begitu ketakutan apa jadinya dia yang berasal dari keluarga biasa. Ia menatap Kiyara dengan tatapan memohon karena ia tahu simpati dari Kiyara adalah satu-satunya harapannya.
Kiyara melihat bahwa Sisi memohon padanya namun Kiyara mengalihkan perhatiannya.
Arkatama melihat semua orang yang berada di ruangan tersebut dan tersenyum layaknya iblis. Akhirnya Arkatama melihat wajah Daniel dengan bengis. Pria itu lantas menginjak tangan Daniel dengan tidak berperasaan. Daniel berteriak kesakitan namun tidak bisa berbuat apa-apa.
Suara remukan dari tulang tangan Daniel membuat Sisi ngeri. Sisi langsung merangkak ke arah Kiyara. “Yaya, aku membuat kesalahan. Aku juga dipaksa. Tolong maafkan aku.”
Kiyara melihat tangan Daniel yang diinjak oleh Arkatama jelas jika terus dibiarkan dia akan kehilangan tangannya. Kiyara semakin ketakutan saat Arkamata mengambil sebotol minuman dam memecahkannya tepat di tangan yang ia injak. Tangan Daniel langsung mengeluarkan darah dan kembali Arkatama menginjaknya.
“Arkatama!”
“Dia memegang pergelangan tanganmu.” Suara Arkatama begitu rendah dan dalam.
Orang-orang yang berada di ruangan baru saja mengerti mengapa Arkatama bersikap seperti itu pada Daniel. Pada saat yang sama mereka lega karena mereka tidak melakukan hal yang tidak pantas pada Kiyara.
Tangisan Daniel begitu nyaring didengar.
“Hentikan!” Ucap Kiyara dan dengan terpaksa Arkamata langsung menghentikan tindakannya. Pria itu lantas melihat ke arah mereka yang ada di ruangan tersebut.
“Kalian jangan takut, aku hanya ingin mengajukan dua pertanyaan. Jawab aku dengan jujur jika tidak kalian akan tahu akibatnya.”
Semua orang bergegas menganggukkan kepala dengan cepat. “Ya…ya kami akan akan menjawab dengan jujur.”
“Siapa dalang di balik ini?”
Sisi langsung bergegas menjawab untuk menyelamatkan dirinya sendiri. “Itu…Kaya…Kaya yang memintaku untuk membawa Kiyara ke sini dan mengatur agar orang-orang ini berada di sini untuk menghancurkan citra Kiyara.”
“Menghancurkan citra Kiyara?”
“Ya, mengambil beberapa foto dan video panas untuk disebarkan di internet sehingga masa depan Kiyara akan hancur,” ujar Sisi.
Mata Kiyara langsung terbelalak tidak percaya bahwa Kaya akan mengambil langkah yang tidak berperasaan.
Sementara mata Arkatama dipenuhi amarah, suasananya senyap seperti sedang menunggu hari keputusan hukuman mati. Seolah-olah semua orang sedang menunggu keputusan hakim.
Beberapa saat kemudian, Arkatama berdiri memegang Kiyara dan membawa Kiyara keluar dari ruangan tersebut.
“Hancurkan mereka semua dan buat wanita itu menghilang,” suara dingin Arkamata memberikan instruksi pada Dipta.
“Baik.” Dipta segera mulai bertindak atas perintah Arkatama.
Kiyara merasa cukup malu untuk kembali dengan Arkatama. Ia ingin melarikan diri tapi cengkeraman Arkatama terlalu kuat.
“Arka…lepaskan aku! Tanganku sakit.”
Kiyara langsung terkesiap, saat ia ditekan ke dinding oleh Arkamata. Sebelum ia bisa mengeluarkan kata protes, bibirnya langsung dibungkam dengan bibirnya. Ciuman Arkatama semakin intens saat Kiyara sama sekali tidak membalasnya.
Dipta dan anak buahnya berdiri dengan canggung di sana. Ia memberi isyarat rekannya untuk segera pergi sementara ia tidak ingin meninggalkan keduanya dan memilih untuk membalikkan badan.
Arkatama mengigit bibir Kiyara seolah-olah ia sedang menghukumnya. Pria itu hanya melepaskannya begitu Kiyara mengeluarkan air mata.
“Ini sangat sakit. Apakah kamu tidak berperasaan?” Kiyara menatap Arkatama dengan marah saat ia menggosok bibirnya.
“Sakit? Kiyara apakah kamu meninggalkan otakmu di rumah? Bagaimana bisa kamu datang ke tempat ini? Bagaimana kamu dibodohi? Bagaimana jika aku tidak datang tepat waktu?”
“Aku bisa menjaga diriku sendiri.”
Arkatama menatap Kiyara dengan mata gelap untuk waktu yang lama. Rahang dan bibirnya yang tertutup rapat berubah menjadi seringai meremehkan saat Arkatama melepaskan tangannya. Kemudian ia berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Kiyara tanpa sepatah kata pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenti
bunga 🌹 buat Arkatama🙈🙈
2024-01-26
0
Fenti
bunga 🌹 buat Arkatama🙈🙈
2024-01-26
0
Fenti
dia terlalu mudah percaya
2024-01-26
0