Setelah sheina menandatangani surat perjanjian itu, sheina merasa sedikit tenang karena sudah membantu permasalahan yang sangat rumit di keluarganya, setidaknya ia sudah bisa membalas budi baik paman dan bibi selama ini, tetapi kenapa di pikirannya selalu muncul wajah pria itu, pria yang menyuapinya dengan makana-makanan yang lezat dan banyak itu, dengan tatapan ingin menyerangnya.
"apakah iya keturunan nenek sihir di dongeng Hansel and Gretel?, yang menyuapi anak-anak kecil dengan banyak makanan, setelah anak-anak kecil itu gemuk, maka anak kecil itu yang menjadi santapnnya".
Hanya itu yang ada di pikiran sheina saat inj. "huffsssffsss sheinaaaa, ada apa dengan isi kepalamu?, kenapa pria itu terus yang kau pikirkan?". sheina menggerutu sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
siang itu, sheina sampai di rumah setelah menemui tuan pandra di hotel nya," aku pulang", teriaknya,
" kau sudah pulang sayang, mari ke dapur bantu bibi siapin makan siang di meja makan ya sayang", pinta bibi dea.
sheina menuju dapur, "wihhhh wangi banget, bibi pasti masak ikan gurame bakar kesukaanku, nyammmm nyammm", hidungnya langsung mengembang mencari sinyal wangi masakan bibi yang dari tadi berkutat di hidungku",
sheina membantu bibi dea menyiapkan makan siang bertiga hari ini, tiba-tiba "sheinaaaa, di mana kamu? mana anak itu, sayang di mana sheina?", teriak paman, paman menghampiri bibi dan sheina di meja makan dengan muka yang sangat merah padam,.
"iya paman", jawabnya
saat itu paman menatap sheina dengan penuh emosi, seumur hidupku baru kali ini sheina melihat ekspresi mukan paman yang seperti ini,
"apa yang kau lakukan nak?, apa kau ingin membunuh paman dan bibimu ini?, mengapa kau menandatangani perjanjian itu tanpa seizin paman?",
teriak paman dengan sangat keras, sheina hanya menunduk tidak berani menatap kemanapun, dan mendadak air matanya keluar berlomba-lomba membasahi pipinya, badannya pun ikut bergetar dan napas sesak tak karuan.
"Ada apa ini sayang, kenapa kau memarahi sheina seperti itu?", tanya bibi dea dengan muka yang sangat bingung, "sayangku, sheina telah menandatangani kesepakatan dengan tuan pandra, tadi sekertarisnya mendatangi toko laundry kita dan menyerahkan fotocopy perjanjian kesepakatan dengan tuan pandra", bibi dea mengela napas "lalu apa isi dari perjanjian itu sayang?", paman menyerahkan fotocopyan surat perjanjian itu pada bibi dea.
Air mata bibi dea mengalir, "apa ini nak?, apa yang sudah kau lakukan?, mengapa kau lakukan itu she?, bibi dan paman menatapku tanpa berkedip sedikitpin, aku yang masih menundukan kepalaku seakan-akan sangat berat untuk mengangkatnya kembali. "jawab", teriak paman.
"sheina hanya ingin membantu paman dan bibi, karena selama ini paman dan bibilah yang selalu membantu, merawat dan membesarkan sheina, toh juga apabila paman tidak mampu melunasi hutang-hutang itu dengan tuan pandra, maka sheina jugakan yang akan menjadi bayarannya". Aku berkata sambil menghapus air mataku yang membanjiri pipiku, sampai-sampai aku terisak tanpa henti.
"nak, kau adalah segalanya bagi hidup kami, paman dan bibi tidak memikirkan apapun selain kamu nak, kalaulah memang tuan pandra ingin menikahimu paman berharap ia mencintaimu nak, tapi kalau sudah seperti ini paman takut, sangat takut apabila nanti tuan pandra membuatmu menderita". ucap paman rio, dengan perasaan yang penuh bersalah.
Sheina mencoba menatap mata pamanku dan meyakinkannya, " paman tak perlu kawatir, aku akan berusaha semampuku untuk tidak berbuat yang aneh-aneh, aku yakin paman, seburuk apapun tuan pandra pasti ada sisi baik di dalam dirinya, dan ini adalah saatnya aku membalas budi baik kalian, aku mohon paman", sheina terisak sambil menundukan kembali kepalanya yang sudah berlutut di hadapannya.
paman rio lalu, memegang kedua pundaku, " sudahlah nak, jangan seperti ini, mari kita makan", pintanya, sambil menggiringi tubuhku ke kursi makan, dan di ikuti bibi dea.
"mari kita makan, aku sudah kelaparan sayang", paman berbicara pada bibi, bibipun mengangguk.
sesaat setelah itu, ia lalu ingin merubah suasana hatiku dan bibi dea" wahh kamu masak ikan gurame bakar hari ini sayang", sambil mencium kening bibi. Bibipun membalasnya dengan senyum simpul tanda membalas ciuman dari suaminya itu, " sayang apakah kau sudah lupa kemarin sheinakan baru di wisudah, aku masak spesial untuk kita bertiga", ujar bibi dea kepada paman.
kami bertiga hanya terdiam sambil hanya menyantap makan siang, makan siang yang biasanya sangat hangat, ikan gurame bakar yang di masaki bibi dengan penuh cinta seakan hambar rasanya, sebenarnya perut Sheina sudah kekenyangan karena tadi waktu ia berada di hotel pesona, tuan pandra menyuapiku dengan makanan yang sangat banyak, tapi apa yang mau di kata ia harus memakannya demi menghargai bibi dea yang sudah susah payah memasaknya untuku dan paman.
Tak lama, setelah kami makan siang, sheina membantu bibi untuk membersihkan meja makan dan mencuci piring bersama-sama, seperti biasanya kalau tidak ke kampus atau kemana-mana ia pasti membantu bibi di rumah.
" tring tring tring", telpon rumah berbunyi di saat sheina dan bibi sedang membersihkan meja, aku pun langsung melaju ingin mengangkat telpon.
" halo, kediaman rio wijaya", sapa sheina,
"kucing kampung, apakah kau sampai di rumah dengan selamat? hahaaa",
sheina mendengar suara dan tertawa itu, sepertinya aku mengenalinya tapi, "iya, mau cari siapa ya pak?", tanya sheiba,
pria di telpon itupun berteriak " heiiii sejak kapan aku jadi bapakmu?, kau sudah lupa padaku?, baru beberapa jam yang lalu kita membicarakn masalah pernikahan,kau benar-benar membuatku ingin memakanmu?", teriaknya.
jantung sheina bergetar dan tetap terdiam, "iya, tapi ini siapa ya?, sheina masih bertanya pada pria yang ada di telpon itu,
"baiklah, kalaukau masih menjengkelkan begini, besok aku tunggu kau di hotelku jam 08:00 pagi, apabila kau telat habislah kau", telpon pun terputus.
"apa ini, apakah ia tuan pandra, mengapa mengancamku begitu, akukan hanya bertanya, besok, di hotel nya, ohhh Tuhan", sheina menghela nafas sambil menutup gagang telpon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ruby Talabiu
la jut
2020-11-05
1
Yhu Nitha
finish booom 5 like ya
nx otw lagi👍👍
2020-09-04
1
Amoy Darmawan
cerita nyq udah bagus , tulisan nya aja di perbaiki
2020-07-26
9