Sepertiga malam, sheina terjaga dari tidurnya, ia masih mendapati suaminya tidur dengan sangat pulas, “kalau sedang tidur seperti ini, kenapa mukanya sangat imut dan lucu ya?, hemm ingin rasanya aku mencubit hidungnya, seperti bayi saja”, sheina bergumam dalan hati sambil mengelus lembut kepala suaminya. Sheina beranjak dari tempat tidur secara perlahan, ia tak ingin membangunkan suaminya tetapi usahanya gagal, sekejap mata pandra terbuka, “kau mau kemana puss”, sheina sangat terkejut, “aku mau sholat tuan”, pandra mengernyitkan dahinya, “kau benar-benar suka sholat ya, bukannya sebelum kita tidur kau sudah melakukan dua kali sholat?”, tanya pandra dengan amat penasaran, sheina tersenyum dan menatap lekat suaminya, “tuan sholat itu ada lima waktu untuk yang wajib, sholat subuh, dzuhur, ashar, magrib dan isa, tetapi kali ini namanya sholat tahajud di sepertiga malam, sholat tahajud hukumnya sunnah apabila dikerjakan kita bisa mendapatkan pahala tapi apabila tidak dikerjakan tidak berdosa tuan, “lantas untuk apa kau melakukan sholat lagi saat ini?”, sheina kembali tersenyum dan menggenggam erat kedua tangan suaminya dengan tangannya, “aku hanya ingin berdoa mencurahkan isi hatiku kepada sang pencipta tuan, agar keluarga kecil kita selalu berada dalam lindungan Nya, serta semoga penyakit yang sedang menimpa tuan saat ini segera disembuhkan. Pandra hanya terdiam, dan hanya melihat sheina beranjak dari tempat tidur untuk menunaikan sholat tahajud. Mata pandra sedikitpun tidak beranjak dari istrinya yang sedang menunaikan sholat tahajud. “Mengapa hatiku sangat damai menyaksikan hal ini, apa benar aku sangat penting di hidupnya, kata-kata keluarga kecil itu sangatlah manis untuk di dengar”. Mata pandra hanya tertuju kepada istrinya itu sampai dengan selesai sholat.
Selesai sholat sheina menghampiri suaminya itu yang masih duduk di atas tempat tidur, “apakah kau sudah selesai?”, tanya pandra, sheina hanya mengangguk, “benarkah, kau meminta apa pada Tuhan puss”, sheina tersenyum melihat tingkah suaminya yang sangat penasaran itu, “seperti yang aku bilang tadi tuan, tuan apa sudah hafal bacaannya, kalau sudah hafal tuan bisa lakukan sholat sendiri, bagaimana?”, pandra hanya menatap mata istrinya dengan wajah yang penuh dengan keraguan, “ahh nanti saja puss, sepertinya aku tidak pantas meminta apapun kepada Nya”, sheina meyakinkan suaminya bahwa setiap manusia bebas meminta apapun kepada sang pencipta, walau kita sudah melakukan dosa yang amat sangatlah besar, karena kepada siapa lagi kita meminta selain kepada Nya. Kali ini mereka berdua ngobrol sampai subuh banyak hal yang ditanyakan oleh pandra mengenai sholat, ia seumur hidup belum pernah melakukannya sheina menjelaskan dengan sangat detail mengenai sholat, mulai dari kewajiban, manfaat dan akibat apa yang kita dapat apabila tidak menjalankannya.
Karena keasyikan mengobrol waktu subuh pun tiba, sheina beranjak melakukan ibadah sholat subuh dan pandra hanya kembali menyaksikan istrinya sholat, “Terima kasih Tuhan kau telah mengirimkan istri yang seperti bidadari ini, bantu aku untuk menjaganya, aku akan berusaha mengenal agamaku ini, aku mohon Tuhan lancarkanlah niatku ini”, kali pertama pandra meminta atas syukur yang ia terima saat ini walau hanya dalam hati.
***
Waktu menunjukan pukul 07:30 suami istri itu keluar dari kamar bergandeng tangan, tetap seperti biasa sebelum keluar sang suami meminta istrinya untuk memandikannya, memang kebiasaan yang sangat aneh, manja tetapi penuh dengan paksaan, sang istri kali ini hanya menuruti saja pinta suaminya dan tetap penasaran akan penyakit yang diderita suaminya. Sang istri berusaha melayani kemauan suaminya karena ia tak tega apabila penyakit suaminya kambuh dan merasa bersalah apabila mengabaikan perintah suaminya.
Sesampainya di meja makan pak lim selaku kepala asisten rumah tangga menyapa mereka dan mempersilahkan pasangan suami istri itu untuk duduk,”ayah dan ibu kemana ya pak lim?”, tanya sheina heran mengapa kedua orang tuanya tidak ada dan tidak ikut sarapan, “maaf nona, nyonya dan tuan besar sudah menuju bandara pagi-pagi sekali nona”, hanya kata-kata itu yang terlontar dari mulut pak lim.
Pandra tidak menggubris percakapan sheina dan pak lim. Saat sheina ingin membalikan piring di hadapannya tiba-tiba, “buka mulutmu”, pandra menyuapi istrinya itu dengan sandwich, sheina hanya menerima saja permintaan suaminya, “sepertinya aku tidak perlu piring saat ini, ahh tak apa lah nikmati saja she suapan suamimu, sepertinya ini akan menjadi kebiasaan yang sangat aneh setelah memandikannya”, sheina bergumam dalam hatinya sambil membuka mulutnya dengan lebar memasuki semua makanan yang di suami oleh suaminya. Mereka sarapan pagi dengan sangat nikmat kali ini. Tanpa ada yang mengganggu.
Sesaat setelah mereka sarapan sekretaris jev menghampiri mereka. “Selamat pagi tuan dan nona”, sapa jev. “Aku minta kau tinggal di rumah saja ya puss, kalau ada apa-apa kau tinggal minta sama pak lim, aku mau ke hotel, dan aku minta siapkan dirimu untuk malam ini ya”, pandra mulai lagi menjahili istrinya, sheina hanya terdiam dan sangat malu karena ada tuan jev dan pak lim di sana.
Pandra beranjak dari meja makan menuju halaman depan dan pamit kepada istrinya untuk bekerja, tak lupa serangan ciuman hangat tepat di bibir sang istri sebelum beranjak memasuki mobil, namun sontak suasana menjadi sangat canggung di saat sheina menyalami dan mencium tangan suaminya, “semangat kerjanya ya tuan”, hanya itu kata-kata yang terlontar dari bibir sheina, tubuh pandra mendadak kaku dan membisu tetapi jev mengetahui bahwa tuan nya mengalami hal yang aneh, yang belum pernah dirasakan, “silahkan tuan”, jev membuka pintu mobil. Mobil melaju, sheina yang ada di belakang mobil melambaikan tangan sampai mobil hilang dari pandangannya. “Apa hari anda menyenangkan tuan?, apa anda tidak mau menikmati masa setelah menikah dengan nona muda saja tuan”, jev bertanya kepada pandra sambil menyetir mobil, “jev hari ini juga aku ingin bisa sholat, karena aku tak mau nanti malam melewatkan sholat bersamanya”, jev hanya tersenyum, “baik tuan”, jev kembali fokus mengemudi mobil nya dan sesekali melihat tuannya yang ada di belakang, “sepertinya nona membawa pengaruh besar terhadap tuan pandra, aku yakin dokter jon sangat senang akan hal ini, tapi bagaimana untuk menjelaskan kepada nona sheina tentang masalah ini”, jev kembali memutar otaknya, ia mencari ide dan solusi yang tepat akan hal ini, ia tak ingin kembali di masa empat tahun lalu, masa itu sangat berat bagi jev karena sang majikan tak bisa dan tak mampu mengendalikan dirinya,”aku tak sanggup menyaksikan tuan ku menyakiti tubuhnya dengan benda-benda tajam itu dan aku tak sanggup melewati masa itu lagi, aku sangat berharap hanya kepadamu nona sheina”, jev bergumam kembali di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ruby Talabiu
cerita nya thor mirim dengan cerita dania dan saga
2020-11-06
3
Ida Syifa
jev mirip sekertaris Han,hehehe
2020-05-27
3
Dasila Desi
jev.seketaris jg sopir yg keren
2020-02-24
1