Di saat sang suami masih terlelap, saat subuh tiba ia sudah terjaga, dilihatnya sang suami yang tertidur lelap itu dengan sangat damai, “kalau sedang tertidur seperti ini, ia sangatlah imut, mukanya tidak seperti ia saat terjaga”.
Seperti biasa sheina melakukan rutinitasnya untuk melakukan sholat subuh dan mandi. Ia langsung bergegas menuju dapur untuk memasak sarapan untuk suaminya, ini kali pertama ia memasak sarapan untuk pandra, tetapi saat ia sudah menuju meja makan, alangkah terkejutnya ia sudah mendapati semua makanan terhidang di meja makan.
“Sejak kapan makanan ini sudah berada di sini?, aaaghhh perutku sudah lapar sekali, aku mau makan, tapi pisang saja dan segelas susu cukup itu saja dulu, aku takut nanti tiba-tiba yang mulia ku marah kalau aku mendahuluinya untuk sarapan”.
Selesai sarapan sheina menuju ruang keluarga sambil menonton televisi, sontak ia terkejut ada teriakan dari kamar, “hei kucing kampung, dimana kau?”, sheina beranjak dari tempat duduknya dan langsung menuju sumber suara.
“Dari mana saja kau?, bisa-bisanya kau meninggalkanku sendirian di kamar begini”, pandra marah sambil melemparkan bantal ke arah sheina
“maaf tuan, saya tadi menunggu anda sambil menonton tv, “aku tak suka kau tinggalkan begini, apabila aku belum beranjak dari kamar kau tak boleh kemana-mana, kau paham?, dan aku tak mau ada alasan”, pandra berbicara dan membentak sheina, sheina hanya mengangguk.
“Ahhhh mengapa ia sangat cantik sekali pagi ini, aku sudah tak kuat lagi menahannya, bagimana ini?, aku sangat ingin memeluknya”, pandra hanya bisa mengeluh dalam hati sambil mencari ide, supaya istrinya mau melayaninya.
Sesaat ide gilanya pun muncul, “ aku ingin mandi, kau bisa membantuku mandikan?”, pinta pandra kepada suaminya.
“apa, mandi?, haruskah aku yang melakukannya?, bagaimana ini?, sheina yang hanya bisa mengeluh dalam hati dan mencari beribu alasan “ tuan ,akan aku panggilkan suster dan sekretaris jev ya?”.
Pandra langsung memandang sheina dengan sangat sinis, “apa-apaan kau ini, kau aku nikahi untuk selalu memenuhi keinginanku, sudah cukup aku luluh akan tangismu tadi malam, kau tau aku sedang sakit, sekarang aku tak mau tahu, bagaimana caranya kau harus memandikanku”, tegas pandra.
Dengan penuh kebingungan sheina mulai mendekati pandra dan mulai menggosok pinggul sang tuan muda Pandra Putra Dahasian itu dengan perlahan, ini kali pertama dalam hidupnya melakukan hal yang di luar pikirannya.
"Tuan, aku sudah membaca semua surat kontrak pada waktu itu, tapi tidak ada perjanjian seperti ini".
"Hey, apa kau sudah lupa perjanjian nomor satu, semua perintah pandra putra Dahasian adalah prioritas dan tidak boleh di bantah".
"Tapi". Mencari alasan.
"Apa kurang jelas, gosok yang keras, seperti tidak di beri makan saja", mengumpat sambil menunjukan bagian yang harus di gosok.
"Baiklah", dengan sekuat tenaga menggosok punggung sang tuan muda.
"Kenapa tenaga mu seperti tenaga kuli saja, kau pikir tubuhku sapi apa". Kembali menunjukan area punggung yang harus di gosok.
"Hemmm, iya".
"Kau menghela nafas tanda tak suka ya?".
"Tidak tuan, aku hanya, hanya menghirup udara saja".
Dan seketika pandra denga ide hasilnya pandra mengingatkan air ke arah sheina."ceburrrrrrrrr".
"Tuan aku basah, bisakah kau tidak melakukan ini padaku, aku sudah mandi", menjauh beberapa langkah dari pandra.
"Hey, yang namanya di kamar mandi ya, harus mandi, kau kan harus memandikanku pastinya harus basah, itu saja kau tak tahu, bagai mana kau bisa mengurusiku dan anak-anak kita nanti".
"Tapi, bukannya kita hanya menikah kontrak".
"Ucapan seperti apa itu, aku tak suka mendengar nya dari mulut mu", memasang muka yang penuh amarah.
"Baik tuan, aku hanya", kembali terbata dan.
"Nyanyikan aku sebuah lagu, saat mandu bagusnya mendengarkan sebuah lagu".
"Aku tidak bisa bernyanyi tuan".
"Kau mulai membantah ku lagi ya?". Dengan nada ketus.
"Kau ingin aku menyanyikan lagu apa?".
Pandra yang mendengar ucapan sheina, hanya tertawa sejadinya, ia tak kuat lagi akan keluguan istri barunya ini, saat ini pandra sudah mulai merasakan indahnya cinta dari keluguan sang istri.
"Kau bisa-bisanya bertanya seperti itu, aku tidak mau tahu dalam hitungan ke tiga kau sudah harus bernyanyi".
"Satu"
"Dua"
"Tiiiiig….".
"Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau DOOOOOR!
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat".
Kali ini pandra kembali tertawa terpingkal-pingkal akan nyanyian sang istri, "lagu apa itu, jelek sekali, hey kucing kampung, apa ini lagu ciptaanmu, jelek sekali".
"Bukankah tadi saya sudah katakan, saya tidak bisa tuan".
"Yang benar saja kau ini, kan sudah aku katakan untuk bernyanyi, tetapi bukan lagu sejelek ini, sebenarnya kau bisa bernyanyi tidak sih?", menatap mata sheina dengan penuh amarah dan tingkah jahil nya.
Tetapi sheina yang mendengar perkataan. Sang tuan muda Pandra Putra Dahasian itu tidak menggubris sedikutpun sampai membuat ia geram.
"Kau tidak mendengar lerkataanku ya?".
"Maaf tuan, aku sedang sibuk, menggosok punggung mu", dengan nada sedikit ketus.
"Berani sekali kau ya, menjawab seperti itu".
Dan tiba-tiba sang tuan muda yang arogansi itu menarik tangan sheina tepat di dadanya, Sheina yang merasakan detak jantung pandra yang begitu kencang merasa gemetar di buat nya.
"Kau, kau cantik sekali", menatap sheina dengan wajah yang sangat berbeda.
"Tuan, kau mau apa?, aku belum selesai menggosok punggung mu".
Pandra tidak menggubris perkataan sang istri yang sudah mulai takut akan tatapan itu, dan dengan secepat kilat semuanya sudah terjadi.
Keinginan sang tuan muda, serangan sang tuan muda yang sudah tidak sabar untuk bercinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Suyati Najwa
sangat.. sangat..... Hem lanjutkan thor yg di ranjang..
2020-10-04
1
Fika
sangat thor, lnjut kn critanya
2019-11-23
1
Fika
up donk thor
2019-11-23
2