Hukuman pertamaku

Azan subuh pun berkumandang, sheina terjaga dari tidurnya, seperti biasa ia mulai melakukan aktivitas seperti biasanya, dari mulai solat subuh yang kali ini tak henti-hentinya berdoa meminta pintu keselamatan akan ia dan keluarganya, meminta semua kelancaran akan ujian yang sedang menimpanya, serta tak lupa ia meminta semoga tuan pandra di buka kan pintu hidayahnya.

“Tok tok tok, she, kamu udah bangun sayang”, tanya bibi dea, “iya bi”, jawabku. “She ikut bibi ke pasar yuk, semua bahan makanan sudah habis di kulkas, bibi juga mau ke tukang jahit, ada beberapa baju bibi yang mau diperbaiki”, tak lama kemudian sheina dan bibi menuju pasar diantar oleh pamannya,” paman sama bibi mau sarapan apa?”, kita sarapan lontong sayur aja ya”, pintaku, “ide bagus she, paman sudah lama tidak sarapan lontong sayur plus tunjang”, senyum paman sangat sumringah kegirangan akan ide sarapan pagi ini, “sayang, kau benar-benar tidak takut akan kolesterol mu apa?”, tanya bibi dengan sedikit menjewer kuping paman. Kami pun sontak tertawa terbahak-bahak, aku sangat senang sekali momen seperti ini, terkadang aku sangat iri dengan keharmonisan bibi dan paman, walaupun sudah tua, tapi mereka masih sangat romantis, sampai-sampai aku pun bertanya dalam hatiku “apakah, nanti aku dan tuan pandra akan seperti paman dan bibi ya?, tapi entahlah, aku saja sampai saat ini tidak tau tentang tuan pandra, apa yang ia suka atau tidak, hobi nya, kesukaannya, bahkan keluarganya pun aku belum tau”, kami bertiga pun lalu sarapan dengan sangat lahapnya, lalu selesai sarapan lontong sayur aku dan bibi mulai belanja semua kebutuhan dapur di pasar, kami mengelilingi pasar tradisional ini sambil bersenda gurau, sampai-sampai lupa waktu, maklum kalo ibu-ibu sudah belanja sistem tawar menawar yang terjadi sangat hebat dan gila-gilaan, bahkan ada yang sampai baku hantam, tapi ini momen yang paling bahagia bagi hidupku saat ini.

Tidak terasa matahari sudah menampakkan sinarnya, sontak aku pun kaget, “bi jam berapa sekarang, ponsel sheina ketinggalan, sheina juga tidak bawa jam”, tanyaku pada bibi, “07;45”, jawab bibi “haaafss, apa benar jam segitu bi?, sheina ada janji sama tuan pandra hari ini jam 08:00 pagi bi, gimana dong?”, aku mulai panik sampai-sampai kantong plastik belanjaan pun ikut terjatuh dan berantakan, badanku pun mulai panas dingin “gimana dong bi, pasti tuan pandra marah besar, mana lima belas menit lagi nih, sheina belum ngapa-ngapain bi”, bibi pun bergegas membereskan kantong belanjaan yang berserakan. “She, masih ada waktu kok, kamu sudah mandi kan?”, tanya bibi, “belum bi, ya ampun, matilah sudah”.

Aku dan bibi langsung tancap gas berlari sebisa mungkin menghampiri paman, aku berharap semoga tidak macet dan sampai rumah dengan cepat, biasanya kalo tidak macet jarak rumah ke pasar hanya 10 menit, “ada apa ini?” Tanya paman, “sayang tak usah banyak bertanya, kita langsung bergegas pulang, sheina pagi ini aja janji dengan tuan pandra”.

Tanpa banyak bertanya, paman langsung menuju kursi kemudi, aku dan bibi juga ikut bergegas masuk ke dalam mobil beserta barang-barang belanjaan yang sudah berantakan kemana-mana, “paman bawa mobil nya yang ngebut ya, sheina udah telat parah ini”, pintaku. Tanpa merespon kata-kataku paman langsung tancap gas mengemudi mobil nya, dan aku bersyukur jalanan belum ramai dan macet, paman membawa mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi tidak sampai lima menit kami sudah sampai di rumah.

Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar, aku mulai mandi walaupun mandi ala ala bebek, dan aku mulai bergegas dengan dandanan seadanya, hanya memakai bedak tipis dan lipstik serta rambut panjangku aku biarkan terurai, setelah selesai aku langsung menuju ke garasi rumah menuju motor skuter matic ku, “she, biar paman antar, biar paman yang nanti minta maaf sama tuan pandra karena pagi ini kita ke pasar”, pinta paman kepadaku, “tidak usah paman, sheina naik skuter matic saja, kalo sama paman nanti sheina takut macet di jalan”. Aku langsung tancap gas menuju hotel pesona, aku mengendarai skuter matic ku dengan kecepatan tinggi, aku sudah pasrah walaupun telat aku tetap akan menemuinya, terngiang di otakku saat kemarin obrolan aku dan tuan pandra di telpon, “oh Tuhan, benarkah iya mau menghabisiku”, teriakku tanpa peduli pengendara yang lain.

***

Sesampainya di Hotel pesona, tanpa pikir panjang, aku langsung menuju pintu utama, aku sudah tidak memperdulikan skuter matic ku yang ada di depan pintu utama hotel pesona, aku langsung menaiki lift menuju ruangan tuan pandra “tok tok tok”, aku mengetuk pintu ruangan tuan pandra dengan sangat kencang, bahkan aku tidak sadar kalau di sebelahku ada sekertaris jev, aku pun masuk ke ruangannya dengan nafas yang ngos ngosan, aku sudah tidak memperdulikan lagi penampilanku yang penuh keringat dan lepek ini.

Di hadapanku, ia dia sedang duduk di hadapanku sekarang, duduk di kursi direktur nya dengan muka masam, dingin seperti gunung es serta mata yang sangat padam,”maafkan aku tuan, aku terlambat”, aku mencoba memberanikan diri untuk berbicara duluan sebelum terjadi hal yang aku tak tau apa itu.

“Hemm”, hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut nya, aku hanya terdiam sambil mengatur nafas ku, “kau dari mana saja?, mengapa benda jelek itu ada di kepalamu?, apa kamu habis dari bulan? Apakah pekerjaanmu menjadi astronot?”, aku pun baru sadar, aku masih memakai helm, “ya ampun sheina, selain bersalah aku yakin akan dipermalukan”, gumamku dalam hati. Aku langsung membuka helmku dan merapikan rambutku yang semrawut kemana-mana.

“Kenapa dia lucu sekali seperti itu, kegilaan apa yang kucing kampung ini ingin tampilkan di hadapanku, haaahhaa, kenapa aku sangat menyukainya, rambut panjang itu, tubuh itu dan tingkah yang konyol itu, dia sangat sempurna di hadapanku”, gumam pandra dalam hati.

“Kenapa kau membuka topi astronot itu?, siapa yang menyuruh kau membukanya?, aku ingin kau memakainya kembali di kepalamu”, pinta pandra. Tanpa pikir panjang sheina langsung memakainya kembali seperti semula.

“Kau tau kesalahanmu?, kesalahan yang sangat fatal, berani-beraninya kau terlambat, kau telah membuat aku kelaparan karena menunggumu untuk sarapan”, teriak pandra. “Apa?, jadi aku sudah setengah mati sampai ke sini hanya diminta untuk sarapan bersamanya, ya ampun yang benar saja”, gumam sheina dalam hati.

Sheina berusaha meminta maaf sebisa mungkin, “tuan pandra maafkanlah aku, hari ini aku mengantar bibi pergi kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapur, karena aku sudah tidak kuliah bibi memintaku menemaninya”, pandra langsung memegang dagu sheina “apa? Beraninya kau menyepelekan permintaanku, bukannya di telpon aku sudah sampaikan untuk datang tepat waktu”, teriak pandra.

“Karena ini kesalahan yang sangat fatal aku akan menghukummu, seharian ini”, kau paham?”, pinta pandra. Aku hanya mengangguk tanda mengerti, mataku berkaca-kaca dan aku menahan air mataku.

***

“Duduk”

Pandra mempersilahkan aku duduk di sofa dengan hidangan makanan yang ada di meja.

“Aku ingin kau menemani aku sarapan, sebagai hukumannya kamu harus mengucapkan kata-kata, calon suamiku maafkan aku, aku tidak akan terlambat lagi. Aku ingin mendengarnya dengan lantang sampai seratus kali”, pinta pandra.

“Kegilaan apa ini, mengapa ia memintaku melakukan itu”, dalam hati sheina berkata, dan tentu saja ia menuruti semua keinginan pandra.

Sheina pun memulai hukumannya, sambil memakai helm,

“calon suamiku maafkan aku, aku tidak akan terlambat lagi”

Sambil mendengarkan sheina mengucapkan kata-kata hukuman itu, pandra menyuapi sheina dengan sandwich, “makanlah”, pinta pandra,”baiklah”, sheina pun tersenyum, “lanjutkan lagi hukumanmu”, pinta pandra,

Mereka melakukan itu sampai makanan di meja itu habis, sheina menyebutkan kata-kata hukuman itu diselingi suapan dari tuan pandra sampai makanan itu habis.

“Tuan aku sudah tidak kuat lagi, aku sudah tidak kuat berdiri”, pinta sheina, “siapa yang memintamu untuk berdiri, bukannya kemarin kamu makan lebih banyak dari ini, kenapa hari ini sangat sedikit, tanya pandra.

“Tadi paman dan bibi mengajakku makan lontong sayur di pasar, perutku sudah mau meledak tuan”, ucap sheina, “racun jenis apa yang sudah kau makan?”, tanya pandra.

“Istirahat di sini saja, setelah kau sudah bisa berdiri kita ke tempat baju pengantin, aku ingin memesan baju pengantin untuk kita serta cincin kawin”, ucap pandra, sheina hanya mengangguk, selang beberapa menit ia tertidur karena kekenyangan.

“Manusia jenis apa sih dia, seperti kuda nil, haahaa”, pandra tertawa sambil memainkan jarinya di muka sheina dan memainkan helm yang masih berada di kepala sheina, dan dia tidak lupa meminta jev untuk mengabadikan foto sheina di ponsel nya, dengan posisi sedang tidur menggunakan helm.  

Jev hanya menuruti perintah tuannya, “Kalau lah nona sheina dihukum seperti ini, apakah harus aku yang menyaksikan kegilaan tuan muda ku ini, aku sudah tak kuat melihatnya, bisakah aku tidak dihukum dengan pemandangan begini”, jev hanya mengeluh dalam hatinya sambil mengelus dada.

Terpopuler

Comments

💞🎗Yannie🎗💞

💞🎗Yannie🎗💞

😂😂😂😂

2021-03-19

1

Rahma

Rahma

noveeelllll😅😅😅😅

2021-03-04

1

Deg E Vaa Comel

Deg E Vaa Comel

tulisannya panjang banget gak ada jeda nya tor udah kayak baca koran😂

2021-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 seorang sarjana
2 seperti patung
3 Tuan Muda Pandra putra Dahasian
4 hotel pesona
5 Besok pagi pukul 08:00
6 Restu
7 Hukuman pertamaku
8 Sempurna
9 Hadiah pertama dari tuan muda
10 Makan malam bersama ayah dan ibu mertua
11 Pernikahan
12 Penyakit tuan muda
13 Menginap di rumah sakit
14 Serangan sang tuan muda
15 Berjanjilah untuk tidak pernah meninggalkanku
16 Pulang
17 kapan kau mau mengajariku sholat puss
18 Sepertiga malam
19 Sheina dan pohon buah apel
20 Sayang, aku akan mencintaimu dengan sepenuh jiwaku
21 Mohon mengertilah
22 Mohon mengertilah part 2
23 Mohon mengertilah part 3
24 Perubahan positif dari tuan muda
25 zumba
26 liburan di rumah paman dan bibi part 1
27 liburan di rumah paman dan bibi part 2
28 liburan di rumah paman dan bibi part 3
29 paman dan tuan muda
30 Menemani bibi kepasar
31 Sang Mahameru
32 Rawon dan Tauge
33 wall climbing
34 Aku minta kau tutup mulutmu
35 Perbincangan tengah malam mengenai tuan muda
36 Ayah Mertua
37 Mia
38 Sheina dan kesedihannya
39 Cukup! jauhi isteriku
40 Cinta part 1
41 Cinta part 2
42 cinta part 3
43 Jev dan pikirannya
44 Curahan hati dan batagor kang yayat
45 Berdoa bersama
46 Syukuran dan selamatan di rumah tuan muda
47 Permintaan Seorang Ayah
48 Buah hati part 1
49 Buah hati part 2
50 Bertemu dengan sahabat sejati
51 Hanami Mizuki part 1
52 Hanami mizuki part 2
53 Jumatan
54 Hanami mizuki part 3
55 Hanami Mizuki part 4
56 Hanami Mizuki part 5
57 Aku Percaya Matahariku
58 Misi Rahasia
59 Misi Pertama
60 Pak Min dan Secangkir Kopi Hangat
61 Balada komedi putar
62 Perang Lumpur
63 Ibu
64 Maria part 1
65 Maria part 2
66 Ziarah kubur part 1
67 Ziarah kubur part 2
68 Hangatnya semangkuk bakso
69 Surat yasin untuk ibu Maria
70 Dikala hujan malam ini
71 Konser Boy Band XXX part 1
72 Konser Boy Band XXX part 2
73 Buket Mawar Merah
74 Kekecewaan jev
75 Sang Penghianat
76 Benua Antartika
77 Planet Mars
78 Pelajaran untuk Rocky part 1
79 Pelajaran untuk Rocky part 2
80 Ancaman dari Jev
81 Bekal Makan Siang Untuk Tuan Muda
82 Bertemu Ayah Mertua
83 kucing kampung
84 Kau Menguntitku?
85 Rasa Bersalah Tuan Muda part 1
86 Rasa Bersalah Tuan Muda part 2
87 kehangatan Keluarga di Meja Makan
88 Bintang dan Goyangan
89 Tidur Bersama part 1
90 Tidur Bersama part 2
91 Persiapan Piknik
92 Piknik part 1
93 Piknik part 2
94 Piknik part 3
95 Piknik part 4
96 Balada Sakit Perut
97 Bidadari Surga Ku
98 Kecemburuan dan Bubur Kacang Hijau
99 Di Antara
100 Tolong sampaikan kepada Tuhanmu
101 Gejolak hati Jev
102 Rencana Bulan Madu
103 Keinginan Pak Lim
104 Balkon Saksi Bisu
105 Tahu bulat dan kecemburuan
106 ilmu Ikhlas
107 Rencana taaruft
108 Taaruft part 1
109 Taaruft part 2
110 Taaruft part 3
111 Mata dan Hati Hanami yang berbeda
112 Pelukan sang Ibu Mertua
113 Aku Bilang Makan!
114 Keluar!
115 Bertemu, Berteman dan Mencintaimu
116 Bukan Hanya Sekedar Racun
117 Surat Perjanjian
118 kita kencan ya?
119 kencan part 1
120 kencan part 2
121 Bulan Madu
122 Bulan Madu yang Gagal
123 Sayang kita pulang ya?
124 Ice cream rasa vanila
125 Tekadku sudah Bulat
126 Dua Dara di Sepertiga Malam
127 Wabah, ikhlas dan Pasrah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
seorang sarjana
2
seperti patung
3
Tuan Muda Pandra putra Dahasian
4
hotel pesona
5
Besok pagi pukul 08:00
6
Restu
7
Hukuman pertamaku
8
Sempurna
9
Hadiah pertama dari tuan muda
10
Makan malam bersama ayah dan ibu mertua
11
Pernikahan
12
Penyakit tuan muda
13
Menginap di rumah sakit
14
Serangan sang tuan muda
15
Berjanjilah untuk tidak pernah meninggalkanku
16
Pulang
17
kapan kau mau mengajariku sholat puss
18
Sepertiga malam
19
Sheina dan pohon buah apel
20
Sayang, aku akan mencintaimu dengan sepenuh jiwaku
21
Mohon mengertilah
22
Mohon mengertilah part 2
23
Mohon mengertilah part 3
24
Perubahan positif dari tuan muda
25
zumba
26
liburan di rumah paman dan bibi part 1
27
liburan di rumah paman dan bibi part 2
28
liburan di rumah paman dan bibi part 3
29
paman dan tuan muda
30
Menemani bibi kepasar
31
Sang Mahameru
32
Rawon dan Tauge
33
wall climbing
34
Aku minta kau tutup mulutmu
35
Perbincangan tengah malam mengenai tuan muda
36
Ayah Mertua
37
Mia
38
Sheina dan kesedihannya
39
Cukup! jauhi isteriku
40
Cinta part 1
41
Cinta part 2
42
cinta part 3
43
Jev dan pikirannya
44
Curahan hati dan batagor kang yayat
45
Berdoa bersama
46
Syukuran dan selamatan di rumah tuan muda
47
Permintaan Seorang Ayah
48
Buah hati part 1
49
Buah hati part 2
50
Bertemu dengan sahabat sejati
51
Hanami Mizuki part 1
52
Hanami mizuki part 2
53
Jumatan
54
Hanami mizuki part 3
55
Hanami Mizuki part 4
56
Hanami Mizuki part 5
57
Aku Percaya Matahariku
58
Misi Rahasia
59
Misi Pertama
60
Pak Min dan Secangkir Kopi Hangat
61
Balada komedi putar
62
Perang Lumpur
63
Ibu
64
Maria part 1
65
Maria part 2
66
Ziarah kubur part 1
67
Ziarah kubur part 2
68
Hangatnya semangkuk bakso
69
Surat yasin untuk ibu Maria
70
Dikala hujan malam ini
71
Konser Boy Band XXX part 1
72
Konser Boy Band XXX part 2
73
Buket Mawar Merah
74
Kekecewaan jev
75
Sang Penghianat
76
Benua Antartika
77
Planet Mars
78
Pelajaran untuk Rocky part 1
79
Pelajaran untuk Rocky part 2
80
Ancaman dari Jev
81
Bekal Makan Siang Untuk Tuan Muda
82
Bertemu Ayah Mertua
83
kucing kampung
84
Kau Menguntitku?
85
Rasa Bersalah Tuan Muda part 1
86
Rasa Bersalah Tuan Muda part 2
87
kehangatan Keluarga di Meja Makan
88
Bintang dan Goyangan
89
Tidur Bersama part 1
90
Tidur Bersama part 2
91
Persiapan Piknik
92
Piknik part 1
93
Piknik part 2
94
Piknik part 3
95
Piknik part 4
96
Balada Sakit Perut
97
Bidadari Surga Ku
98
Kecemburuan dan Bubur Kacang Hijau
99
Di Antara
100
Tolong sampaikan kepada Tuhanmu
101
Gejolak hati Jev
102
Rencana Bulan Madu
103
Keinginan Pak Lim
104
Balkon Saksi Bisu
105
Tahu bulat dan kecemburuan
106
ilmu Ikhlas
107
Rencana taaruft
108
Taaruft part 1
109
Taaruft part 2
110
Taaruft part 3
111
Mata dan Hati Hanami yang berbeda
112
Pelukan sang Ibu Mertua
113
Aku Bilang Makan!
114
Keluar!
115
Bertemu, Berteman dan Mencintaimu
116
Bukan Hanya Sekedar Racun
117
Surat Perjanjian
118
kita kencan ya?
119
kencan part 1
120
kencan part 2
121
Bulan Madu
122
Bulan Madu yang Gagal
123
Sayang kita pulang ya?
124
Ice cream rasa vanila
125
Tekadku sudah Bulat
126
Dua Dara di Sepertiga Malam
127
Wabah, ikhlas dan Pasrah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!